Chapter 25 : Tak bisa meningalkannya

Start from the beginning
                                    

"☺Love you too, Lan.
Sekarang, kita beristirahat?"

"Ehmm, iya, aku lelah," jawab Wulan sembari memejamkan matanya.

Jo pun memeluk tubuh Wulan erat sambil membelai kepalanya hingga ia sendiri pun mulai tertidur juga.

Jam sudah menunjukkan pukul 23:45.
Di samping itu, Arsya sendiri langsung bergegas pulang setelah pertemuannya dengan Wulan. Di rumah, Ireen tengah menunggu kepulangan Arsya diruang tengah. Setelah menunggu selama beberapa saat, Arsya pun pulang.

"Arsya," panggil Ireen yang hanya diam duduk di sofa.

"Ya? Ada apa?"

"Dari mana saja kamu? Kenapa baru sekarang pulangnya?"

"Aku dari kantor, baru saja selesai lembur," jawab Arsya seadanya.

"🤨Jangan membohongi ku Sya."

"Ckk, apa sebenarnya mau mu?" tanya Arsya lelah.

"Tak bisakah kamu membiarkanku beristirahat dulu?"

"Ckk, Arka tadi kesin...,"

"APA?!!
Apa maksudmu dia kesini?!
Kamu membiarkannya masuk?!" tanya Arsya dengan nada kesal.

"🤔Emhh iya," jawabnya.

"Untuk apa dia kesini?!"

"😏Menemui ku," jawab Ireen pelan.

"Jadi begitu ya," ucap Arsya sinis.

"Ya sudah kalau begitu, bagus aku tak pulang awal tadi," sambungnya sambil berlalu pergi ke kamarnya.

"Ughh, Arsya~," panggil Ireen yang mengikutinya.

"Aku hanya bercanda. Arka tak masuk ke dalam rumah, tadi dia hanya mengantarkan dokumen mu dan menanyakan keberadaan mu. Aku bilang kamu masih di kantor, tapi Arka bilang kamu gak ada di kantor," jelas Ireen di sepanjang jalan ia menuju ke kamar.

"Kamu pergi kemana?" tanya Ireen memasuki kamar Arsya.

"Apa urusannya denganmu?" tanya Arsya.

"Aku menunggumu dari tadi," jawab Ireen.

"Aku tak memintamu untuk menungguku.
Sekarang istirahatlah, aku sudah sangat lelah," ucap Arsya sembari berbaring di kasur setelah mengganti pakaiannya.

"🙂Hmmm baiklah. Maaf kalau aku terlalu mengurusi mu," jawab Ireen berlalu ke kamarnya.

"Ckk, kenapa semuanya harus seribet ini sih?!" ucap Arsya frustasi.

Ireen pun kembali ke kamarnya sendiri dan mengistirahatkan dirinya karena ia terlalu lelah begadang hingga larut malam hanya untuk menunggu kepulangan Arsya.

Di keesokan harinya, Ireen kembali tak menghiraukan Arsya. Apa pun yang Arsya lakukan padanya, ia hanya mengacuhkannya saja. Dari pagi hingga malam, Ireen hanya mengurus dirinya sendiri. Ia tak memikirkan Arsya. Mau Arsya pulang larut malam pun ia tak peduli. Hingga sampai beberapa hari kemudian.

Hingga suatu malam, seperti biasa Arsya pulang larut malam lagi karena benar-benar lembur. Di saat ia pulang, ia berharap Ireen menunggunya seperti biasa. Namun sampai malam itu juga, Ireen benar-benar tak lagi menunggunya.

Arsya kemudian meletakkan jas dan juga tas kerjanya di meja. Lalu ia pun pergi ke kamar Ireen. Arsya mengetuknya perlahan, tapi tak ada jawaban. Arsya pun terpaksa masuk ke dalam kamar Ireen. Saat masuk, nampak Ireen tengah berbaring di sofa sambil membaca sebuah majalah.

