PART 1: Virre Liona

13 0 0
                                    

cewek itu memilin rambutnya dengan kasar melihat dengan teliti  sepanjang halaman sekolah menunggu di depan  gerbang tinggi dengan gaya preman dan mengunyah permen karet, menunggu seseorang memasuki pagar.

Ini baru pukul 6:45 jam tangan pink cantik  melingkar di lengannya, dia tak akan terlambat untuk hal menjahili orang.

Liona memilih bertukar jaga dengan satpam sekolah Pak Yudi menyuapnya dengan kopi starbucks dan uang seratus ribu rupiah. Liona cekikikan. korban pertama yang memasuki gerbang: Karina Firre Lora, wanita  dengan penampilan rapi, dasi pita, rambut teratur dikuncir kuda. rok longgar selutut berhiaskan  sabuk Dior. melewati  Liona dengan tidak peduli. melewatinya dengan tenang seolah tidak ada apapun.

tanpa aba-aba Liona wanita gila itu menghalangi jalannya.  merentangkan kedua tangannya. Karina mencebik. Liona menyergapnya seperti tawanan, tak akan  membiarkan ketua OSIS paling   populer itu lewat dengan tenang.

Karina ketua OSIS  paling  cantik  dan idaman para cowok, saat ini posisi Karina berhadapan dengan Liona—crazy girls di depannya,  jarak mereka hanya beberapa inci Karina menghela napas memandang wajah Liona yang sangat tenang, dia sangat gugup mencoba  membuat jarak sejauh mungkin, 

(Liona)  wanita gila itu tetap membuat jarak mereka sedekat mungkin,  Liona berbisik ke telinga Karina sehingga bisa merasakan udara di telinganya,   terdengar oleh wanita cantik itu.
"Hanya karena lo populer, bukan berarti gue  akan takut sama lo." dia tersenyum culas, memicingkan mata membuat jarak lagi. Karina hanya terdiam  menghela napas berat. Liona tertawa.

"Lo anak paling terkenal  disini kan?" Liona  menunjukkan wajah percaya dirinya. '' siswa teladan"  hebat. Liona bertepuk tangan,  Rina menelan ludah. walau Liona selalu bisa  membuat  orang  terintimidasi, tapi  dia  tak bisa berkutik. Karina  menghela napas tenang dengan senyum percaya diri selangkah lebih maju.

  
"Ya gue anak paling populer di sekolah ini dan gue bisa hukum lo sesuka hati." what  you ever heard privillage?  You are nobody" Rina mengerjapkan matanya, mengatakan dengan jarinya menunjuk matanya sendiri dengan mata Liona.  tersenyum culas untungnya  stok kesabarannya tanpa batas.

Liona menelan ludah  tersenyum miring  dengan senyuman paling percaya diri.  menatap Karina Lora, mencium wangi parfum Calvin Klein edisi terbatas di seragam putih Rina. saat ini jarak mereka hanya beberapa inci. Liona dengan rambut sebahu berhiaskan jepit topi Chanel di rambut tebalnya,
seragam  kedodoran, rok ketat memperlihatkan tubuh rampingya, kaki jenjang berhias sepatu pantopel berhak 5cm.

Rina hanya  menatap pasrah. dia bisa saja menghukum penampilan dan perilaku wanita gila itu, tapi dia masih punya stok kebaikan tanpa batas. dia mencebik.

"Lo boleh lewat, gue gak mau membuang waktu untuk ke guru BK atau kesiswaan untuk  berhadapan dengan  serigala berbulu domba." Liona tersenyum. Karina  mencebik dia tahu membuang-buang waktu saja  untuk membalas perilaku dan  ucapan-ucapan Liona. "Terserah lo gue gak peduli, toh nilai ujian lo benar-benar jeblok." Karina tertawa. Liona hanya diam mematung, Karina berlari kecil masuk melalui koridor dan menuju kelasnya di lantai atas.

Liona mengumpat dalam hati, OKE GUE SALAH SASARAN. 

Liona memilih membasahi tenggorokannya dengan es jeruk sehabis mendengar hal itu. dia bukan siswa yang bodoh-bodoh amat padahal  mungkin itu  cuma gertakan serigala berbulu domba itu saja. Untungnya kesabarannya masih setebal kotak tisu. Liona menghela napas berharap ada sasaran yang lebih bagus lagi.  sepertinya siswa yang tak tertawan melompat kegirangan karena tak harus berhadapan dengan cewek gila itu. Liona memilih duduk di depan pintu satpam. kakinya pegal jika begini terus. toh dia hanya menghadang siswa-siswa populer. 

Bad Boys vs Crazy GIRLSWhere stories live. Discover now