Chapter 15. Ride with Me

459 37 2
                                    


Phana, Beam, dan Kit duduk di meja kecil dekat jendela perpustakaan. Mereka akan menghadapi ujian dan telah belajar sejak kelas terakhir mereka pada sore hari itu. Beam menguap lebar dan Kit menjatuhkan penanya untuk menggosok matanya. Phana adalah satu-satunya yang terlihat tidak ingin berhenti belajar.

"Ugh, aku tidak bisa melihat catatan ini lagi. Mataku rasanya mau lepas dari kepalaku." Kit mengeluh, meletakkan kepalanya di atas meja.

"Aku setuju. Dan aku mulai mengantuk." Ucap Beam sambil mengedipkan air mata yang keluar karena menguap.

"Tapi ujian kita adalah hari Jumat ini." Phana memandang mereka berdua.

"Ya, dan kita sudah berada di perpustakaan ini selama delapan jam." Kata Kit datar. Dia duduk dan memeriksa arlojinya. "Sudah disini dari jam 2:30. Sekarang sudah lewat jam 10:30."

Beam kembali menguap lebar. "Ayo Ai'Pha. Ayo pulang. Besok kita masih ada waktu untuk belajar."

Phana melihat ke arah teman-temannya yang jelas-jelas kesulitan untuk tetap fokus lalu menghela nafas. "Baiklah baiklah."

"Yaaa." Kit tersenyum dan segera mulai mengemasi barang-barangnya. Beam mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa apa ada pesan yang terlewat. Masih belum ada pesan Line dari Forth. Forth mengiriminya pesan beberapa jam yang lalu untuk menanyakan apa dia ingin pergi makan malam bersama, tapi Beam memberitahunya bahwa dia sedang belajar di perpustakaan untuk ujian mereka yang akan datang jadi dia tidak bisa. Forth tidak pernah merespon setelah itu. Apa dia marah?

"Aku lapar. Ayo makan." Kata Kit sambil berdiri. Phana mulai memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya.

"Aku lebih baik tidur." kata Beam dengan acuh tak acuh.

Baik Kit maupun Phana membeku dan menatap teman mereka dengan kaget. Beam berhenti menyimpan kertas-kertasnya dan balas menatap kertas-kertas itu.

"...Apa?" Beam berkedip canggung.

"Kau menolak makanan??" seru Kit.

"Kau tidak pernah menolak makanan. Apa kau baik-baik saja? Apa sakit kepalamu masih mengganggumu?" Phana bertanya, mengulurkan tangan untuk merasakan dahi Beam.

"Aku baik-baik saja. Aku hanya ngantuk sekali. Dan semua kantin sudah tutup sekarang. Kita harus keluar kampus."

"Tapi kau tidak akan pernah bisa tidur saat lapar. Apa kau yakin baik-baik saja?" Kit mengerutkan kening.

"Aku baik-baik saja kawan. Sungguh."

Kit dan Phana bertukar pandang dan duduk diam selama beberapa saat. Kemudian pandangan penuh pengertian muncul di wajah Kit.

"Atau... apa kau akan bertemu seseorang malam ini?" Kit bertanya dengan nakal. Phana menangkapnya dengan cepat.

"Ohh ho ho! Jadi kau sudah punya rencana dengan kamu-tahu-siapa." Phana menggoyangkan alisnya.

"Bukan itu!"

"Lalu ada apa? Entah kau sudah membuat rencana dengannya atau kau masih sakit, karena aku tidak percaya kalau kau hanya mengantuk. Ini makanan yang sedang kita bicarakan."

"Aku hanya lelah." Beam mulai merasa jengkel. Bagaimana dia bisa menjelaskan kepada mereka kenapa dia tidak lapar padahal dia bahkan tidak bisa menjelaskannya pada dirinya sendiri? Dia tidak tahu kenapa dia tidak lapar. Yang dia tahu hanyalah sejak Forth mencium pipinya malam itu, rasa laparnya yang biasanya, telah digantikan oleh kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya terus-menerus.

Phana dan Kit menatapnya lebih lama dengan Kit menyipitkan mata karena tidak percaya.

"Terserah kau kalau begitu." Kata Phana, lalu melanjutkan mengemas barang-barangnya dan menutup resleting tasnya. "Tapi aku lapar dan aku ingin makan sesuatu yang bukan dari 7Eleven."

JUST BY CHANCE  (TAMAT)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora