35. FAKTA-FAKTA KECIL.

112 22 1
                                    


Jangan lupa votenya ❤❤❤

***

Dua minggu setelah situasi aneh yang terjadi, beberapa hal berubah asing, tapi Marra menikmatinya, sebab tak berkomunikasi atau bertemu dengan Denis takkan berpengaruh terhadap kehidupan gadis itu, kecuali jika seseorang merampok uang hasil menjual ikan.

Dua minggu bersama ketenangan, mungkin. Saat Denis tak lagi mengirimkan chat, menelepon atau mendatangi Marra di depannya. Sesekali gadis itu mencoba menebak situasi yang terjadi, apa Denis sakit?

Namun, hati kecilnya selalu menegaskan bahwa semua baik-baik saja dan tak ada masalah sehingga harus memikirkannya.

Marra menikmati kehidupan normalnya seperti malam ini, ia sempat mengunjungi rumah sakit dan menebus obat Lauren karena hampir habis, wanita itu tak bisa berjauhan dengan obat-obatnya.

"Minumlah obat ini sebelum Ibu beristirahat," ucap Marra ketika berlutut di depan kursi roda Lauren dan membantu wanita itu menelan obatnya. "Semua baik-baik saja, Bu." Ia membaringkan Lauren di ranjang, memasang selimut sebelum mengecup keningnya. "Aku selalu mencintaimu, Bu."

Terdengar suara klakson mobil di luar rumah, membuat Marra mematung sejenak.

Aku tak ingin menebak bahwa Denis berada di luar sana, tapi North telah mengatakan jika mobilnya sudah diambil beberapa hari lalu.

Marra membatin sekaligus merasa aneh terhadap isi kepalanya. Entah tebakannya benar atau salah, ia tetap bergerak menuju pintu utama.

"Bukan jeep Denis. Lalu mobil siapa?" Gadis itu sempat mengintip melalui celah tirai, ia segera membuka pintu.

Senyumnya merekah saat seseorang keluar dari mobil dan melambaikan tangan pada pemilik rumah. Mereka sudah lama tak bertemu, entah berapa bulan sehingga menyimpan rindu pada diri keduanya.

"Celine," ucap Marra tanpa pernah menduga jika kekasih Matthew akan berkunjung ke rumahnya.

"Hai, Marra. Bagaimana kabarmu?" Celine segera mendekat dan memeluk temannya. "Aku sangat merindukanmu."

"Aku juga merindukanmu."

Matthew keluar dari mobil, ia tersenyum menanggapi keakraban dua wanita di teras rumah. Pria itu mendekat.

"Aku merasa sangat bersyukur karena kekasihku bisa tersenyum hari ini," ucap Matt saat berdiri di belakang Celine.

Wanita itu melepas pelukan dan menoleh. "Aku pikir kau akan berbohong tentang ajakanmu mengunjungi rumah Marra. Terima kasih banyak karena membuatku merasa senang."

"Kapan aku berbohong?" tanya Matt seolah tak pernah melakukannya.

"Terlalu banyak jika harus menghitungnya menggunakan jari tangan dan kaki." Celine menatap Marra. "Lupakan perdebatan ini, Matt. Aku begitu senang karena bertemu gadis ini, cepat keluarkan segala hal di bagasimu."

"Baiklah, Nona Celine." Matthew mengikuti keinginan kekasihnya saat kembali ke mobil dan membuka bagasi, beberapa benda dikeluarkan dari sana, termasuk buket bunga cukup besar.

"Astaga! Apa itu?" Marra terkejut.

"Aku menyiapkan krisan untukmu, Marra. Saat Matt mengatakan bahwa dia mengetahui rumahmu, aku sangat bersemangat. Lalu, dia berhasil mewujudkannya hari ini. Kami terlalu sibuk sehingga baru bisa mengunjungimu."

"Kedatanganmu saja sudah cukup. Sungguh, ini mengejutkan."

Matthew kembali mendekat, kedua tangannya penuh oleh banyak benda pada paper bag.

"Krisan untukmu. Kau harus menempatkannya pada sudut-sudut rumah." Celine mengambil buket krisan dari Matt dan memberikannya pada Marra.

"Terima kasih, kau pasti sangat bekerja keras saat mengumpulkannya."

Mr. Tatto Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang