09. Persiapan

152 30 6
                                    

Day 8 KKN

Satu pekan berlalu, Suguru meminta perwakilan dari masing-masing jurusan untuk mengumpulkan program kerja yang telah dibuat demi mendapat sebuah persetujuan dari ketua, lalu akan dikonsultasikan kepada kepala desa. Tampaknya, program kerja jurusan terbanyak adalah akuntansi dan teknik lingkungan, salah satunya adalah pemanfaatan limbah plastik untuk menghias desa yang dipelopori oleh Sukuna sendiri.

Yah, karena ia lah yang tahu tentang Desa Sendai.

"Besok perwakilan jurusan ikut gue sama Yuki ke Pak Itadori terkait konsul prokernya. Hari ini gue bahas dulu rencana proker dari kalian, soalnya lumayan banyak. Oke, mulai dari jurusan kedokteran."

Suguru membuka catatan dari Shoko terkait program kerjanya yang telah diusulkan, "Hm.. Gue bacain yang pengen gue tanyakan aja, soalnya lumayan banyak proker lo, Shok. Nggak apa-apa, deh. Pertama, penyuluhan ibu hamil di balai desa sama posyandu. Ini kita ngundang pihak posyandu? Kalo gitu lo tanyain langsung aja ke Pak Itadori, apa bisa mengundang orang-orang puskesmas ke sini."

Matanya membaca satu per satu usulan program kerja dari Shoko, lantas beralih ke lembar kertas di belakangnya, "Oke.. Ini dari akuntansi. Hm.. Oh iya yang bagian pelatihan aplikasi siskeudes diminta langsung dari Pak Itadori, ini kayaknya lebih enak kalian langsung ke kantor desanya aja buat ngajarin. Kalau lewat pelatihan di balai desa malah nggak efektif, kek begini lebih enak kalau langsung praktek. Seharusnya Pak Itadori setuju terkait tadi, karena beliau orangnya santai. Untuk proker yang ngelibatin anak-anak, kalian gabung sama Haibara aja."

Kamu mengangguk dan berterima kasih. Selama tiga bulan ke depan, kalian berharap bahwa semua program kerja akan terlaksana semua tanpa adanya hambatan yang serius. Memanfaatkan waktu selama delapan puluh satu hari dengan sebaik mungkin dan meninggalkan desa tanpa adanya sebuah penyesalan.

Membutuhkan waktu cukup lama untuk membacakan usulan program kerja dari sembilan jurusan, hingga tak terasa jarum jam menunjukkan hampir waktunya untuk makan siang. "Sug, hari ini kita masak apa?"

Lantas Suguru mengecek isi dari kulkas, meneliti bahan-bahan makanan apa yang cocok untuk makan siang hari ini, "Duh, kayaknya sayur bayam sama tempe goreng aja. Kemarin Yuki belum belanja jadinya cuma ada ini. Eh, tolong panggilkan Satoru juga."

Pria bersurai perak itu belum terlihat dari pukul sembilan sejak Suguru membahas rancangan program kerja KKN, kamu juga tak menyadarinya. Sembari Suguru menyiapkan bumbu, kamu mencari keberadaan Satoru mulai dari teras posko hingga ke lantai satu, lantas beralih ke lantai dua, tempat di mana para pria beristirahat. Namun, hanya terdapat Sukuna, Choso, dan Nanami yang berada di ruang tengah untuk bermain gim.

"Eh.. Satoru di mana?"

Pandangan Nanami tetap berada di layar ponselnya sembari menjawab, "Ada di kamarnya, tuh."

Satu minggu lebih satu hari di posko, kamu tak pernah memberanikan diri untuk berada di area pria. Namun, tatkala kamu mengintip di salah satu kamar yang terletak di samping tangga, matamu menangkap sosok Satoru yang terlelap di atas kasurnya. Mengenakan kaus hitam polos dengan celana training abu-abu, sedikit tersingkap hingga menampilkan sedikit pinggangnya.

Memutuskan untuk membangunkan Satoru dengan memanggilnya di ambang pintu, tak ingin terlalu masuk ke dalam seorang pria, "Satoru! Bangun!"

Panggilanmu tak membuatnya membuka mata, membuat Sukuna mengatakan bahwa kamu bisa masuk untuk membangunkannya, karena Satoru susah untuk dibangunkan. "Duh.. Sat! Bangun! Piket masak!"

Kamu mengguncang tubuhnya dan membuat Satoru mengerang pelan. Melihat bahwa pria bermata biru itu bangun, kamu mundur sedikit untuk memberi ruang bagi Satoru. Cukup lama ia mengumpulkan nyawanya, kamu mengalihkan pandangan ke area kamar dengan tembok berwarna abu-abu ini. Tampaknya Satoru berbagi kamar dengan Suguru, ditandai dengan jersey yang digantung di depan lemari.

𝐊𝐊𝐍 𝐒𝐄𝐍𝐃𝐀𝐈 𝟐𝟒 ; Gojo SatoruWhere stories live. Discover now