AFTER DEAD | MarkHyuck [LOKAL]

✰ A new deviation occurred

Yang sudah mati, tidak akan kembali.

Namanya, Pranadipa Mazala. Statusnya sebagai budak korporat di Ventara News Update (VNU) salah satu Company yang bergerak pada bidang percetakan; majalah, surat kabar, dan situs saluran berita. Perusahaan ini selalu menayangkan setiap beritanya pada saluran Televisi mereka sendiri yaitu; VNU TV Indonesia. Jangan bertanya posisi Naufal kini menjadi apa, cukup bersimpati karena Naufal kini tengah memandang kosong pada lembar kerjanya yang bertumpuk, sudah berjalan separuh dikerjakan. Na'asnya, tersiram tumpahan kopinya sendiri yang mulai mendingin.

Honestly, diamnya Maza bukan ingin menjadi seorang pelapang dada dan memotivasi dirinya sendiri untuk mengerjakan hasil lemburnya kemarin secara ulang. Demi Tuhan, ia sedang dan sudah mengucap ribuan kata tercela dalam nuraninya. Isi dari kebun binatang mulai mengerumuni tubuh Maza yang terduduk kaku. Tidak ada seorangpun yang menyadari kesialan Maza, mereka sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri-sendiri. Mungkin ada yang mendapat free, tapi tidak dalam ruangan.

Maza menarik napasnya dalam-dalam, memejamkan matanya sejenak, siap menghadap bosnya.

—————————

Apa dan bagaimana Maza tidak ingin mengulang praadegan tadi. Karena sekarang ia sudah ada dalam kamar kostan elitnya. Bukan sepetak tanah yang ia dapat, ini bisa dibilang sebuah kontrakan dengan nuansa layaknya tinggal di dalam flat. Kost elit yang cukup terkenal di Ibukota, tentu dengan bulanan yang tidak murah. Karena sejatinya kost elit yang mulai terpapang di era milenial membuat fasilitasnya juga tak sembarang dibuat. Mereka menyediakan kamar mandi, dapur dalam dan luar. Memakai ruang tamu luar, balkon, tempat parkir luas, taman beserta kolam ikan, laundry dekat gerbang utama dan juga WiFi gratis.

Maza tidak tinggal sendiri di kostan elit tersebut. Ada 15 pintu dan setelah 3 tahun terakhir tinggal ia hanya cukup akrap dengan 5 orang. Selain dari itu mereka hanya saling menyapa jika berpapasan, menjadi penonton story whatsApp, dan tempat titip paket online. Kebanyakan orang di dalam kost sibuk dengan urusan pekerjaan maupun kuliah mereka, tak terkecuali Maza yang notabenenya seorang budak korporat.

Setelah menyelesaikan acara mandi malamnya, Maza berdiri tepat di hadapan tumpukan kertas-kertas di atas meja kamarnya. Berkacak pinggang, ia bingung akan memulai dari mana. Tapi setidaknya, bosnya itu masih berbaik hati untuk mengijinkan Maza membawa pekerjaannya pulang, dan memberi deadline tambahan kurang lebih seminggu. Meski cukup pusing, Maza akan mengerjakan ini. Lembur di rumah bukan hal jarang yang ia lakukan. Maka sebelum memulai ritualnya, Maza memilih untuk menyeduh kopi terlebih dahulu.

Maza itu, tipikal penikmat kopi dengan gula satu sendok. Tidak terlalu manis dan tidak terlalu pahit, perpaduan manis yang masih ada sepet-sepet pahitnya. Ketika acara mengaduk kopi itu masih ia lakukan, tiba-tiba suara ketukan mengintrupsi. Maza dengan terpaksa meninggalkan kopinya dan berjalan membuka pintu kamar kost.

Kosong.

Kepalanya masih celingukan, berusaha mencari-cari sosok yang menjahilinya. Nihil. Maza kembali berjalan masuk setelah menutup kembali pintu nya. Ia kembali memasuki dapur dan akan mengambil cangkir kopinya, sebelum suara ketukan lagi bersuara. Maza mendengus, ia melirik arlojinya, ini pukul sembilan malam, anak SMA itu tidak mungkinkan menjahilinya selepas pulang ekskul?

Dengan kesal Maza membuka pintu kostnya, kali ini terpapang sosok berkemeja putih dengan senyuman cerah. Tangannya terlambai mulai menyapa. "Hai, ganggu nggak?"

Maza tergelak, ia menjadi kaku sendiri. "O-oh, kagak bang. Ada perlu?"

Zidane, pemilik senyum manis itu menggeleng. Ia mengangkat box yang ia pegang sejak tadi-Maza baru menyadari. "Gua ada donat, isi lima kok. Acara pembukaan cabang cafe gua di daerah Jakarta Barat tadi. Nih, buat lo." Jelasnya sembari mengulurkan kotak persegi dengan plastik transparan di atasnya. Bisa dilihat ada beberapa varian di dalamnya.