Chapter 18 : Tergoda II

Start from the beginning
                                    

"DASAR LAKI-LAKI BRENGSEK!!" kesal Ireen sambil mendorong tubuh Arsya.

"Kamu pikir perempuan itu hanya sebagai pemuas nafsu hah!! Aku tak akan mau seperti it...."

"Bukankah memang seperti itu?
Wulan saja akan menuruti semua yang aku minta. Dia puas, aku puas, apa salahnya dengan itu?"

"Itu kalian!! Dan aku, bukan WULAN!!"

"AKU ENGGAK PERNAH MELIHATMU SEBAGAI WULAN!! APA KAMU MASIH TAK MENGERTI?! WULAN YA WULAN.
KAMU YA KAMU, IREEN!" bentaknya kesal dengan sikap Ireen.

"Lantas? Kamu mau apa sekarang?!!" tanya Ireen dengan memposisikan duduknya sambil berselonjor di kasur.

"Aku mau bersama denganmu. Apa sudah jelas?"

"😏Tapi aku, gak mau," jawab Ireen sambil memalingkan wajahnya.

"Kenapa?
Kamu masih sakit hati ya denganku?😏" sindirnya sembari menggenggam tangan Ireen.

"Ckkk, lepasin!!"

"Enggak bakal," jawab Arsya sambil menarik Ireen kedalam pangkuannya.

"Tatap mataku dan katakan apa yang kamu pikirkan tentangku sekarang. Jawab sejujurnya ya," ucapnya tegas.

"Kamu itu, laki-laki gak tau diri, egois, pemaksa, kasar, dan tak bisa menghargai!!" jawab Ireen kesal sambil ingin turun dari pangkuan.

"Kalau kamu tau aku pemaksa, seharusnya kamu menurut saja sejak awal! Aku bahkan sudah membujuk mu dengan baik. Tapi kamu nya yang meminta di kasarin😏."

"Heh!! Tuan Egois!!
Sejak awal, aku sudah menurut ya. Bahkan aku menurut saat kamu meminta ku untuk menyaksikan dirimu yang sedang bercinta dengan Wulan. Kamu pikir, aku boneka mu apa? Yang bisa kamu permainkan!!" jawab Ireen mulai berkaca-kaca.

Arsya tertegun dengan Ireen yang akan menangis dan terdiam sesaat sebelum memeluknya dalam diam.

"Kamu ... hanya memandang ku dari penampilan ku seperti ini. Bagaimana jika aku kembali ke penampilan ku yang sebelumnya?" tanya Ireen dengan air matanya yang mulai membasahi pipinya.

"Kamu pasti, membenciku, tak menyukaiku, bahkan kamu jijik dengan ku!! Aku tak suka dengan perlakuan mu seperti itu!!😖"

Arsya hanya terdiam sembari memeluk Ireen dengan erat serta mengelus lembut kepalanya berharap ia akan tenang dengan perlakuannya.

"Ughh, lepaskan aku!!😭
Aku tak perlu belas kasihan mu!!" ucap Ireen sambil menutup tubuhnya dengan selimut agar Arsya tak meliriknya lagi.

"Huhh, aku tak akan mengganggumu.
Jadi keluarlah, kita bicara dulu," ucap Arsya dengan nada yang tiba-tiba melembut.

"Aku tak mau mendengar apa-apa lagi😖.
Silahkan saja kalau kamu ingin bersenang-senang dengan Wulan."

"Huff, ya sudah, kalau begitu istirahatlah dulu," ucapnya pelan sembari mengambil kunci yang terlempar sebelumnya dan membuka pintu.

"Selamat malam. Have a nice rest, Ireen," pamitnya lembut sebelum keluar dari kamar dan menutup pintu kamar.

Ireen menangis dalam diam dan berusaha menenangkan dirinya yang kemudian ia mulai tertidur.

Keesokan harinya, saat Ireen bangun, ia langsung berlalu keluar dari kamar dan berniat akan mengambil minum. Lalu ia berpapasan dengan Arsya di dapur. Namun Arsya hanya diam saja.

"Eemhh, Sya," pangil Ireen.

"Ya, ada apa?" tanya Arsya mengalihkan pandangannya pada Ireen.

"Aku mau, minta izin, aku mau ke mall."

"Dengan siapa?"

"Sendiri."

Arsya terdiam sesaat sebelum mengizinkan Ireen untuk pergi.

"Ehmm, jangan terlalu lama. Aku akan pulang sore hari. Jadi sebaiknya kamu sudah ada di rumah saat aku pulang nanti," ucapnya bersiap-siap akan berangkat bekerja.

"Yaa, baiklah," jawab Ireen yang akan berlalu.

"Eitss, tunggu dulu," ucap Arsya menghentikan langkah Ireen.

"Bukankah kamu melupakan sesuatu?☺️" tanyanya memeluk pinggang Ireen.

"Apa?🤨" tanya Ireen sambil melepaskan tangan Arsya.

"Mana kiss bye nya?
Kalau kamu gak mau kasih, jangan harap aku izinkan untuk keluar, okay?" sambung Arsya sembari kembali menarik Ireen ke pelukannya.

"🙄😏Yakin gak ngizinin aku keluar?" tanya Ireen menggoda sambil merapikan dasi Arsya.

"Kalau kamu terlalu menggoda seperti ini, aku akan pastikan kamu tak keluar hari ini," ucapnya sembari mendekati wajah Ireen.

"Tapi aku, ingin pergi shopping," jawab Ireen sambil melepaskan pelukan Arsya dan duduk di atas meja dapur.

"Apa kamu sengaja?" tanya Arsya mendekati Ireen dan menahannya di atas meja.

"Kamu yang memulainya duluan lho ya. Jadi jangan salahkan aku kalau kamu tak bisa keluar hari ini," ucap Arsya sambil melonggarkan ikatan dasi yang ia kenakan.

"😏Kenapa? Aku ingin membeli dress dan juga make up. Jadi aku harus keluar hari ini," jawab Ireen menyeringai.

"Tapi bagaimana aku bisa membiarkan mu pergi kalau kamu bersikap seperti ini?" tanya Arsya mulai menelusupkan tangannya mengangkat dress Ireen.

"How about we have some fun together instead?" tanyanya sembari mengelus paha bagian dalam Ireen.

"Aku tidak mau!" jawab Ireen yang menepis tangan Arsya.

"Aku akan bersiap dan pergi. Kamu pergilah ke kantor," ucap Ireen ingin turun dari atas meja.

"Hahhaha, ya sudah.
Ingat, pulanglah sebelum aku pulang," ucapnya seraya memperbaiki dasinya.

Tak berapa lama, Arsya pun pergi ke kantor dengan mobilnya.

"😖Seperti itukah yang dia lakukan pada Wulan?" pikir Ireen merasa merinding.

"Huhh, pantas saja Wulan bisa nyaman dengannya, kalau dia bersikap seperti itu😏," sambungnya sambil berlalu ke kamar.

Ireen pun kemudian mempersiapkan dirinya dan ia pun pergi ke sebuah mall.

TBC
#19 November 2023

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Where stories live. Discover now