Selama itu juga alana dengan sangat handal menyimpan perasaan pada lelaki yang saat ini ia genggam tangannya tanpa seorang pun yang tahu.

Arsen tanpa mengalihkan pandangannya dari gadis disampingnya, "gimana?" Tanyanya lagi karna tak kunjung mendapat jawaban dari allana.

"Jangan nolak gue ya" imbuhnya membuat alana terkekeh.

"Kalo gue nolak memang kenapa?"

"Ga kebayang canggungnya kaya apa"

"Yaudah"

"Yaudah apa?" Ucap arsen menaik turunkan alisnya

"Iyaa"

"Iya apa dulu" goda arsen.

Allana melengos kembali menatap kedepan, sebenarnya jantungnya dari tadi hingga saat ini masih berdebar dengan kencang.

Ia tidak bisa mendeskripsikan betapa bahagianya dirinya saat ini, lelaki yang sudah lama ia sukai, sekarang menjadi miliknya, lelaki yang kadang kala ia sebut sagara telah menjadi kekasihnya.

Arsen yang menyadari ada bulir bening dari sudut mata allana hanya diam, dia tidak tau apa yang saat ini allana rasakan.

Apakah allana sedang sedih? Apakah allana bahagia? Jika bahagia, dia sebahagia itu sampai tidak sadar telah mengeluarkan air matanya.

Tangan arsen tergerak terangkat mengusap pelan mata allana, menghapus air mata yang lolos begitu saja di pipi allana.

"Kenapa nangis?" Tanyanya.

Allana menggeleng cepat, "anginnya terlalu kenceng makanya sampai nangis" elaknya.

Walaupun dirinya sudah menjadi kekasih arsen, tetapi ia tidak akan jujur pada lelaki itu kalau dirinya selama ini sangat menyukainya.

***

Seberhentinya motor arsen di pekarangan luas rumah allana, keduanya disambut oleh daegar yang sedang duduk di gazebo yang ada disana.

Lelaki itu awalnya sedang berbincang lewat sambungan telfon, dan pada akhirnya ketika allana datang ia mematikan sambungan telfon lalu beranjak berjalan mendekat kearah allana yang barusaja turun dari motor.

"Darimana?" Tanya daegar memulai obrolan.

"Pantai" jawab allana sumringah

Daegar menyadari sesuatu, allana saat ini sedang berbahagia, entah karena apa dia tidak tau.

"Masuk dulu sen" tawar daegar basa basi.

Arsen menggeleng pelan, "udah sore bang, kapan kapan aja gue main" daegar mengangguk

"Yok, tiati."

Berselang lama arsen kembali menancapkan gasnya, perlahan melajukan motornya meninggalkan kedua kakak beradik yang masih setia disana.

Daegar beralih menatap sang adik yang sedang menatap punggung arsen yang sudah tidak kelihatan.

Senyum tipis terukir diwajah allana membuat daegar ikut tersenyum.

"Kenapa? Abis dikasih apa sama temen lo" tanyanya dengan tengil.

"Dihhh, dia bukan temen guee"

Daegar menernyit bingung, apa maksud allana bukan teman? Mereka sudah berteman sedari kecil.

"Dia pacar guee!" Imbuhnya lalu berjalan cepat memasuki rumah meninggalkan daegar yang masih terbengong ditempat.

SECRET ADMIRERWhere stories live. Discover now