#15. Seberapa Pantas

Mulai dari awal
                                    

Hal itu dilakukan karena Chilla yakin wanita gila tersebut masih memperhatikan mereka, sebelum masuk mobil artinya mereka belum aman dari wanita gila tersebut.

****

Indonesia

      Di rumah yang bisa dikatakan cukup besar terdapat banyak orang yang berkumpul disana dengan berbagai usia, semua orang menunjukan kegelisahan sambil menatap televisi di depan mereka. Ekspresi orang-orang tersebut tak bisa disama ratakan karena ada sebagian yang mengucap syukur atas berita yang tayang di televisi tersebut.

“Sudah cukup!” seorang laki-laki paruh baya mengganti siaran televisi ke yang lain.

“Sampai kapan kamu tidak akan bergerak mencari Rachilla?” pertanyaan itu berasal dari istri laki-laki tadi.

          Laki-laki paruh baya tersebut merupakan ayah Chilla yang sedang frustasi akibat berita anaknya yang bertunangan dengan Sabian telah diumumkan ke publik, akan tetapi anak perempuannya itu belum ditemukannya keberadaan nya.

“Saya sudah bergerak semaksimal mungkin, dimana lagi anak itu bisa bersembunyi jika di Indonesia?” tanya balik ayah Chilla.

          Ibu Chilla terdiam melihat kebingungan dari suaminya, semua keluarga berkumpul untuk merundingkan masalah ini. Ayah dan ibu chilla sebenarnya tidak ingin membebankan perjodohan ini kepada anaknya tetapi pihak Sabian yang meminta dijodohkan dengan Chilla.

“Kenapa bukan kak Syifa aja yang dijodohkan sama Mas Bian? Aku engga rela mbak Rachi sama cowok itu, om!” ucap gadis dengan rambut sebahu yang duduk sendiri di ujung sofa.

         Syifa yang menjadi topik utama tidak hadir di rumah ini karena alasan pekerjaan tetapi orangtuanya turut datang atas perintah orangtua Chilla.

“Emang om terima begitu jika mbak Rachi menikah dengan mas Bian, tapi tuh cowok masih main belakang sama cewe lain?” tanya Raisa dengan sinis.

        Tanpa memikirkan manner yang telah keluarganya ajarkan Raisa pergi menuju kamar Rachilla, dia tak menghiraukan panggilan keluarga nya yang menuntut penjelasan atas ucapannya itu.

“Engga akan aku biarin, mbak Rachi jatuh ke tangan mas Bian. Bajingan pantas bersanding dengan jalang, bukan?” gumam Raisa yang terus menaiki tangga menuju kamar Rachilla.

***

“Grandma aja deh panggilnya.”

       Hanya butuh dua jam mengobrol dengan nenek Raiden, Rachilla bisa mengakrabkan diri dan menjadi seperti seorang kerabat dekat bahkan rasanya dia seperti menjadi cucu kesayangan nenek Raiden. Mereka sekarang ini sedang tertawa lepas di ruang santai dan membahas mengenai hal-hal random terutama masa kecil Raiden.

“Kita hang out aja yuk, grandma sudah lama engga keluar buat cari angin,” ajak nenek Raiden yang langsung mengambil handphone menghubungi seseorang.

         Rachilla terdiam dan kaget mendengar ajakan dari nenek Raiden untuk pergi keluar, niatnya hanya membunuh rasa bosan dan mengajak ngobrol nenek Raiden karena tuan muda itu entah dimana keberadaannya.

“Kamu siap-siap dulu aja, nanti grandma tunggu dibawah ya!” ucap nenek Raiden yang mulai berdiri.

      Rachilla ikut berdiri dan berjalan ke kamar tamu untuk berganti pakaian. Dia memakai pakaian santai tetapi tidak seperti tadi yang terbilang santai sekali. Rambutnya disisir dan tak lupa dia memoleskan lip balm dan bedak agar wajahnya tidak pucat. Selesai! Setelah itu dia turun ke bawah menemui nenek Raiden.

        Sesampainya dibawah dia menemukan nenek Raiden sudah siap dan tersenyum cerah menyambut nya. Dia pikir akan segera berangkat tetapi Rachilla harus meminta izin Raiden terlebih dahulu karena mengajak nenek nya jalan-jalan, tidak mungkin Rachilla akan dituntut karena dikira menculik nenek tuan muda ini.

 Dia pikir akan segera berangkat tetapi Rachilla harus meminta izin Raiden terlebih dahulu karena mengajak nenek nya jalan-jalan, tidak mungkin Rachilla akan dituntut karena dikira menculik nenek tuan muda ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Tuan Raiden sudah di depan grandma, Ayo kita ke depan!” ajak Chilla menuntun tangan nenek Raiden.

       Chilla jadi membayangkan jika dia jadi menikahi salah satu biasnya, mungkin kegiatannya setiap hari menemani mama mertua belanja, masak dan menghambur kan uang suami nya. Ah rasanya Chilla ingin segera dilamar oleh Min Yoongi!

“Kesambet kamu?”

         Pertanyaan itu terlontar disertai sentilan di dahinya membuat Chilla mendelik tajam dan menatap sinis tuan muda yang sialnya tampan dengan pakaian casual.

“Ish jangan berantem, yuk kita pergi nanti grandpa tau bisa tidak jadi pergi!” keluh nenek Raiden menarik Chilla agar segera masuk mobil.

       Kali ini Raiden yang menyetir dengan nenek nya dan Chilla yang duduk dibelakang. Sudah dipastikan dia seperti menjadi supir pribadi dari dua tuan putri tersebut. Raiden tak habis pikir obrolan dua wanita beda generasi tersebut terus mengalir padahal neneknya tidak terlalu lancar berbahasa Indonesia.

***

Raiden mengeluh!

        Kedua wanita berbeda generasi tersebut masih mengalirkan obrolan nya dengan berbagai topik, sebenarnya Raiden tidak masalah karena biasanya kak Zeva juga seperti itu jika bertemu grandma. Akan tetapi topik yang Chilla bicarakan ini adalah dirinya.

“If you know kelakuan tuan Raiden di kantor, grandma pasti akan kesal!”

Kalimat itulah awal mula aib nya terbongkar untuk kelakuan nya di kantor, memangnya ada yang salah dengan gaya nya yang cool terutama pada lawan jenis?

“Kamu harus memilih dia saja untuk menjadi istri, grandma setuju!” ucap nenek Raiden dengan bahasa Jepang.

Sialnya Chilla tidak mengerti bahasa Jepang, jika saja menggunakan Inggris, Korea/Mandarin dia akan bisa memahaminya.

Raiden hanya menggeleng kan kepalanya atas ucapan neneknya tersebut.

“Grandma ngomong apaan?” bisik Chilla yang kebetulan duduk disamping Raiden.

“Nothing,” balas Raiden.

Chilla menghela nafas panjang, dirinya mempunyai tekad baru untuk mempelajari bahasa lagi yaitu bahasa Jepang. Setelah semua urusannya selesai dia akan mencari tempat les bahasa. Dia tidak ingin dibodohi oleh Raiden lagi.

“Makan, kamu punya maagh Mahika!” ucap Raiden sambil mendorong piring berisi sashimi ke hadapan Chilla.

***

Yes, I'm Cinderella!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang