"Bagus itu! Buat ngomelin Jihan," Sana ikut menyahut, wanita itu juga sudah selesai mendamaikan kerusuhan. "Jihan perlu pawang, Dihan udah nggak mempan."

"Ngapain anak-anak lo?" tanya Hayi saat Jisoo sudah duduk bergabung dengan yanh lain. 

Jisoo menghela napas berat. "Bukunya ditarik sama Jihan," adunya menceritakan kegilaan sang anak, "Dihan emosi karena bukunya ditarik, Jihan emosi karena Dihan nggak mau diajak main."

"Mereka udah sering ribut ya, Teh?"

"Jihan udah mulai caper ke Dihan," cerita Jisoo yang sudah mengumpulkan energinya setelah memberikan jalan tengah pada anak-anaknya, "tapi sekarang Dihan udah mulai risih, capek kali dia dulu diabain mulu sama adeknya."

"Btw, ini kebaya buat kalian gimana?" tanya Ahra kembali ingat tentang tujuan utama mereka kumpul di rumah Sana. "Mau warna apa?"

Jungkook berdecak sebal. "Gue nggak mau pake kebaya."

"Lo nggak diajak!" sewot Ahra melirik sinis pada Jungkook. "Yang dikasih cuma anggota tetap sama Mara."

"Dih! Gue lebih pasti bakalan jadi anggota tetap daripada Mara!" sahut Jungkook, protesnya berbarengan dengan Mara yang baru keluar dari kamar utama. "Ra, lo mau nikah sama Haruto nggak?"

Mara menatap bingung para saudara ipar Haruto itu, "Nggak dulu, Kak," ucap Mara santai dan setelah itu melangkah menuju dapur, mengambil minum untuk Jisung. 

Sebenarnya Mara itu ikut kumpul sama The Ipar's hanya karena sungkan untuk menolak. Sedangkan para rangers bunda lainnya itu masih terus berusaha untuk merekrut Mara. Mari kita nantikan siapa yang akan menang dalam proses negosiasi ini.

💃

Hanbin mengehla napas, bibirnya sedikit maju, namun ia tak bisa menolak perintah para saudaranya. "Lagian lo nikah dadakan banget, Hyuk. Kagak sabar banget pengen bikin anaknya."

"Bikin anak doang mah sekarang juga bisa," sinis Donghyuk dan berhasil mendapatkan tendangan pinalti dari Mas Jinan. 

"Bikin doang mah, Haruto juga bisa--"

Haruto  yang baru pulang dari kampus jelas langsung melirik sinis sang abang. "Nikahin juga bisa," balas Haruto santai dan masih terus memainkan nintendo milik Mas Jinan, "BISA GILA!"

"Eh, tapi nikah enak tau, To," sahut Hanbin menggoda adik bungsunya, calon ayah itu merapatkan tubuhnya pada Haruto. "Enak, bisa enak-enak."

"Enak, tapi kok ngeluh mulu--AAA!," sinis Haruto dan langsung dipiting oleh Hanbin. 

Ini padahal niat awal mereka kumpul buat ngomongin kepanitiaan di nikahan Donghyuk. Sebelum ada kumpul keluarga besar, minimal ini panitia inti dulu bagi-bagi tugas. Dan, Hanbin yang sekarang kebagian menjadi ketua panitia.

"Kan, tradisinya gitu, A," sahut Dahyun mengingatkan, "nanti pas gue, Kak Dongi yang jadi ketua panitia."

"Enak di Haruto," sinis Hanbin tak terima, "dia cuma ongkang-ongkang kaki."

Haruto melirik sinis, "Kalo A Mbin mau nikah dua kali, aku siap jadi ketua panitia--"

"Bener ya?" tantang Hanbin langsung menyela omongan Haruto.

Dahyun yang sedari tadi sibuk dengan kamera ponsel jelas langsung menoleh pada Hanbin. "A? Aa, gue rekam, A!" pekiknya saat menyadari perkataan sang aa. "Kagak gue sensor, A! Gue kirim ke Teh Hayi, A!"

Suasana di tempat kerja Mas Jinan seketika menjadi heboh oleh sorakan Bobby, Haruto dan Donghyuk. Sedangkan Hanbin, pria itu berusaha merampas ponsel Dahyun. Ini teriakan mereka kedengaran sampe ke area dapur di lantai bawah.

"Kalian mau mulai ngomongin kepanitiaan kapan?" tanya Mas Jinan berusaha untuk tetap sabar. "Kalo datang ke sini cuma buat numpang makan doang, mending pada balik, dah!"

"Hyun, Anj! Nanti gue dipenggal Hayi!" Hanbin tak peduli dengan protes si sulung, ia masih berusaha mengambil alih ponsel adiknya. "Nanti gue traktir deh, lo mau apa? Cilok? Cimol? Cimin?"

Haruto ikut menyahut, "Cilok doang aku juga mampu! Minimal iPhone 15, lah."

"Nah! Beli di gue," Bobby jelas tidak tinggal diam. Ada peluang bisnis, jelas langsung gas.

"Elah! Cilok aja. Biaya lahiran Hayi udah mahal ini," protes Hanbin yang masih berusaha menghilangkan barang bukti.

Haruto yang energinya sudah kembali terisi penuh saat melihat aanya terkena sial. Mahasiswa baru itu masih terus menghasut tetehnya untuk merampok aa mereka. "Sok-sokan nikah lagi, biaya lahiran aja masih puyeng."

Sorakan Bobby, Donghyuk dan Dahyun kembali menyahuti perkataan Haruto. Tiga bersaudara itu kompak menjadi satu sekutu. Membuat Hanbin semakin merengut sebal karena menjadi korban sial para saudaranya.

Sedangkan Jinhwan, ia hanya bisa menghela napas pasrah. Bagaimana bisa membuat panitia yang kompak untuk nikahan Donghyuk kalau tingkah para adiknya seperti tai. "Ini, mah, jadinya panitai," gumam Jinhwan sebal.

Tbc

[3] KIMcheees 3x✓Where stories live. Discover now