Semua murid yang tadinya sedang berlalu lalang di sekitaran lingkungan sekolah, langsung berhambur—an menuju kelas mereka masing - masing.

Di kelas X IPS 2, yang tidak lain adalah kelas Allana. Seorang guru sudah memasuki kelas itu, semua siswa siswi yang berada disana hanya terdiam, bukan apa apa. Memang guru yang saat ini berada disana, sangat menyeramkan.

"Selamat pagi kalian semua. Sebagai awal perjumpaan kita, mari kita mulai dengan perkenalan," ucap Pak Agus.

"Dimulai dari saya terlebih dahulu, perkenalkan saya pak Agustiadi, saya mengajar pelajaran matematika untuk kelas 10 dan sejarah untuk kelas 12," ujarnya memperkenalkan dirinya sendiri. "Terimakasih," lanjutnya.

"Apa ada sesuatu yang ingin kalian tanyakan?" Ucapnya lagi.

"Tidak pak," jawab semua siswa serempak.

"Kalau begitu perkenalan dilanjutkan kalian. Dimulai dari bangku paling pojok kanan belakang," ucap Pak Agus. Membuat Arsen yang duduk dibangku tersebut, langsung terbelalak kaget.

"Saya pak?" Tanya Arsen memastikan.

"Apa ada siswa lagi di sebelah kanan kamu?" Tanya Pak Agus dengan nada santainya.

Arsen menggeleng, "tidak ada pak," jawabnya.

"Itu berarti kamu yang memulai perkenalan."

Arsen beranjak dari duduknya, berjalan menuju kedepan. Setelah sudah berdiri di depan sana, ia menatap ke penjuru kelas, menatap teman nya satu persatu sampai tatapannya terhenti di satu titik.

"Kenalin nama gue Arsen, terimakasih!" Ucapnya terus menatap Allana, dengan alis yang sengaja ia angkat berulang kali.

Allana yang melihat tingkah tengil Arsen hanya memasang wajah kesalnya, dari dulu lelaki itu selalu bertingkah seperti itu.

"Yang lengkap Arsen." Perintah Pak Agus dengan nada tegas.

Arsen memutar bola matanya malas. "Kenalkan, nama saya Garsendra Aksa Sagara. Panggil saja Arsen, jangan Sagara." Ucapnya mengundang tatapan aneh Pak Agus.

"Kenapa tidak boleh?" Tanya pria yang berumur 45 tahun itu penasaran.

"Karna yang boleh manggil saya Sagara cuma pacar saya pak."

Degg...

Ucapan yang lolos dari mulut Arsen mampu membuat jantung Allana berpacu dengan kencangnya, ingatannya dulu terputar kembali. Dimana Arsen menyuruhnya untuk memanggil dengan sebutan Sagara saja.

Dalam otak Allana saat ini sedang bergemuruh, apa dia pacar lelaki itu? Lelaki yang sudah lama Allana menyimpan rasa untuknya?

"HUUU.... Bisa aja lo, BUAYA!!?" Pekik salah satu siswi.

"Gapapa ih soalnya ganteng," imbuh siswi yang duduk disebelahnya.

"Kalau saya manggil kamu Sagara, apa saya pacar kamu?" Tanya Pak Agus, membuat raut wajah Arsen yang tadinya tersenyum langsung mendadak datar.

"Jangan lah. pak nanti pacar saya cemburu!" Ucapannya lagi-lagi membuat Allana menoleh kearah sekitar mencari keberadaan seseorang yang Arsen sebut 'pacar'.

"Siapa pacarmu itu?" Tanyanya yang masih penasaran.

"Jangan deh pak nanti dia malu," elaknya.

"Yasudah, kamu duduk di tempatmu kembali."

"Dan untuk pacar siapa tadi? Arsen, silahkan maju!" Perintah pak agus, yang membuat mereka semua memandang kesetiap bangku di kelas, melihat siapa yang Arsen sebut sebagai pacar.

"Al, maju sana! Lo nggak denger disuruh pak agus buat maju," ucap arsen membuat alana membeku ditempat sepersekian detik lamanya.

Alana menatap arsen dengan tatapan bingung, "Pak Agus nyuruh pacar lo, buka—"

"Lo kan pacar gue!"

Anjing...

"Siap dahh sipaling bucin!!" Heboh salah satu siswa yang bername tag Alvari H Malik itu.

"Gila gilanya, gajadi gue gebet lah udah punya pawang dia." seru salah satu siswi bernama Bella itu.

"All? SUMPAH? All?? Lo pacaran? Sama Arsen?" Heboh Jenna tak percaya

"Enggak!!" Tekan Allana disetiap hurufnya.

Allana sungguh kesal apa yang diperbuat Arsen, gara-gara kejahilannya, kini Allana menjadi pusat perhatian seisi kelas.

"Ayo yang namanya Allana maju!" Perintah Pak Agus lagi-lagi membuat Allana tak bisa berkutik lagi.

Dengan malas dia beranjak dari duduknya untuk berdiri didepan menghadap kearah teman-temannya.

"Cantik Sen cewe lo, cuman rada jutek keknya." Monolog siswa yang duduk disamping kiri Arsen.

Arsen tersenyum miring, ia sebenarnya hanya ingin menjahili teman sedari kecilnya itu namun malah membuat geger seisi kelas.

"Perkenalkan diri kamu," ucap Pak Agus memberi perintah.

Allana mengangguk, "kenalin nama saya Allana Danniela, panggil aja Allana. Makasih," ucap Allana dengan sekali tarikan nafas panjangnya.

"Kamu pacar dia?" Tanya Pak Agus dengan menunjuk kearah Arsen dengan dagunya.

Allana menggeleng cepat tanda itu tidak benar.

"Sayangg! Lo kok gitu! Masa pacar sendiri ga diakuin," teriak Arsen membuat Allana membulatkan matanya. Bahkan sekarang jantungnya berdektak tak karuan, panggilan sayang yang Arsen ucapkan membuat pembuluh darah Allana mendidih.

Allana sangat tau jika lelaki itu saat ini tengah bercanda tetapi berbeda dengan perasaannya, perasaan yang tidak ada unsur bercandanya soal hatinya yang menyukai Arsen, perasaan itu nyata bukan candaan semata.

"DIEM LO!!!" tegas Allana menatap Arsen kesal.

"CIEEE...." Pekikan seluruh siswa membuat Allana merasa malu, sangat malu.

Dia tidak baper dengan sorakan itu, dia tidak baper ketika Arsen menyebutnya "pacar", buat apa baper? Buat apa salting? jika itu semua hanya candaan.

"Yasudah kamu duduk dibangku kamu," Allana mengangguk dan melangkah pergi untuk kembali kebangkunya.

Arsen melihat Allana dari kejauhan yang terlihat kesal itu membuatnya terkekeh pelan, sungguh dengan dia menjahili Allana menjadi moodboster sendiri bagi Arsen.

to be continue...

******************

Nb:

ACERITA INI HANYA FIKTIF! APABILA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, dll HANYALAH KEBETULAN.

Dan tolong jangan sangkut pautkan antara visual tokoh sama kehidupan pribadi aktris yang di pake yaa!! Makasihhh

SECRET ADMIRERWhere stories live. Discover now