-shoot twenty one-

195 33 8
                                    

Tawa lebar yang terus menerus memperlihatkan gigi kelinci yang menggemaskan, menunjukan bahwa bocah Jeon itu senang melewatkan hari ulang tahunnya dengan Sohyun dan Jimin. Membiarkan ia kesana kemari mencari hal yang diinginkan. Sohyun, wanita itu cukup takjub dengan Jimin yang dengan enteng menggesekan kartu mahal dari dompetnya agar menyenangkan Jungkook hingga kedua tangan kecilnya sudah penuh dengan kantong belanja yang kebanyakan koleksi mainan figur produk marvel-iron man- tokoh favoritnya.

" Paman terimakasih," Jungkook mengatakannya sambil memeluk erat pinggang Jimin dan beralih pada Sohyun juga melakukan hal yang sama, " Bibi juga. "

" Aku senang sekali hari ini. Ini akan menjadi salah satu hari ulang tahun terbaikku, " Imbuhnya.

Jimin mengusap dengan lembut kepala Jungkook.

" Kami juga senang bisa merayakannya denganmu. Mewujudkan keinginanmu, " Sohyun juga ikut membelai kepalanya.

Dirasa sudah larut malam. Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk segera pulang terlebih mengantar Jungkook lebih dulu agar sang ayah tidak khawatir, jika sudah kembali dari tugasnya.

--

"Ah malang sekali mereka, " Desau Seokjin saat melihat kelayar televisi di dinding ruang kerjanya. Diikuti putaran kepala Suho-sang ayah yang penasaran dengan hal yang menunjukan respon sedih putranya. Ketika tengah menggarap pekerjaan dengan sang anak.

" Ada apa? ", ia juga fokus ke arah layar televisi. Disana menunjukan gambar seorang pembaca berita yang tengah memberi informasi sebuah tragedi kecelakaan dari dunia penerbangan.

Seokjin menggeleng-gelengkan kepala. Raut prihatin tampak pada wajahnya yang sebenarnya sudah cukup lelah. " Itu salah satu maskapai penerbangan terbaik yang ku kenal. Aku selalu menggunakan maskapai tersebut saat harus keluar kota atau jauh keluar negeri.

Bagaimana bisa ada kejadian lost contact? "

" Ya..., tidak menutup kemungkinan. " Suho menanggapi, " Sesempurna apapun pesawat ia tetaplah buatan tangan manusia. "

"Banyak hal yang bisa menjadi penyebab. Aku hanya berharap semuanya selamat, meskipun kemungkinan itu sangatlah kecil. " Katanya.

"Yah, ayah benar.. Semoga saja, doa terbaik untuk para korban yang ada didalamnya. "

Dahi Suho mengerut seperti mengingat sesuatu. 

"Sohyun, lama sekali anak itu tidak memberi kabar. " Gumannya.

"Dia baik-baik saja. Belum lama ini aku bertemu dengannya dan Jimin. Ayah tidak perlu khawatir, " Sahut Jin sudah kembali fokus pada berkas pekerjaannya.

"Syukurlah. Semoga mereka selalu bahagia, " Suho bernapas lega.

Sementara ditempatnya Sohyun tengah memandangi sendu dua pria lawan usia didepannya. Tidak sengaja ia membuka portal berita yang muncul dilayar ponsel. Wanita itu tidak yakin akan apa yang ia baca, namun, ia sendiri tidak bisa menyembunyikan raut khawatir.

"Bagaiamana jika ia mendengarnya? "

"SOHYUNNN..! "

Melihat sang istri hanya mematung Jimin harus berteriak memanggilnya. Pria itu heran melihat raut wajah Sohyun yang semula bahagia tampak menyembunyikan sesuatu.

"Hey.., kenapa diam saja? Jungkook sudah menunggu, " Jimin setengah berlari menghampiri Sohyun. Salah satu tangannya meraih dan mengelus pipi wanita itu.

"Ada apa? " Tanyanya.

Tidak ingin merusak momen. Sohyun menggeleng dan berusaha tersenyum.

"Tidak ada aku hanya memikirkan apalagi yang bisa diberikan untuk Jungkook, " Bohongnya. Padahal dia sedang berpikir bagaimana perasaan bocah itu jika berita yang ia baca ternyata benar.

Kecelakaan pesawat yang ia curigai sedang dikendarai oleh Jeon Wonwoo.


---

hai ada yang kangen? Maaf ya  up dikit-dikit.
Jangan lupa tetap beri dukungan pada karya amatir ini.
See you on next chap...

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Nov 01, 2023 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

So I'm married,mr Gay?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora