💜 Port Of Love : 3 💛

475 63 18
                                    

Hay Sahabat Firosa

Mohon maaf baru UP
Akhi-akhir ini lagi banyak yang dikerjakan dan butuh konsentrasi aku
Jadi menulisnya sedikit terganggu

Tetapi akhirnya hari ini aku bisa UP

Selamat membaca

jangan lupa sebelum membaca di vote dulu
Ok

😉

🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸

.
.

Setelah 5 hari di rawat , akhirnya Elisa diperbolehkan pulang oleh dokter , setelah kondisi kesehatan dan psikis nya di nyatakan stabil , Elisa juga sudah bisa menerima kenyataan pahit mengenai kematian bayinya, meski terkadang Virdan sering mendapatinya tengah termenung di dalam kamar dengan mata yang berkaca-kaca sambil memandangi foto USG bayinya , jika sudah seperti itu, perasaan bersalah kembali muncul pada diri Virdan , yang membuatnya merutuki dirinya sendiri.

Hari berganti hari , minggu berganti minggu , genap sudah hampir 1,5 bulan berlalu , meski Elisa masih diliputi kedukaan, namun sekarang dia sudah siap kembali beraktifitas , membantu Nara di toko kuenya , Virdan bisa bernafas dengan lega , dia tak lagi khawatir jika harus meninggalkan istrinya di rumah sendirian saat dia bekerja di kantor , lagi pula ada ibu mertuanya yang akan selalu menemani Elisa , lambat laun kehidupan Virdan dan Elisa bisa berjalan seperti biasa kembali , duka itu mulai terkikis dengan sendirinya , Virdan dan Elisa yakin suatu saat nanti Tuhan akan mempercayakan seorang anak kembali kepada mereka.

Namun sayang , semenjak Elisa keluar dari rumah sakit , hubungan antara Virdan dan Suho semakin dingin , keduanya tak pernah sekalipun bertegur sapa , lebih tepatnya Suho lah yang selalu menjaga jarak dari nya , sikapnya cukup membuat Virdan jadi bertanya-tanya , dia merasa Suho tengah menyembunyikan sesuatu darinya.

Ada yang mengganggu pikiran Virdan , entah mengapa dia menangkap sorot kesedihan di mata Suho setiap kali pandangan mereka tak sengaja bertemu , beberapa kali Suho kedapatan tengah menatap dirinya dengan tatapan yang menurutnya sangat aneh, namun dengan segera Suho memalingkan wajahnya seakan tak ingin tertangkap oleh Virdan jika dia tengah menatapnya.

Karena Suho selalu saja menghindarinya, Virdan menjadi tak ingin terlalu memikirkan sikapnya yang aneh itu , mungkin kakak ipar nya itu sekarang sudah menyadari sikapnya yang salah selama ini pada dirinya , bisa saja bukan ?, Virdan memilih abai dengan itu dan lebih memfokuskan dirinya pada Elisa.

...

Suatu malam

Virdan mengusap lehernya yang terasa sangat kering , entah mengapa malam ini dia begitu haus sampai mengganggu tidurnya , dia meraih gelas yang biasa tersedia di atas nakas, dan ternyata gelas itu sudah kosong , sepertinya dia harus ke dapur untuk mengambil air minum, meski sedikit enggan namun akhirnya dia turun dari tempat tidur dengan sangat hati-hati agar tidak mengusik Elisa yang tengah terlelap , perlahan dia membuka pintu kamar dan keluar menuju dapur.

Beberapa saat kemudian setelah mengambil air minum di dapur dan meminumnya , Virdan langsung kembali kekamar, namun saat melewati ruang keluarga , samar-samar Virdan mendegar sebuah suara yang seperti tengah berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon , suara itu datang nya dari teras samping.

"Seperti ada orang?, apa itu Suho?" tebak nya dalam hati dengan kening berkerut.

Karena rasa penasaran Virdan mendekati sumber suara itu , dengan langkah pelan dan hati-hati dia berjalan sambil terus mencoba menangkap percakapan sayup-sayup orang tersebut , Virdan berhenti di balik dinding yang terhubung dengan teras luar, dan merapatkan telinganya didinding itu bermaksud menguping.

DUNIA TAELICE  , Where stories live. Discover now