Chapter 21 : Tak terkendali

Start from the beginning
                                    

"Aku, pulang," ucap Ireen dengan langkahnya yang sempoyongan menuju ke ruang tengah.

Arsya yang melihat kepulangan Ireen pun hanya menatapnya tajam sembari duduk dengan kedua tangan yang terlipat didepan dadanya.

"😵‍Kenapa menatap ku, seperti, it-u?" tanya Ireen menghampiri Arsya.

Arsya tak menghiraukannya dan hanya mengacuhkannya.

"Ka-mu, tampan, seka-li," ucap Ireen sambil memalingkan wajah Arsya menghadapnya.

"Hmm, kamu mulai berani ya sekarang," ucap Arsya sinis.

"😆Sangat menye-nangkan sekali. Aku ingin minum, seka-li lagi," pintanya seraya menjatuhkan dirinya dalam pangkuan Arsya.

"Aku, ingin la-gi," sambungnya.

"Kalau begitu sana. Pergi dengan lelaki mu itu," ucap Arsya kesal sembari menurunkan Ireen dari pangkuannya.

"Eemmhh, siapa, lelaki ku?" tanya Ireen memeluk leher Arsya.

"Siapa lagi?!" sindirnya sinis.

"Ada banyak lelaki, ka-mu juga lelaki, kan," jawabnya meracau.

"LELAKI YANG MEMBAWAMU PULANG!!" teriak Arsya yang kesal dengan sikap Ireen.

"Ughh, kamu kok, teriak gitu, sama aku?" tanyanya ingin menangis.

"Ckk, sudahlah, lupakan saja," jawab Arsya ingin berlalu pergi.

Ireen lalu mengikuti Arsya sampai Arsya masuk ke dalam kamarnya.

Arsya tak menghiraukan Ireen dan berniat untuk mengganti pakaiannya sebelum beristirahat.

"Eemhh...," lirih Ireen sembari memeluk Arsya dari belakang sebelum Arsya sempat mengenakan bajunya.

"Lepas, aku mau pake baju," sentak nya.

"Ga-k, mau," jawab Ireen sambil mengelus dada Arsya.

Arsya yang melihat kelakuan Ireen pun hanya diam tanpa ada niat untuk menghentikannya.

Ireen menciumi punggung Arsya beberapa kali hingga membuat Arsya benar-benar tak ingin menghentikannya. Namun, Arsya seketika tersadar saat Ireen mulai berani melepaskan ikat pinggangnya.

"Ireen, apa yang kamu lakukan?!"

"Kamu tau, laki-laki yang, meng-antar ku pulang, tadi. Dia, sebe-narnya sepupu ku😆. Dia bilang, untuk melu-luhkan mu, harus di buat, nyaman," jawab Ireen masih meracau.

Ireen kemudian menghadapkan Arsya ke hadapannya dan Ireen berniat akan melepas pakaiannya. Namun Arsya segera membawanya ke kasur dan menutupi tubuhnya itu dengan selimut.

"Kenapa? Apa kamu, gak suka?" tanya Ireen ling-lung.

"Kamu sedang mabuk," jawab Arsya seraya menyelimuti Ireen dan berbaring disampingnya.

"Aku enggak sebejat itu untuk memanfaatkan mu dalam situasi seperti ini," sambungnya sembari memeluk Ireen yang terbalut dalam selimut.

"Tidurlah, kamu pasti lelah. Selamat malam, Ireen," ucap Arsya sambil mengelus lembut kepala Ireen.

"Emhh," lirih Ireen sambil membenamkan wajahnya pada dada Arsya karena tangannya saat ini tengah terbalut dalam selimut.

Arsya tetap memeluk Ireen sembari memikirkan semua hal yang telah terjadi semenjak pernikahannya dengan Ireen, bagaimana perasaannya yang saat ini sedang kacau.

Selang beberapa saat, Arsya yang kelelahan pun tertidur dengan memeluk Ireen.

Keesokan harinya, Ireen terbangun dari tidurnya, dan mendapati dirinya dalam balutan selimut dengan Arsya yang memeluknya. Ireen ingin bangun, namun entah kenapa Arsya malah mengeratkan pelukannya.

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Where stories live. Discover now