cewek itu memilin rambutnya dengan kasar melihat dengan teliti sepanjang halaman sekolah menunggu di depan gerbang tinggi dengan gaya preman dan mengunyah permen karet, menunggu seseorang memasuki pagar.
Ini baru pukul 6:45 jam tangan pink cantik melingkar di lengannya, dia tak akan terlambat untuk hal menjahili orang.
Liona memilih bertukar jaga dengan satpam sekolah Pak Yudi menyuapnya dengan kopi starbucks dan uang seratus ribu rupiah. Liona cekikikan. korban pertama yang memasuki gerbang: Karina Firre Lora, wanita dengan penampilan rapi, dasi pita, rambut teratur dikuncir kuda. rok longgar selutut berhiaskan sabuk Dior. melewati Liona dengan tidak peduli. melewatinya dengan tenang seolah tidak ada apapun.
tanpa aba-aba Liona wanita gila itu menghalangi jalannya. merentangkan kedua tangannya. Karina mencebik. Liona menyergapnya seperti tawanan, tak akan membiarkan ketua OSIS paling populer itu lewat dengan tenang.
Karina ketua OSIS paling cantik dan idaman para cowok, saat ini posisi Karina berhadapan dengan Liona—crazy girls di depannya, jarak mereka hanya beberapa inci Karina menghela napas memandang wajah Liona yang sangat tenang, dia sangat gugup mencoba membuat jarak sejauh mungkin,
(Liona) wanita gila itu tetap membuat jarak mereka sedekat mungkin, Liona berbisik ke telinga Karina sehingga bisa merasakan udara di telinganya, terdengar oleh wanita cantik itu.
"Hanya karena lo populer, bukan berarti gue akan takut sama lo." dia tersenyum culas, memicingkan mata membuat jarak lagi. Karina hanya terdiam menghela napas berat. Liona tertawa."Lo anak paling terkenal disini kan?" Liona menunjukkan wajah percaya dirinya. '' siswa teladan" hebat. Liona bertepuk tangan, Rina menelan ludah. walau Liona selalu bisa membuat orang terintimidasi, tapi dia tak bisa berkutik. Karina menghela napas tenang dengan senyum percaya diri selangkah lebih maju.
"Ya gue anak paling populer di sekolah ini dan gue bisa hukum lo sesuka hati." what you ever heard privillage? You are nobody" Rina mengerjapkan matanya, mengatakan dengan jarinya menunjuk matanya sendiri dengan mata Liona. tersenyum culas untungnya stok kesabarannya tanpa batas.Liona menelan ludah tersenyum miring dengan senyuman paling percaya diri. menatap Karina Lora, mencium wangi parfum Calvin Klein edisi terbatas di seragam putih Rina. saat ini jarak mereka hanya beberapa inci. Liona dengan rambut sebahu berhiaskan jepit topi Chanel di rambut tebalnya,
seragam kedodoran, rok ketat memperlihatkan tubuh rampingya, kaki jenjang berhias sepatu pantopel berhak 5cm.Rina hanya menatap pasrah. dia bisa saja menghukum penampilan dan perilaku wanita gila itu, tapi dia masih punya stok kebaikan tanpa batas. dia mencebik.
"Lo boleh lewat, gue gak mau membuang waktu untuk ke guru BK atau kesiswaan untuk berhadapan dengan serigala berbulu domba." Liona tersenyum. Karina mencebik dia tahu membuang-buang waktu saja untuk membalas perilaku dan ucapan-ucapan Liona. "Terserah lo gue gak peduli, toh nilai ujian lo benar-benar jeblok." Karina tertawa. Liona hanya diam mematung, Karina berlari kecil masuk melalui koridor dan menuju kelasnya di lantai atas.
Liona mengumpat dalam hati, OKE GUE SALAH SASARAN.
Liona memilih membasahi tenggorokannya dengan es jeruk sehabis mendengar hal itu. dia bukan siswa yang bodoh-bodoh amat padahal mungkin itu cuma gertakan serigala berbulu domba itu saja. Untungnya kesabarannya masih setebal kotak tisu. Liona menghela napas berharap ada sasaran yang lebih bagus lagi. sepertinya siswa yang tak tertawan melompat kegirangan karena tak harus berhadapan dengan cewek gila itu. Liona memilih duduk di depan pintu satpam. kakinya pegal jika begini terus. toh dia hanya menghadang siswa-siswa populer.
YOU ARE READING
Bad Boys vs Crazy GIRLS
General FictionVirre Liona perempuan terkenal dengan kegilaan di luar nalar, harus terlibat dengan cowok paling ganteng dan menyebalkan seantero sekolah. Farri. Kecelakaan. Farri Leoni Revanda cowok bad boy, berwujud pangeran, yang tak berbudi pekerti, karena...