 Saat masuk, nampak Ireen tengah berbaring di sofa sambil membaca sebuah majalah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ireen," panggil Arsya dengan lembut.

"Kamu sedang apa? Kenapa belum tidur?"

"😏Apa urusannya dengan mu?" tanya Ireen balik tanpa mengalihkan pandangan dari majalahnya.

"Huhh, bisakah kamu berhenti bersikap seperti ini?" tanyanya mencoba sabar.

"Kenapa? Kan kamu yang memulainya duluan," jawabnya acuh.

"Aku sudah bilang aku lelah bukan.
Aku hanya mau beristirahat saja."

"Lelah juga bukan karena kerja😏," sindirnya pelan.

"Apa? Kamu mau membawa Wulan dalam perdebatan kita lagi? Iya?!!" tanya Arsya yang mulai kesal.

"Aku tak mengatakannya. Tapi kalau emang benar, aku gak salah kan ya," jawab Ireen sembari duduk dan melipat salah satu kakinya.

"Ckk, apa kamu tak bisa melupakannya hahh?! Sebenarnya apa mau mu?! Kamu mau mencari masalah dengannya?!!"

"🤔Kalau itu bisa ku lakukan, mungkin sejak awal pasti ku lakukan," jawab Ireen sambil berdiri menghadap Arsya dan mengelus dadanya.

"Yang ku mau adalah, kamu milikku, sepenuhnya."

"Hmm, dan sudah ku katakan sejak awal. Aku takkan melepaskan Wulan begitu saja. Sejak awal dia milikku," ucapnya menatap tajam Ireen.

"Arsya~, apa aku tak cukup untuk mu?" tanya Ireen memelas sambil melingkarkan kedua tangannya pada leher Arsya.

"Entahlah.
Kamu bahkan tak mengenalku dengan baik.
Entah aku bisa mempercayai mu atau tidak," ucap Arsya sembari berbalik untuk kembali ke kamarnya setelah melepaskan tangan Ireen di lehernya.

"Arsya~😖," panggil Ireen sembari memeluk Arsya dari belakang guna menghentikannya.

"Bagaimana aku bisa mengenalmu dengan baik, kalau kamu saja jarang bersama ku?😖"

"Bukankah sudah jelas kenapa?
Kamu melakukan ini hanya karena mau membuktikan dirimu kan? Kamu melakukan ini agar bisa menang dari Wulan. Kamu melakukan ini agar aku pergi meninggalkan Wulan!" bentaknya kesal.

"Sebaiknya kamu hentikan permainan bodoh ini," ucap Arsya sembari menunjuk wajah Ireen.

"Aku sudah muak menjadi mainan mu."

"Sya, sejak kapan aku mempermainkan mu? Aku melakukan semua ini untuk mu Sya. Bukankah kamu sendiri yang menyuruh ku merubah diriku😢.
Tapi, disaat aku sudah merubah semuanya, kamu menganggap ini hanya permainan. Lalu? Mau mu aku harus bagaimana lagi Sya untuk membuktikan kalau aku pantas untuk mu?😭" tanya Ireen yang sudah terduduk di lantai.

"Menyerah saja.
Apapun yang terjadi aku takkan meninggalkan Wulan begitu saja."

Arsya pun berlalu pergi ke kamarnya setelah menyelesaikan perkataan tersebut.

"Akkhhh, Arsyaa~!! Kamu gak bisa giniin aku terus Sya😭," teriak Ireen.

"Hikss, kalau itu mau mu, baiklah. Aku akan urus semuanya," ucap Ireen.

Ireen kemudian mengunci pintu dan mengurung dirinya dalam kamar. Ia menangis dan tak bisa membayangkan hubungan rumah tangganya. Ia sudah mencoba saran Jo. Namun tetap saja, Arsya tak mau meninggalkan Wulan.

TBC
#21 Desember 2023

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Where stories live. Discover now