36. GELANG MILIK SIAPA?

132 18 2
                                    


"Aku benar-benar menyadarinya bahwa meskipun pria tinggi itu tak muncul di depan wajahku, dia tetap saja mengusik pikiran. Seolah simpul kami telah saling mengikat." Marra berdecak. "Ini gila!"

Matthew dan Celine sudah pulang sekitar sepuluh menit lalu, mereka sempat melihat kondisi Lauren, rasa kagum Celine terhadap Marra semakin bertambah. Ia tidak percaya bahwa gadis muda itu berusaha mengurus ibunya yang sakit tanpa kehadiran seorang ayah.

Marra bahkan tak tahu keberadaan pria itu, mengingatnya saja enggan, dan pertanyaan Celine sempat membuat Marra terdiam cukup lama, sebab tak memiliki jawaban tentang ayahnya.

"Mungkin dia sudah memiliki kehidupan baru yang bahagia." Meski bersuara dengan ekspresi datar, tapi Celine bisa menegaskan bahwa Marra begitu pandai merawat setiap luka dalam dirinya. Gadis itu bisa menunjukan sisi tenang saat bagian emosionalnya bermunculan.

Sekarang gadis itu merasa kesal karena perbuatan Denis di belakangnya, jika Matthew dan Celine tidak datang dan mengatakan banyak hal, pasti Marra takkan pernah tahu.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan?" Ia mendengkus. "Sepertinya, memang lebih baik tetap tidak peduli. Dia mempersulit kehidupannya sendiri, aku tak pernah ikut campur. Jadi, biarlah." Ia beralih pada beberapa paper bag di meja. "Aku juga kesal kepada Matt dan Celine, kenapa mereka membawa semua ini? Bagaimana jika aku tak bisa membalas kebaikan mereka suatu hari?"

Marra tak berniat mengecek setiap isi paper bag, ia tak ingin semakin terkejut jika mengetahuinya, sehingga gadis itu hanya memindahkan paper bag ke kamar dan meletakannya pada meja rias.

Namun, tiba-tiba lampu padam.

"Astaga! Bagaimana dengan ibu?" Marra cukup tergesa untuk melihat kondisi Lauren di kamar berbeda, tapi situasi gelap membuatnya kesulitan mencari jalan sampai tangan kanan Marra tak sengaja menyenggol paper bag, menjatuhkan semuanya ke lantai.

Tepat ketika Marra berhasil mencapai pintu kamar, lampu kembali menyala, gadis itu bernapas lega, tapi ia tetap melihat kondisi Lauren.

"Untung saja ibu masih terlelap." Ia kembali ke kamarnya sendiri dan berdecak menanggapi isi paper bag keluar dari tempatnya. "Seharusnya tetaplah di dalam sana, sehingga aku tak harus melihatnya."

Marra menemukan pakaian, beberapa kotak cokelat, kotak earphone dan sesuatu pada kotak panjang sekitar sepuluh centi berwarna merah.

Ada tiga paper bag dengan warna, nama brand serta ukuran berbeda. Marra memasukan kembali setiap barang dengan brand yang sama pada paper bag, tapi kotak merah tersebut membuatnya mengerutkan kening karena tak memiliki pasangan.

"Bukankah benda ini juga keluar dari paper bag?" Ia memutar kotak, berharap menemukan nama brand di sana, tapi tak ada apa pun. "Lantas, kotak merah ini keluar dari paper bag mana?" Gadis itu kebingungan. "Atau, Celine memang menggabungkannya pada salah satu dari paper bag ini?"

Marra terdiam, ia beranjak meletakan kembali paper bag tersebut pada meja rias. Namun, kotak merah tetap berada di tangannya seraya duduk di tepi ranjang.

Marra memperhatikannya, perlahan rasa penasaran muncul pada pikiran gadis itu. Ia tak ragu ketika membuka kotak dan terkejut setelah menemukan sebuah gelang perak dengan inisial nama, 'M' untuk Marra.

Apa dia benar?

"Gelang? Kenapa ada gelang?" Marra berdecak. "Untuk apa mereka memberi benda seperti ini padaku? Pasti harganya mahal."

Jika orang lain berpikir bahwa Marra mudah tergiur dengan sesuatu, mereka salah besar.

Meski Marra menyukai uang, tapi ia berhak mendapatkannya dengan sedikit usaha, bukan karena pemberian mudah seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. Tatto Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang