“Dia asisten Raiden,” jawab Raiden dengan nada malas.

“Saya tau dia bukan hanya sekedar asisten bagi kamu, Raiden. Pacarmu yang dahulu saja belum pernah kamu ajak ke Jepang khususnya rumah ini,” ungkap kakek Raiden yang tersenyum puas mendapati cucunya terdiam.

“Jadi, siapa perempuan itu?” tanya kakek Raiden.

****

        Hari ini tidak ada pekerjaan yang harus dikerjakan kata Raiden, dia hanya perlu mengecek email saja setelah membersihkan diri. Di email juga tidak ada hal yang aneh atau membutuhkan tanda tangan tuan muda itu segera. Akhirnya dia hanya bergulir di kasur queen size yang amat empuk.

        Pikirannya terpaku pada berita pertunangan dia dengan Sabian yang telah di umumkan ke publik. Dia ingin membuka sosial media tetapi takut akan reaksi orang-orang, terlebih banyak yang mengharapkan Sabian berpasangan dengan Syifa atau artis yang lain.

“Lama-lama gue nikahin Raiden aja deh daripada di hujat netizen kalau sama Bianjing,” ucap Chilla sambil membolak-balikkan badannya di kasur.

“Lagian ada Syifa yang pamornya bagus malah pilih gue yang sekuter, aneh emang tuh bianjing!” gerutu Chilla.

        Karena terus menggerutu tak lama matanya terpejam dan berakhir tertidur dengan pulas. Tanpa memperdulikan handphone nya yang terus berdering karena panggilan dari Raiden.

***

          Raiden lagi-lagi dibuat menghela napas karena sikap Chilla yang semaunya, dia telah mengatakan jika sudah beres-beres cek email bersama dengannya di bawah sekalian untuk makan malam. Tetapi Chilla tidak turun dan berakhir dia berada di depan pintu kamar Chilla dengan tangan dilipat didepan dada memperhatikan wanita itu yang tidur dengan tidak elegan nya.

Raiden tidak mempercayai ini, wanita ini penuh dengan kejutan yang tidak terduga.

“Kamu suka dengan Chilla, dear?” tanya nenek Raiden yang sudah berada disebelahnya.

         Raiden sedikit terkejut neneknya berada disamping dia dan mengomentari hal yang menurutnya aneh, dia menyukai Chilla? Gadis ceroboh yang hanya mencintai cowok K-Pop nya, mana mungkin Raiden menyukai Chilla.

“No, I don't like her.”

“Kamu tertarik dengan gadis itu, lalu untuk apa kamu membawanya kemari? Jika urusan pekerjaan maka kalian bisa menyewa hotel,” ucap nenek Raiden memberikan pandangan nya.

“Dia harus dilindungi, masa depannya tergantung Raiden menjaganya. Satu inci pun Raiden tak akan membiarkan bajingan itu menjadikan Mahika sebagai alat mereka, tolong mengerti Sobo. Dia hanya butuh rumah saja,” jelas Raiden sambil memandang Chilla yang tertidur dengan lelap.

         Nenek Raiden tersenyum tipis mendengar jawaban cucunya tersebut. Lalu dia menepuk pundak Raiden dengan pelan sehingga sang empu menoleh dengan cepat.

“Jaga dia, apapun status kalian. Obasan dukung asal bukan hal negatif.”

“Ayo turun, tidak baik terlalu lama berada dikamar seorang gadis,” ajak nenek Raiden menuntun cucunya untuk pergi dari sana.

****

“Bego lo!” umpat Syifa.

          Syifa menampar Bian di ruang tunggu saat mereka sedang break syuting, lagi-lagi tidak ada seorang pun disana hanya mereka berdua saja. Kru disana memang sudah mengetahui jika kedua orang tersebut berada di satu acara pasti selalu membutuhkan ruang tunggu untuk mengobrol berdua.

“Gue cuman lindungi Chilla dari rumor negatif itu,” balas Bian sambil memegang pipinya, tamparan Syifa cukup keras.

        Syifa menghela napas lalu melemparkan amplop yang isinya berceceran, disana ada foto yang menjadi objek pembahasan mereka terutama keluarga besar mereka.

“Itu bukan Chilla, Bian. Kenapa Lo gegabah sih!” kesal Syifa semakin frustasi akan tindakan konyol Bian yang tak berpikir panjang.

“Segitu cintanya lo sama Chilla? Ingat dia udah jadi mantan lo anjir!” sambung Syifa dengan nada ketus.

        Bian memungut foto itu dimeja dan memperhatikan detail dari beberapa foto yang diambil dari berbagai angel. Matanya membulat sempurna ketika melihat satu foto yang jelas, itu satu-satunya foto yang tidak blur.

“Terus ini siapa? Kenapa mirip gue sama ... ” ucap Bian dengan nada heran.

“Right, gue sama Lo Sabian! Itu bukan Chilla sama pacarnya tapi lo sama gue waktu seminggu lalu, lo engga ingat waktu kita semua mabok bareng buat rayain film baru lo?” ungkap Syifa tersenyum sinis.

       Bian menggelengkan kepalanya dan jatuh terduduk di sofa dengan mata yang kosong, sialan dia ingat malam itu mereka party bersama teman-teman nya. Dia hampir saja membawa Syifa ke hotel jika temannya tidak memisahkan dua orang tersebut saat sedang berciuman.

“Jika foto itu tersebar, lo yang akan nanggung akibatnya. Tunangan sama Chilla tapi malah main api sama sepupunya,” ucap Syifa terkekeh.

Bian meremas foto tersebut dan menatap nyalang Syifa yang kini duduk dengan tenang di seberangnya.

“So, lo ada rencana apa? Jangan biarin itu nyakitin Chilla,” ucap Bian menahan diri agar tak menghajar sepupu Chilla yang licik tiada tara.

Syifa tersenyum lebar.

*****

Yes, I'm Cinderella!Where stories live. Discover now