07. Feelings

166 28 12
                                    

Pukul tiga sore. Para lelaki ditugaskan hanya untuk memanggang dan menjaga bara api, sementara kaum hawa diberi tugas untuk masalah perbumbuan. Terkadang salah satu dari mereka akan membantu memanggang dan mengeluarkan kaum adam untuk menjadi penghiburーdengan menggitar.

Kamu mengoles potongan ayam dengan bumbu barbeque yang dibeli dengan Yuki, sisanya membuat lingkaran setan untuk menggosip. Asap pembakaran menguar di udara, membuat siapa saja yang menciumnya tahu apa yang dilakukan di posko KKN. Aroma ayam telah tercium, membuat Choso harus memukul tangan Sukuna yang berusaha mengambil satu potong dengan alih untuk mencoba.

"Suk! Lo gimana, sih? Gosong! Pokoknya ayam gosong yang ini bagiannya Sukuna." omel Yuki setelah meletakkan potongan ayam panggang di atas selada.

"Tsk! Iya, iya!"

Kamu yang masih mengoles ayam yang akan dipanggang dengan bumbu, walaupun mencuri pandangan ke arah Satoru yang fokus dengan bara apinya dengan Nanami. Namun, Satoru yang sengaja menjahili Utahime membuatmu lagi-lagi harus menelan kepahitan.

Ya, tetapi kamu bukanlah siapa-siapanya. Cemburu pun tak berhak.

"SATORUUUUUU!" teriak Utahime kala residu arang dicoret ke wajahnya, membuat mereka berlarian hingga keluar area posko. Tak sedikit yang menggoda, mengatakan bahwa cinta lama akan bersemi kembali.

Kamu memutuskan untuk pergi ke dalam, beralasan untuk pergi ke kamar mandi. Namun, tujuanmu adalah balkon rumah di lantai dua, beruntung karena yang disuguhkan adalah panorama Desa Sendai ketika malam hari. Melipat kaki dan duduk di atas kursi rotan, kali ini kamu tak bernafsu untuk menikmati ayam panggang.

Adakah kemungkinan Satoru akan kembali kepada Utahime? Membayangkannya saja membuatmu ingin menangis, tetapi kamu bersikeras untuk tak akan mengeluarkan air mata hanya untuk seorang lelaki. Terlebih lagi, Satoru hanya memandangmu sebatas teman.

Ya, teman.

"Lah? Nggak ke bawah?"

Sebuah interupsi membuatmu menoleh, Suguru berada di ambang pintu sembari membawa selada di dalam baskom. Kamu menggeleng dan kembali mengalihkan pandangan ke panorama desa.

Walaupun desa ini tak terlalu ketinggalan zamanーsetidaknya aliran listrik masih tersalurkan dengan baikーtetapi suasana yang berbeda jauh di kota membuatmu nyaman. Telingamu menangkap beberapa obrolan di bawah sana dengan mata yang fokus pada apa yang ada di hadapanmu, tetapi telingamu tak berhenti mencari suara Satoru yang kali ini berhenti menggoda Utahime.

Kamu tak sadar bahwa Suguru duduk tepat di sampingmu, "Ayamnya udah jadi, ayo diambil daripada Sukuna ngambil jatah lo."

"Nanti aja, deh.."

Suguru menatap raut mukamu yang tak biasa sejenak, "Mau makan di sini? Sama gue, yuk."

Anggukan sebagai jawaban, lantas beranjak untuk mengambil jatah makan malammu, tetapi tangan itu mencegahmu, "Biar gue yang ngambilin. Mau ayam yang bagian apa? Pake sambal? Selada? Jangan bilang kalo lo ngerepotin gue."

Kekehan canggung menunjukkan bahwa kamu merasa direpotkan oleh Suguru, "Eh.. Ayam dada aja, pake sambal sama selada."

Kamu menatap kepergian Suguru dan kembali duduk. Beberapa dari mereka memperebutkan ayam paha yang jumlahnya cukup terbatas, terlebih lagi suara kegaduhan Sukuna karena tak mau mengambil jatah ayam gosongnya, berakhir menukar ayam miliknya dengan bagian Choso. Namun, kamu hanya mendengar suara Satoru yang meminta untuk dituangkan teh hangat.

Memang tak membutuhkan waktu lama, aroma ayam panggang yang menguar membuatmu tak sabar. Suguru seolah-olah tahu seberapa banyak sambal yang ingin kamu makan, beserta selembar selada di bawah nasi. "Makasih.."

"Oke."

Baru saja kamu ingin memotong ayam panggang yang cukup panas itu, tahu-tahu Satoru datang dan duduk di sampingmuーdan kamu berada di antara merekaーdengan ayam panggang yang masih panas. Melirik sekilas, noda hitam yang kamu asumsikan berasal dari arang masih ada di wajahnya.

"Tsk! Nasinya panas."

Satoru meletakkan piringnya di meja dan beralih ke ponselnya, membuat Suguru acuh terhadap sikap sang sahabat, "Dia nggak bisa makan nasi yang masih panas." tuturnya seolah-olah menjadi informan bagimu.

"Eh? Kenapa nggak dikipas aja?"

Tatapan Satoru beralih padamau, "Nggak punya. Siapa yang punya?"

Sebelum kamu menjawab, Suguru pun menginterupsimu, "Pinjem aja di Hime. Dia punya, kok."

Decakan kesal terdengar dari sana, "Males!"

Suguru mengunyah seladanya sebelum menjawab, "Lagian lo kenapa sih kalo sama Hime? Jangan bilang lo belum moved on."

Mendengar itu kamu terdiam. Namun, Satoru tak menganggapmu sebagai orang asing dan berbicara secara blak-blakan, "Salah siapa gue diputusin pas lagi sayang-sayangnya."

Rasanya makanan di hadapanmu kini menjadi tak menggugah seleramu lagi. Akan tetapi, demi bersikap normal seolah-olah tak terjadi apa pun, kamu masih terdiam dan melanjutkan makananmu.

Suguru yang mendengar itu terkekeh, "Sat, Sat. Itu udah berapa tahun yang lalu? Tiga tahun? Selama itu lo nggak bisa move on? Emang nggak ada sesuatu yang bisa bikin lo lupain dia?"

Decakan kembali terdengar, "Bahkan cewek-cewek yang deketin udah gue tolakin semua, Sug. Gue.. Nggak bisa maksain perasaan gue."

Entah apa yang akan terjadi jika kamu menyatakan perasaanmu terlebih dahulu sebelum Satoru mengatakan ini, mungkin kamu tak akan bisa mendekatinya dan mendapat kesempatan berbicara seperti ini. Namun, kamu merasa bersalah mendengarkan pembicaraan mereka yang terbilang privasi, terlebih lagi ini adalah masalah romansa yang hanya diketahui oleh orang-orang terdekat.

"Duh, Sat. Setidaknya cewek yang suka sama lo duluan itu tulus, effortnya bikin gemes. Apalagi kalau dia malu-malu dan nggak berterus terang sama lo."

Kekehan Satoru terdengar dan ia mulai memakan makanannya, "Cewek-cewek yang suka gue rata-rata cuma suka tampang gue doang. Mana ada cewek yang deket sama gue selain Shoko sama Hime. Kalau pun ada yang deketin gue bukan karena penampilan... Hm.."

Selama melihat story instagram akun Satoru, kamu tak melihat satu pun wanita yang seolah-olah dispesialkan. Jika pun ada, Satoru adalah tipikal yang tak mungkin merahasiakannya.

Lantas.. Apakah ini adalah sebuah kesempatan untukmu?

Suguru menunjuk-nunjuk Satoru dengan tulang ayam paha sembari mengatakan, "Coba pikir, ada yang lagi deketin lo, nggak?"

Jantungmu berdegub kencang. Apakah usahamu untuk mendekati Satoru dengan membalas story instagram dan WhatsApp sungguh tampak? Terlebih lagi seolah-olah kamu mencari topik berusaha untuk tidak memutus percakapan pada hari itu juga! Yah, walaupun Satoru sendiri tipikal yang slowrespon.

"(Name)?"

Saat itu juga jantungmu merosot.

❛ ━━・❪ ❁ ❫ ・━━ ❜

Bentar deh aku lagi syok😭 Pernah nangkring di rank #2 walaupun akhirnya merosot juga 😂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bentar deh aku lagi syok😭 Pernah nangkring di rank #2 walaupun akhirnya merosot juga 😂

Thank you yang sudah baca!! 🥺🫶🏻 See you on next chapter!!

𝐊𝐊𝐍 𝐒𝐄𝐍𝐃𝐀𝐈 𝟐𝟒 ; Gojo SatoruWhere stories live. Discover now