Chapter 28 : Akur

Start from the beginning
                                    

"Aku, mau pulang," jawab Ireen.

"Kita akan pulang setelah cairan infus mu habis, Ren," jawab Arsya sembari melihat kantong infus Ireen yang tinggal setengah.

"Kamu istirahatlah dulu, kata dokter kamu kelelahan dan bisa berdampak buruk pada kandungan mu yang masih muda," jelasnya pelan.

"Se-seperti itu, ya?" tanya Ireen dengan air matanya perlahan membasahi pipinya.

"Kenapa kamu menangis?" tanya Arsya sembari menyeka air mata Ireen.

"Tidak, apa-apa," jawab Ireen sembari berlalu berbaring dan membelakangi Arsya.

"Huhh, ya sudah.
Aku akan membangunkan mu saat waktunya pulang, selamat beristirahat," ucapnya sembari berlalu ke sofa.

Ireen menahan tangisnya dari balik badannya. Ia benar-benar tak mengharapkan atas kehamilannya itu. Sejauh mana ia berjuang, Arsya pasti tetap tak mau pergi dari Wulan. Tak berapa lama, Ireen kembali tertidur karena terus menangis dalam diam.

Malam harinya, Arsya pun membangunkan Ireen dan mereka pun pulang ke rumah. Sejak di perjalanan, Ireen selalu diam dan tak mengatakan sepatah kata pun hingga mereka sampai di rumah.

Ireen turun dari mobil sebelum Arsya membukakan pintu mobil untuknya. Setelahnya ia berlalu duluan masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamarnya yang ada di ujung lorong.

Dari hari itu, keduanya tak banyak berbincang-bincang satu sama lain. Hingga pada suatu hari, Ireen mendapat pesan dari Jo untuk menemuinya di tempat biasa, yaitu rumah yang dulu Yang akan mereka tinggali.

Di karenakan dirinya dan Arsya tak banyak berbicara, akhirnya Ireen memutuskan untuk langsung pergi dengan sebuah taksi yang ia pesan secara online. Ireen pun segera sampai di rumah tersebut.

Saat sampai di rumah itu, Ireen pun langsung masuk saja seperti biasanya.
Di dalam rumah, sudah ada Jo yang menunggunya.

"Apa kamu sudah lama menunggu ku, Jo?" tanya Ireen.

"Enggak kok," jawab Jo dengan senyuman.

"Bagaimana kabar mu? Apa kamu baik-baik saja sekarang?"

Ireen hanya menggelengkan kepala sambil duduk di samping Jo.

"Kenapa? Apa kamu dan Arsya sedang bermasalah?" tanya Jo khawatir.

"Selalu Jo, kami selalu bermasalah.
Dan masalah itu akan terus berlanjut bahkan saat aku, aku, saat ini, tengah mengandung😔," jawab Ireen.

"Iya, aku tau, Wulan sudah menceritakannya," ucap Jo sembari menenangkan Ireen.

"Hhm, Arsya pasti sudah menceritakannya. Entah terbuat dari apa hati mereka. Terutama Wulan, dia sebagai perempuan seharusnya bisa mengerti perasaan ku!"

"Huhh, Ireen, Wulan sudah memutuskan hubungannya dengan Arsya.
Sudah sejak lama Wulan berusaha melupakan Arsya, bahkan sebelum kami pergi keluar kota, Wulan jarang mau pergi menemui Arsya. Tapi sejak pesta anniversary pernikahan kita di club, Wulan dan Arsya kembali berhubungan," jelas Jo mengingat kejadian waktu itu.

"Apa kamu mengatakan sesuatu pada Wulan malam itu?" tanya Jo lembut.

"Iya, aku mengatakan kalau aku telah berhasil membuat Arsya menyukai diriku. Dan aku minta padanya untuk meninggalkan Arsya. Tak mudah bagi mereka untuk saling melupakan Jo. Arsya sangat bersikeras untuk tak meninggalkan Wulan, begitu juga sebaliknya😭," jelas Ireen sembari bersandar pada Jo.

"Iya, aku tau.
Tapi kali ini Wulan sudah bertekad untuk meninggalkan Arsya. Wulan takkan menggangu kehidupan pernikahan kalian lagi," ucapnya sembari menatap Ireen.

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Where stories live. Discover now