Im Yours

57.5K 2.8K 116
                                    

" Bantu aku Pak Edy. Tolonglah!"

Edy terdiam menatap Sherra, mencoba mencari kebenaran di matanya.

" Baiklah, aku akan mencoba percaya padamu karna aku tidak mau sahabatku memiliki nasib yang buruk seperti yang kamu ceritakan." Ucap Edy kemudian membuat Sherra berbinar senang. Syukurlah...

***

Siang itu saat jam istirahat,

Edy membawa Kristall ke ruang music. Dia mengatakan ada anak baru yang ingin mendaftar di kelas seni. Karna kebetulan ketua clubnya adalah Kristall sendiri. Maka dengan mudah, Edy bisa membawanya.

" Masuklah! Dia ada di dalam!" Ujar Edy

" Apakah harus aku? Kenapa tidak kamu saja sebagai wakilku?" Kristall mengernyit.

" Iya harus kamu! Aku harus mendata absen anak baru." Edy setengah mendorong punggung Kristall memasuki ruangan  yang tampak terbuka.

Saat Kristall masuk, tiba tiba..

Klek. Pintu terkunci.

" Kau?" Kristall mengusap dadanya kaget saat melihat Sherra tiba tiba tersenyum padanya sembari memegang kunci ruangan itu di tangannya.

" Edy sialan kamu, awas yaaa!!!" Teriak Kristall kesal.

" Kristall apa kau masih marah?" Senyum Sherra mendekati pria itu

" Berikan kuncinya, aku masih banyak urusan!" Tekan Kristall sinis

" Ambil sendiri!" Goda Sherra lalu meletakkan kunci itu di dalam dadanya.

" Ops, Ayo ambil! Tapi setelah itu kamu melakukan pelecehan padaku." Senyum Sherra kemudian. Pemuda itu memalingkan wajah semakin kesal.

" Cih.. apa kamu sudah gila?" Gumannya risih

Tatapan sinisnya,
Aku sangat merindukannya.
Kristall, tak apa jika kau membenciku
Aku hanya ingin kau tetap seperti ini dan terus hidup dengan tubuhmu hingga kau menjadi tua.
Aku tak apa jika harus terjebak di dimensimu selamanya.

" Aku tidak mengerti bagaimana bisa kau meracuni pikiran Edy. Padahal dia tidak biasanya memihak orang baru sepertimu." Celetuk Kristall pasrah. Dia lalu duduk di kursi piano tak jauh dari tempat Sherra berdiri.

" Karna keinginannya sama denganku, dia tidak ingin kau terluka." Jawab Sherra. Kristall menatapnya dengan sorot tajam

" Apa maumu sebenarnya? Jika kamu berniat memisahkan aku dengan Kerren maka aku akan membencimu selamanya." Ancam pria bermata amber itu.

Sherra mendekati Kristall, menatapnya sendu, lalu duduk di hadapannya.

" Kau terluka lagi?" Senyum Sherra kemudian membelai tangan Kristall lembut.

" Jangan macam macam!" Kristall menarik tangannya. Sherra menggeleng pelan lalu mengulas senyum

" Jangan negative thingking dulu! Kalau aku mau aku bisa memperkosamu di sini. Aku bercanda Krish, aku hanya ingin melihat luka di lenganmu." Senyum Sherra tulus.
Kristall terhenyak, Sherra kembali memegang tangannya lalu menyingkap lengan panjang kemeja seragamnya. Dan benar, ada luka gores yang masih berdarah di sana.

" Bagaimana kamu bisa melihatnya? Bahkan Edy tidak menyadarinya tadi?" Kening Kristall bertaut heran. Sherra tersenyum lalu merobek bagian bawah seragamnya sendiri untuk membersihkan luka itu.

" Jangan pernah terluka lagi, kau begitu sering terjatuh. Orang lain tidak akan menyadarinya karna mereka hanya akan melihat wajah dan fisikmu. Tapi aku akan merasakan sakit setiap kali kau terluka." Sherra mengikat luka Kristal dengan secarik kain yang sama.
Kristall terdiam, ia menatap Sherra yang tampak telaten mengusap lukanya.

SOUL Horror+ (My Love In Another World)Where stories live. Discover now