31• QUIDDITCH

1K 108 50
                                    

Ini adalah hari di mana final Quidditch antara Gryffindor dan Slytherin akan dilaksanakan.

Suatu keputusan yang salah ketika pagi ini aku memutuskan untuk duduk sarapan berdekatan dengan the trio; karena sejak tadi semua pasang mata selalu menatap ke sini. Anak-anak di meja Ravenclaw dan Hufflepuff tidak berhenti memberikan tepuk tangan heboh ke tim Gryffindor, sedangkan anak-anak Slytherin sibuk mengintai sambil berdesis-desis kencang.

     "Apakah kalian melihat wajahnya?" untuk pertama kalinya, Ron sangat gembira berlama-lama menatap meja Slytherin.

     "Wajah siapa, Ron?" cetusku, setengah tidak peduli karena fokusku hanya kepada makanan.

     "Malfoy!" jawabnya girang sambil menyuap sebongkah sosis ke mulut. "Aku tidak mempercayai ini! dia seperti tersambar peti—ouch," Ron terbatuk. "Air, air—aku t–tersedak."

Hermione buru-buru menyodorkan segelas jus ke si rambut merah. "Berapa kali ku bilang, jangan bicara sambil mengunyah!" tegurnya.

Sambil terkekeh, aku hanya bisa menggelengkan kepala, senang mengetahui kalau sekarang kedua orang itu sudah kembali berbaikan. Ya, meskipun berantem atau tidak, kelakuannya sama aja, sih—tiada hari tanpa harus bercekcok.

     "Taruh di sini, Harry," Ron kembali berujar setelah menyesap banyak jus labu, bahkan mulutnya masih belepotan saat dia meletakkan Firebolt milik Harry ke atas meja yang penuh.

     "Ron, kau menyenggol piringku!" aku mengomel seraya menggeser ujung sapu itu.

—Dan dari sana, sekelompok orang-orang dari Asrama lain mulai berdatangan. Sekedar untuk melihat Firebolt dari dekat dengan terkagum-kagum, "Wahh!" ataupun mengucapkan 'good luck' kepada Harry, sedangkan Harry sendiri hanya mengangguk-angguk sembari tersenyum.

     "Apakah aku boleh memegangnya, Harry?" perempuan berjubah Ravenclaw datang dan bertanya dengan antusias, belum dijawab tapi sudah lebih dulu mengangkat tinggi Firebolt.

     "Nah, nah, Penelope, jangan ada sabotase!" Percy ikut datang, sepenuh hati mengamati sapu terbang di tangan perempuan Ravenclaw dengan cermat. "Penelope dan aku memiliki taruhan," kata Percy kepada kami. "Sepuluh Galleon untuk hasil pertandingan!" soraknya.

     "Penelope?" aku berbisik pada Ginny.

     "Yeah, itu pacarnya."

Lalu Lilac menyenggol bahuku, memberitahu siapa orang yang sedang datang selanjutnya.

     "Congrats, Harry," laki-laki Hufflepuff, Cedric Diggory, memberikan selamat pada Harry atas pertandingan final pertamanya. Sebelum kembali, dia sempat melirikku dan tersenyum, membuat Lilac dan Ginny tidak berhenti berdehem-dehem tidak jelas seperti kesetanan.

     "Harry..., pastikan kamu menang," kata Percy lagi, mendesak. "Aku tidak punya sepuluh Galleon—Ya, aku kesana, Penny!" dan dia bergegas untuk bergabung bersama pacarnya di meja Ravenclaw, Ron menatap kakaknya cringe.

Kemudian, "Yakin kau bisa mengendarai sapu itu, Potter?" datanglah suara sinis dan dingin. Entah sejak kapan, Malfoy dan kelompoknya sudah berdiri tidak jauh dari meja kami. "Punya banyak fitur khusus, bukan?" katanya sarkastik. "Sayangnya tidak disertai dengan parasut, kalau-kalau kau terlalu dekat dengan dementor," lalu semua temannya tertawa gila.

     "Very funny, Malfoy," kataku acuh tak acuh. "Berkacalah dan lihat sepucat apa wajahmu."

     "Oh, apa itu, Granger?" jawabnya seraya menyeringai lebar. "Kau memperhatikanku?"

Aku memutar bola mata, mengabaikan ekspresi jahilnya yang bermakna ganda—menyebalkan.

     "Oh, sayang sekali kau tidak bisa memasang lengan tambahan pada sapumu, Malfoy," Harry akhirnya buka suara, menyindir. "Siapa tau itu dapat membantumu dalam menangkap Snitch."

𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫? | Draco Malfoy X ReaderWhere stories live. Discover now