***

5 bulan kemudian...

Tepat hari ini adalah hari kelulusan yang ditunggu oleh semua siswa kelas IX SMP GARUDA.

Semua murid kelas IX tengah berkumpul di lapangan, mereka semua sengaja di kumpulkan oleh para guru karna kepala sekolah ingin menyampaikan sesuatu.

"Assalamualaikum, Wr.Wb, salam sejahtera, selamat pagi." Ucap kepala sekolah memberi salam

"Waalaikumusallam, Wr.Wb." Sahut seluruh warga sekolah

"Yang saya hormati, Bapa/Ibu wakil Kepal Sekolah
Yangs saya hormati bapa/ibu guru sekalian,
Yang saya kasihi orang tua murid yang telah hadir bersama kami dan dan anak-anak
yang saya banggakan anak-anak murid yang telah menyelesaikan pendidikannya pada jenjang tingkat pertama"

Semua murid mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh pak jaka selaku kepala sekolah.

"Anak-anakku sekalian yang saya banggakan. Hari ini saya selaku perwakilan dari bapak ibu guru di tempat ini, kami berpesan agar kalian semua tetap menjadi pribadi yang selalu pantang menyerah dalam hal mengejar masa depan yang lebih baik"

"Jika kalian ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, saya ingatkan untuk tetap ingat almamater kalian."

"Bahwasannya di tempat ini kalian ditempa, keringat darah yang tak dirasakan, berjuang bersama teman-teman, maka ditempat lain pun kalian harus berjuang untuk menjadi yang terbaik dan mengharumkan nama almamater kalian yang kita cintai bersama ini."

"Anak-anakku sekalian, banyak hal yang kami harapkan dari kalian. Namun semua itu hanya satu yang paling penting penting yang harus kalian jaga adalah menjaga nama baik Almamater."

"Itulah tugas dan tanggung jawab kalian jika menjadi alumni dari sini."

"Menjadi berkualitas adalah hal yang bisa dan sangat sederhana untuk membawa nama baik almamater kalian."

"Hadirin yang saya banggakan, mari menjadi pribadi yang pantang menyerah. Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini."

"Mohon maaf jika ada salah kata dan sebagai Kepala Sekolah dan perwakilan dari seluruh bapak ibu Guru dan tenaga kependidikan, kami sampaikan mohon maaf jika kami ada salah selama ini dan menjadi kesan terburuk dalam hati kalian semua"

"Assalamualaikum, wr, wb, selamat pagi." Final pak jaka langsung disambut tepukan tangan riuh, dari seluruh penjuru lapangan.

Setelah dibubarkan mereka semua berhamburan meninggalkan lapangan, alana dan kedua temannya kali ini memutuskan untuk pergi ke—kantin. Karena sedari pagi, perut mereka keroncongan minta untuk di isi.

Allana dan Jenna menunggu di salah satu meja kantin yang masih kosong. Sedangkan Nada, berada di salah satu stand makanan untuk memesan beberapa makanan untuk—nya dan teman—nya.

"Lo gimana? Udah daftar kan di SMANGSA?" tanya Jenna dan diangguki oleh Allana yang berada tepat di depannya.

"Sayang banget tuh anak bakal lanjut di luar kota ikut sama bokapnya," ucap Jenna memandang Nada yang tengah berbicara pada penjaga stand makanan.

Allana mengikuti arah pandang Jenna, selama tiga tahun Allana sekolah di garuda hanya mereka berdua lah temannya, bukan tidak mau berteman dengan siswi lain. Tetapi, memang Allana tidak pandai jika harus bergaul dengan orang baru.

Itu sebabnya, dia mengikuti kemana Jenna akan melanjutkan pendidikannya.

"Bangku lain udah penuh, gue boleh ya. Duduk disini?" Tanya seseorang siswa lelaki dengan penampilan acakadul. Baju seragam yang sengaja di keluarkan, serta tidak memakai dasi dan ikat pinggang. Lelaki itu baru saja datang, bersama kedua temannya yang lain.

Keduanya mendongak keatas, Allana sempat terdiam ditempat. Ia mendapati lelaki yang selama ini ia sukai berada disana. Di depannya.

Jenna mengangguk. Menyetujui permintaan Arsen yang ingin duduk satu meja bersama. Sedangkan Allana, gadis itu hanya diam seribu bahasa. Dalam otaknya memikirkan, kenapa lelaki itu sendirian? Dimana kekasihnya? Apakah rumor tentang keduanya sudah putus memang benar adanya?

Arsen menatap sejenak kearah Allana, dalam seminggu ini entah perasaannya saja atau memang benar kalau gadis itu sering diam dan sedikit memberi jarak antara keduanya. Tidak seperti biasanya.

"Na," panggil Arsen, menatap Allana yang tepat didepan—nya.

"Kenapa?" Sahut Allana. tanpa menoleh, atau pun melirik sedikitpun, kearah lelaki yang duduk disampingnya.

"Engga," sahut Arsen.

Allana hanya bersikap acuh. Dia hanya fokus dengan ponselnya, ia tak mau menatap lagi mata lelaki yang membuat ia jatuh cinta.

Jika ia menatap mata lelaki itu, besar kemungkinan Allana akan semakin menyukainya.

Setelah kejadian Arsen menyatakan perasaanya kepada Nadine di lapangan sekolah tempo lalu. Mulai saat itu juga, Allana mencoba melupakan lelaki itu. Namun, tetap saja, Allana tidak bisa.

Perasaannya tetap sama. Hatinya tetap sama. Dia masih menyukai lelaki itu, sangat mencintainya.

to be continue....

****************

—Allana Danniela Zephira—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—Allana Danniela Zephira—

—Allana Danniela Zephira—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—Garsendra Aksa Sagara—

—————————

Nb:

ACERITA INI HANYA FIKTIF! APABILA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, dll HANYALAH KEBETULAN.

Dan tolong jangan sangkut pautkan antara visual tokoh sama kehidupan pribadi aktris yang di pake yaa!! Makasihhh

SECRET ADMIRERWhere stories live. Discover now