Chapter 10 : Cemburu

Start from the beginning
                                    

"Huff, baiklah," ucap Wulan pasrah.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan dengan Jo? Sepertinya tidak akan mudah membuatnya mau menceraikan ku," ucap Wulan bingung.

"🤔Aku punya ide sebenarnya, tapi aku tak tau apakah kamu bakal setuju dengan ide itu."

"Apa idenya?🤨"

"Setelah aku dan dia cerai, kamu tinggal bilang ke orang tuamu kalau kamu hamil anak ku. Dan pastinya, orang tuamu bakal meminta pertanggungjawaban pada ku. Dan dengan itu, kamu akan menikah dengan ku, dan cerai dengan Jo☺. Bagaimana menurutmu?"

"Hmm, ide yang bagus😏."

"☺Aku tak sabar menunggu hari itu," ucap Arsya sembari memeluk Wulan.

"Aku juga😆," balas Wulan memeluk leher Arsya sembari berjinjit.

"Sebentar lagi waktu itu akan tiba."

Arsya lalu menggendong Wulan dan membawanya ke sofa dan memangkunya. Mereka bersenang-senang bersama menghabiskan waktu seharian.

Setelah hari itu, Arsya tak segan-segan selalu membawa Wulan ke rumahnya. 1 minggu berturut-turut. Lalu, suatu hari, Arsya tengah duduk bersama dengan memangku Wulan dan memanggil Ireen untuk membawakan mereka minuman serta cemilan untuk mereka nikmati.

Ireen yang melihat kelakuan suaminya tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menurutinya. Setelah mengantarkan minuman serta cemilan untuk keduanya, Ireen berusaha berlalu dari pemandangan yang membuatnya semakin sakit hati. Namun, Wulan meminta Arsya agar Ireen tetap berada di situ menyaksikan mereka berdua.

"Sayang, apa Ireen bisa tetap disini?" tanya Wulan memberi kode.

"Mengapa dia harus berada di sini?" tanya Arsya balik sambil mencubit gemas hidung Wulan.

"Tentu saja untuk membuatnya sakit hati," bisik nya di samping telinga Arsya.

"Boleh ya~"

"☺Terserah apa mau mu sayang," jawab Arsya sambil mendekatkan Wulan pada dirinya.

Ireen tak sanggup melihatnya. Lagi-lagi ia berusaha untuk meninggalkan keduanya. Tapi Arsya selalu menyuruhnya tetap diam pada tempatnya.

"Ini makan dulu cookies nya," ucap Wulan menggoda Arsya.

"Say ahh~"

"😋Enak ya sayang."

"Ehmm, kamu gemesin deh😆."

Wulan pun menangkup wajah Arsya dengan kedua tangannya.

Arsya melirik Ireen yang tak jauh dari mereka pun lalu mencium Wulan seketika.
Merasa di rendahkan, Ireen pun berlalu ke kamarnya yang berada di ujung lorong sambil menangis.

"Ehmm, Sya, kamu sengaja ya," ucap Wulan gemas setelah Arsya melepaskan ciumannya.

"Yaaa, menurut mu?😋"

"Kamu ini🤭. Ide yang bagus😉."

"Mau lanjut?"

"Boleh~" jawab Wulan menggoda Arsya.

"Lanjutnya di sini aja, atau di kamar? Hmm?"

"Ya dikamar dong, sayangku."

Wulan dengan gemas mengunyel-ngunyel pipi Arsya.

Tak pikir panjang lagi, Arsya lalu membawa Wulan ke kamar. Dan lagi-lagi mereka bersenang-senang bersama.

"Sayang, kamu kok diem aja sih?" tanya Arsya yang mengetahui Wulan menutup mulutnya.

"Ehmm, memangnya kamu mau aku apa?" rayunya menatap Arsya.

"Biasanya kamu selalu mengerang sayang.
Apa karena kamu takut kalau dia mendengarnya?" tanya Arsya menggoda.

Wulan tak menjawab pertanyaan Arsya namun terlihat Wulan menjadi salah tingkah.

Arsya tak menghiraukan apa yang Wulan akan lakukan. Ia hanya terus melakukan apa yang membuatnya merasa senang.

Tanpa mereka sadari, Ireen ternyata tidak ada di rumah. Beberapa saat yang lalu, Ireen berlalu keluar rumah untuk menemui Jo. Ireen mengajak Jo ketemu di rumah yang dulunya akan menjadi rumah mereka. Karena Ireen takut jika ada seseorang lagi yang memata-matai mereka.

Ireen berjalan dengan tatapan sayu. Sesampainya di rumah itu, Ireen langsung saja masuk ke dalam rumah. Saat itu, Jo belum datang. Ia menunggu kedatangan Jo sambil menangis karena selalu teringat apa yang barusan saja terjadi.

Tak lama kemudian, Jo pun datang. Ia masuk ke dalam rumah dan mendapati Ireen tengah duduk di sofa sambil menangis.

"Ireen," panggil Jo khawatir.

"Astaga, kenapa kamu menangis?" tanya Jo langsung saja memeluk Ireen dan berusaha menenangkannya.

"Apa yang sudah terjadi, hmm?
Kenapa kamu sampai menangis?" tanyanya sedih dengan keadaan Ireen.

"A-Arsya .... Wulan....😭"

"Kenapa dengan mereka?
Apa mereka kembali menyakitimu?!" tanyanya berusaha menahan rasa kesal.

"A-Arsya, dia, dia akhir-akhir ini selalu membawa, Wulan ke rumah. Dan, tadi, mereka, mereka😭..." ucapan Ireen kemudian terhenti karena ia tak sanggup bagaimana menceritakan pada Jo.

"Huhh, sudah ya, kamu tak perlu menceritakannya kalau kamu tak sanggup," ucap Jo kembali memeluk Ireen.

"Aku minta maaf ya. Seharusnya aku lebih tegas dengan Wulan."

"😖Aku tak sanggup lagi Jo.
Arsya, dia memberiku waktu, 2 bulan, untuk ku merubah diriku. Tapi aku tau tau harus bagaimana. Aku udah mencobanya, tapi dia tetap tak mau menerima ku😭."

"Ireen," panggil Jo melepaskan pelukan mereka dan menatap Ireen.

"Kalau seperti itu, kamu harus benar-benar berubah total. Berubah seperti apa yang ia harapkan. Buat dia menyesal. Buktikan kalau kamu pantas bukan untuk dia, tapi untuk dirimu sendiri," jelas Jo meyakinkan Ireen.

"Lakukan ini demi dirimu, bukan demi pembuktian padanya."

"Ba-bagaimana caranya Jo? A-aku? Aku tetap diriku seperti ini. Apa yang harus rubah?" tanya Ireen sembari melihat dirinya.

"Bukan perubahan drastis juga, Ren.
Kamu pakai saja pakaian yang lebih terbuka. Rawat dirimu untuk menjaga kesehatanmu. Bersikaplah seolah kamu tak peduli padanya. Dengan begitu, cepat atau lambat Arsya pasti akan bertekuk lutut untukmu.
Dan juga, untuk Wulan aku akan mengurusnya. Sudah saatnya aku benar-benar tegas padanya. Kalau seperti ini terus Wulan pasti takkan jera."

"😭Jo, makasih ... makasih karena kamu udah mau membantu ku. Aku tak akan bisa apa-apa tanpa dirimu Jo," ucap Ireen sembari membenamkan dirinya pada dada Jo.

"Hanya kamu yang terbaik Jo😖."

"Iya, sama-sama, Ren," ucapnya dengan lembut sembari mengelus kepala Ireen.

"Kamu jangan sedih lagi ya. Buktikan kalau kamu bisa tanpanya. Kamu kuat untuk dirimu sendiri, bukan untuk orang lain.
Jadi semangat ya, Ren."

"I-iya Jo, aku, aku akan mengikuti saran mu," jawab Ireen.

Setelah itu, Ireen dan Jo menghabiskan waktu bersama layaknya seorang teman. Setelah sore harinya, Ireen pun berpamitan pada Jo untuk kembali pulang.

TBC
#11 November 2023

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Where stories live. Discover now