10 : Are you oke?

Comincia dall'inizio
                                    

"Gak mau di angkat dulu? Mana tau penting" kata kara memberitahu bahwa ponsel jevano berdering sedari tadi

"Biarin aja" ujar jevano

Hening kedua nya memiliki diam, kara melihat ke atas menatap langit yang begitu indah karena di penuhi oleh cahaya bulan dan juga bintang di sana, mereka berkerja sama membuat langit tampak sangat indah di atas sana

"Aku pikir dengan cara aku pulang ke rumah bisa buat keluarga ku kembali normal lagi tapi ternyata mereka udah punya kehidupan masing-masing" gelak jevano

"Tapi aku respect si sama kamu, kamu masih mau bertahan sejauh ini" kata kara membuat jevano menoleh ke arah nya

"Kamu yang anak nya kelihatan cool, suka bergaul, suka gombal sana sini sampai di cap buaya kampus sama siswa siswi, ternyata di balik itu semua kamu banyak menyimpan luka ya" sambung nya

Jevano tersenyum lalu menundukkan kepalanya "Karena cuma itu yang bisa aku lakuin buat nutupin semua luka-luka ku" ujar nya

Suasana mendadak dingin, mereka berdua memilih diam satu sama lain, memandangi keindahan taman kota dari atas bukit, lampu warna-warni berjejer rapi di tepi jalan membuat nya terkesan indah, walaupun sudah jam 11 malam, tapi tidak membuat taman kota itu sunyi, masih banyak orang-orang yang berkunjung ke sana

"Ra" panggil jevano tanpa melihat ke arah kara

"Huh?" sahut kara

"Kita ini apa?" tanya jevano yang masih fokus memandangi keindahan taman kota

"Teman?" beo kara

"Bukan nya lebih dari temen?" tanya jevano

"Maksud kamu?" tanya kara yang tak mengerti apa maksud dari perkataan jevano barusan

Jevano memalingkan wajahnya melihat ke arah kara, ia melihat wajah kebingungan kara, jevano tersenyum

"Aku sudah menetapkan nama mu di setiap doa ku" terang nya membuat kara bungkam tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar

"A-aku" gugup kara

"Gak bisa jawab sekarang gak papa, aku bakal tunggu sampai waktu nya tiba" kata jevano tersenyum ke arah kara

"Maaf" lirih kara

"Gak papa, aku gak bakal maksa kamu buat nerima, sebab, hubungan itu terjalin karena sama-sama suka bukan karena unsur keterpaksaan" beber jevano

"Kasih aku waktu" pinta kara

"Di kabulkan" jawab jevano tersenyum lalu kembali melihat ke arah depan

Kara tersenyum lalu memalingkan wajahnya jadi menghadap ke depan, mendadak senyum nya menjadi pudar

"Maaf, aku masih trauma menjalin hubungan, aku takut kejadian itu terulang lagi" batin kara

💚💚💚

"Gimana bang? Kita susul aja?" tanya harzel

"Kita susul" kata marvin "Naufal Chandra sama jikra di asrama aja, biar abang, rayan sama harzel yang pergi cari jevano" lanjut nya yang di jawabi anggukan kepala dari naufal Chandra dan jikra

"Hati-hati bang" kata naufal

Ketiga nya mengangguk "Iya, kalian juga hati-hati" kata rayan yang di jawabi anggukan kepala dari naufal Chandra dan jikra

Baru saja marvin rayan dan juga harzel melangkah kan kaki nya tiba-tiba langkah mereka terhenti saat seseorang membuka pintu

"Jevano" seruh mereka bertiga

7 anak indigoDove le storie prendono vita. Scoprilo ora