°°°

"Bi. Ada yang sakit?" tanya Cinta pada Samudera. Ah seperti sinetron yang sedang naik-naiknya. Tapi memang nama mereka seperti itu. Jika di ingat-ingat memang konyol.

"Gak papa yang. Cuma luka lecet," jawab Samudera dengan kekehannya.

"Lo itu masih aja belagu Sam-Sam," cibir Bayu sembari meminum es teh yang baru saja ia beli di warung depan.

"Iya dek. Kamu luka kaya gini nanti bakal dimarahin sama om Gun," jelas Bumi pada Samudera.

"Lagipula ngapain kamu harus berantem sama mereka?" tanya Cinta.

"Mereka hina orang tua gue. Gue capek kaya gini terus kalau kalian pengen tahu," ucap Samudera dengan tatapan kilatnya.

Walau ia tahu jika ia sendiri membenci orang tuanya. Akan tetapi mengapa saat orang-orang itu mulai menghina orang tuanya ia naik pitam? Ia pun tak tahu apa itu alasannya. Ia capek terus berada pada tekanan batin.

"Emangnya orang tuamu kenapa sih Sam?" tanya Cinta yang memang tidak mengetahui apa yang terjadi dengan orang tua Samudera.

"Bukan apa-apa kok yang?" jawab Samudera sambil bersandar di bahu Cinta.

"Bang pulang yuk," ajak Bayu pada Bumi abangnya.

Mereka sekarang sedang berada di kost milik Samudera yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah. Dan Cinta memang sering ke sini. Wajar karena mereka sudah resmi pacaran.

"Aku anterin pulang sekalian ya yang. Aku mau istirahat. Kasihan nanti kamu gak ada temen ngobrol," saran Samudera.

"Gak usah bi, aku naik ojek online aja. Kamu mending istirahat aja," suruh Cinta. Samudera hanya mengangguk dan tersenyum manis padanya.

"Yaudah aku sama bang Bumi pulang dulu Sam," pamit Bayu.

"Hati-hati sob," jawab Samudera.

Setelah mengantar Cinta sampai depan kosan ia kembali ke kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur. Jika kalian ingin tahu Samudera itu bagai kembang api. Sekali di sulut ia akan langsung meledak. Dan sudah dipastikan wajahnya nanti bakal terpampang nyata di base SMA SEMESTA lusa pagi.

Drtt drttt

'PAPA'

Melihatnya saja ia sudah muak. Ia mematikan handphonenya dan berusaha untuk tidur terlebih dahulu sebelum tenaganya benar-benar terkuras

°°°

"Nah kita sudah sampai di apartemen kalian," ucap Sade sambil memberikan dua kunci apartemen.

"Makasih om," kata Langit dan Alaska.

"Oh iya kulkas belum om isi. Nanti om belikan kalau tidak repot. Kalau kalian lapar dan ingin makan kalian tinggal telepon om Krist asisten om," jelas Sade.

"Gak usah om. Nanti Langit beli sendiri saja. Ya nggak Ka?" ucap Langit.

"Iya om gak usah. Laska bisa masak kok tenang saja," jawab Alaska. Padahal ia hanya bisa tahu cara memasak mi instan. Dasar pengibul.

Drrrt drrtt

"Bentar," pamit Sade menjauh dari mereka. "Kalian udah boleh masuk kok!" teriak Sade.

"Iya halo Krist," jawab Sade.

"Iya aku akan ke sana sekarang," lanjutnya.

Sade masuk ke dalam apartemen dan segera pamit kembali ke kantor. Mereka berdua akhirnya memilih untuk membereskan barang bawaan dan merapikan kamar masing-masing.

DI PENGHUJUNG SENJA (yunsang)Where stories live. Discover now