Chapter 2

4.7K 271 15
                                    

-Author

Vinchen berjalan menuju toilet, memastikan Reino yang sedari tadi tak kelihatan keluar dari toilet.

"Lu kok masih di sini? Bukan nungguin gw kan? Hehehe." Vinchen terkekeh.

Reino merengutkan dahinya sebal. "Siapa yang nungguin kamu, gak usah ke-GR-an deh!"

"Heheh.. Gw mau ngomong sama lu, hmmm, pin lu berapa? Nanti gw invite. Di sini pesing banget, betah banget sih lu. Ckckck.." Vinchen berdecak sambil memperhatikan sekitar.

"Mau ngomong apa?" Tanya Reino penasaran.

"Nanti aja gw pm lu. Udah mau masuk bel nih.."

Reino pun segera menyebutkan nomor pin bb-nya. Setelah selesai, Vinchen langsung berbalik melangkahkan kakinya.

"Udah gini doang?" Reino bergumam melihat Vinchen keluar dari pintu toilet. "lama aku nunggu di sini nahan bau pesing.. Cuma begini doang?" Desis Reino lagi.

Suara bel pun terdengar, Reino dengan malas-malasan berjalan menuju kelas.

"Woy dari mana lu? gw cariin juga dari tadi!" Andes bertanya kesal, saat Reino baru duduk di bangkunya.

"Toilet." Jawab Reino singkat, sambil mengambil buku dari dalam tasnya.

"Lama banget di toilet? Lu beneran putus sama Alissa? Kok bisa? Lu gak nyesel? Lu yakin?" Andes bertanya tanpa jeda.

"Bisa gak kalo nanya tuh pake titik sama koma?" Reino mendengus kesal.

"Abisnya gw heran, gw penasaran! Cewek seimut Alissa kok bisa-bisanya lu putusin."

"Dia yang putusin aku. Okey?"

"Hah? kok bisa? Se-tau gw Alissa tuh suka banget sama lu deh."

Reino hanya mengangkat bahunya, lalu suara bbm dari ponselnya memecah obrolan mereka.

Vinchen: Lu putus sama Alissa, bukan karena gw kan?

Reino: Kenapa sih semua orang hari ini ngebahasnya soal itu?

Vinchen: Gw gak enak, karena semalam kita abis ketemuan, gw gak mau ngerusak hubungan orang lain. Harusnya semalam gw gak dateng.

Reino: Gak ngaruh juga kan kamu dateng atau gak, gak ada yang brubah kan?

Vinchen: Gak ada untuk saat ini.

Reino: Maksudnya?

Vinchen: Lu tahu kan gw pernah bilang, lu satu-satunya cowok yang gw suka.

Reino: Berarti ada cewek yang kamu suka?

Vinchen: Bukan gitu..

Reino: Kamu juga suka Sisil kan? kamu lagi pdkt sama Sisil kan? Atau jangan-jangan kamu udah jadian, dan sekarang malah nyesel pernah suka sama aku, iya kan?

Lama Reino melihat HP-nya, tetapi tidak ada balasan lagi dari Vinchen. Mata Reino sudah berkaca-kaca, sehingga dia sudah tidak lagi memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung. Tapi tiba-tiba..

"Tok tok tok!"

Semua mata tertuju kepada si pengetuk pintu.

"Permisi pak.. Tadi kakaknya Reino menghubungin saya, karena Reino gak bisa dihubungi." Lanjut si pusat perhatian seluruh kelas dan melirik ke bangku Reino.

"Apa ada hal yang mendesak, Vinchen?" tanya Pak Heru kepada Vinchen yang ternyata menjadi pusat perhatian itu.

"Iya pak, tadi kak Raya nangis-nangis di telpon nyuruh Reino segera pulang..," lanjut Vinchen dengan wajah memelas.

CLBK [Cinta Lama Belum Kelar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang