Chapter 19: Akhir yang Bahagia

Start from the beginning
                                    

"Anna, apa hanya perasaanku saja atau memang saat ini kita tengah berpindah tempat?"

"Jeff, sepertinya dugaanku memang benar. Ada yang tidak beres. Tenang saja, mulai detik ini aku akan melindungimu. Aku tak akan membiarkanmu pergi dariku lagi. Kamu tunggu di sini, ada yang harus aku cek."

Anna berdiri dan memerhatikan kondisi rumah lamanya yang kini sudah ditinggalkan. Memang dibiarkan kosong begitu saja karena tak ada seorangpun yang mau membelinya. Kesan angker yang sangat kuat membuat orang-orang enggan meliriknya.

"Anna, kamu pergi kemana? Tolong jangan membuatku khawatir!" Jayden yang merasa panik itu memilih berdiri dan meraba sekitarnya. Tongkatnya tadi terjatuh, dan kini ia hanya bisa melayangkan kedua tangannya ke udara, berusaha mencari keberadaan Anna dengan jalannya yang sedikit tertatih.

Anna tak menggubris teriakan Jayden. Ia berjalan menuju ruang tengah dan duduk di sofa. Ia memejamkan matanya, berusaha untuk berkonsentrasi penuh. Anna sadar jika memang memiliki sedikit kekuatan supranatural semenjak terbangun setelah tidur panjangnya selama tiga hari waktu itu. Hanya saja ia belum pernah mencoba untuk mengeluarkan kekuatannya.

Anna merasakan tubuhnya bereaksi dengan sendirinya. Bibirnya tiba-tiba saja menggumamkan mantra-mantra yang bahkan tak dimengertinya. Dengan khidmat Anna terus memejamkan matanya sembari lisannya dengan lancar merapal mantra.

"Uhuk!" Jayden memuntahkan darah dari bibirnya secara mendadak. Tubuhnya ambruk ke lantai, lalu ia mengerang kesakitan sembari memegangi dadanya.

Anna mengabaikan suara kesakitan tersebut sembari terus merapal mantra. Keringat dinginnya mulai bercucuran, namun ia tetap terus berkonsentrasi karena ada hal ghaib yang hendak mencelakai mereka berdua.

"Kedua mata menjijikkan itu buatku saja. Aku yang akan membuangnya." Bima tiba-tiba saja muncul setelah Mala dan Isakh tewas.

"Wiryan, terima kasih. Kamu sungguh luar biasa dalam bermain peran." Bima menepuk pelan punggung Wiryan yang kala itu tengah bergetar hebat. Arka dan Hatta kebingungan, mereka berdua tak paham dengan situasi yang sedang mereka saksikan.

Bima tersenyum miring. Skenario yang ia buat ternyata membuahkan hasil. Ia pun membawa kedua mata Isakh yang masih berlumuran darah, lalu melemparkan mata tersebut ke dalam sumur tua yang ada di belakang rumah.

Anna meneteskan airmatanya dengan kedua matanya yang masih tertutup rapat. Hatinya sangat sakit ketika mengetahui fakta yang sebenarnya. Semua kejadian di masa lalu murni rencana Bima, dan kedatangan Yudha dua tahun lalu hanya untuk mengelabui memori Jayden dan juga dirinya.

 Semua kejadian di masa lalu murni rencana Bima, dan kedatangan Yudha dua tahun lalu hanya untuk mengelabui memori Jayden dan juga dirinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18:23, dan suara teriakan kesakitan dari Jayden sungguh memilukan hati.

Anna terus menggigit bibirnya hingga mengeluarkan darah. Namun ia tak mau menyerah begitu saja. Malam ini ia harus berhasil mengalahkan Yudha, karena jika tidak, hidup keduanya tak akan pernah bahagia.

JAYDEN, 18:23Where stories live. Discover now