Chapter 26 : Kabar gembira

Comenzar desde el principio
                                    

Para orang tua yang mendengar kabar tersebut pun senang bukan main, mereka saling berpelukan dan mengucap syukur atas kehadiran malaikat kecil yang Ireen kandung.

Namun, beda dengan Arsya yang terlihat bingung dengan kabar yang ia terima.

"Apa yang harus ku lakukan sekarang?" batinnya sembari duduk menundukkan kepalanya.

"Sya, ayo kita liat keadaan Ireen," ajak papa.

Arsya hanya diam sembari mengikuti yang lain untuk menjenguk Ireen.

Ireen yang sedari sudah sadar pun juga merasa bingung dengan kabar yang dokter beritahukan padanya. Setelah orang tuanya masuk, ia langsung memeluk mamanya dan hanya menangis haru.

"Selamat ya, Ren," ucap sang mama dengan tangisan sembari memeluk putri semata wayangnya.

"Kamu akan menjadi seorang ibu sekarang."

"Iya, kamu harus jaga kesehatan ya, supaya kamu dan bayi dalam kandungan mu aman😖," sahut papa menahan tangisannya sembari memeluk putrinya.

"Ta-tapi, ba-bagaimana dengan, per-ceraiannya?😖"

"Nak, mama mohon ya, jangan cerai, please😖," pinta mama Arsya memelas.

"Iya, kami akan bicarakan hal ini dengan Arsya, kalau perlu kami akan berbicara juga dengan Wulan," sahut papa Arsya mencoba memberi solusi.

"Kami mohon pikirkan kembali keputusanmu, nak," pinta mama Arsya kembali memohon pada Ireen sembari menggenggam kedua tangannya.

"😭Ireen sebenarnya juga, gak mau cerai ma. Tapi, Ireen lakukan demi kebaikan Ireen sendiri. Ireen merasa tak di anggap sama Arsya. Ireen juga sudah merubah diri Ireen sesuai dengan apa yang Arsya minta. Tapi dia, malah menganggapnya kalau itu sebuah permainan😖."

"Nak tenang dulu ya, kami akan membicarakannya," ucap mama Arsya berusaha menenangkan Ireen.

"Kamu tak perlu memikirkannya, kami akan urus ini dengan segera."

Ireen hanya menganggukkan kepala sebagai tanda mengiyakan. Ia menatap Arsya yang saat di tatap langsung mengalihkan pandangannya.

Setelah keadaan Ireen mulai membaik, Ireen pun di perbolehkan pulang. Setelah sampai di rumah, Ireen di suruh istirahat oleh mama Arsya. Ireen menurutinya dan mama Arsya membawanya beristirahat ke kamar utama. Ireen awalnya sempat menolak, tapi karena ia terus di paksa, akhirnya ia pun terpaksa beristirahat di kamar utama, yaitu kamar Arsya.

Setelah Ireen tertidur, mama Arsya berlalu ke ruang tengah menghampiri yang lainnya. Papa Arsya pun mulai menegaskan Arsya untuk menerima Ireen dan melupakan Wulan. Tapi Arsya sangat keras kepala dan masih membela dirinya untuk tetap memiliki hubungan dengan Wulan walaupun ia saat ini sudah menikah dengan Ireen.

"ARSYA!! Kalau kamu masih bersikeras seperti ini, papa benar-benar tak akan memberikan warisan keluarga pada mu!!" sentak papa.

"AKU TAK PEDULI SOAL WARISAN KELUARGA!! Memangnya kalian tau apa soal aku?! Kalian bahkan tak pernah menjadi sesosok orang tua bagiku! Sejak dulu apa kalian pernah menganggap ku ada?!!" sentak Arsya kesal.

"Apa salah kalau aku cuma mau bahagia?
Hanya Wulan yang mengerti akan diriku. Hanya dia yang ada untukku selama ini," lirihnya dengan air mata yang mulai mengalir.

"Arsya sayang, mama mohon ya sama kamu. Kami itu sangat menyayangimu. Cobalah untuk membuka hati mu untuk Ireen," ucap mamanya dengan lembut.

"Menyayangi?" tanya Arsya tak percaya.

"Apa ada orang tua yang meninggalkan anak mereka ketika dia sedang sakit? Selama berhari-hari aku di rumah sakit sendirian.
Kalau kalian menyayangiku, kalian pasti setidaknya akan memperhatikanku. Kalian benar-benar mengabaikan ku selama ini. Hanya setelah aku mengenalkan Wulan, kalian memperhatikanku. Seandainya aku tau akan seperti ini, aku lebih baik tak mengenalkan Wulan pada kalian dan langsung menikahinya saja," jelasnya dengan sedih.

"Nak Arsya, mama mohon ya sama kamu. Terima Ireen. Apalagi dia saat ini tengah mengandung anak mu," pinta mama Ireen.

"Aku akan menerimanya," jawab Arsya.
Tapi aku takkan melepaskan Wulan begitu saja."

"Kalau begitu, kami akan membicarakan hal ini dengan orang tua Wulan, dan dengan Wulan nya sekali pun," sahut papa Arsya.

"Silahkan saja," ucap Arsya cuek.

Orang tua Ireen sangat sedih mendengarnya. Mereka tak menyangka dan benar-benar merasa bersalah karena sudah menerima pernikahan itu. Ireen bukannya bahagia, tapi ia malah menderita karena pernikahan yang orang tua mereka sepakati.

TBC
#21 Desember 2023

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora