1.Awalan

0 0 0
                                    

Happy Reading...







"Bang bangun bang"

"..."

"Bang?..bang Haikal? Bangun dungu"

"..."

"HEH SETAN BANGUN SAT"
Mendobrak pintu kamar Haikal.
Ia memasuki kamar tersebut dan penglihatannya langsung mengarah ke single bed yang berada dikamar Haikal, dan tepat diatasnya ada segumpalan selimut yang pastinya berisi seorang remaja a.k.a Haikal Argantara.

"BANGUN DUGONG" dengan tidak sabarnya ia menghampiri single bed tersebut dan langsung mengguncang segumpalan selimut itu dengan brutal.

Haikal yang berada didalam selimut itupun merasa terganggu dengan guncangan yang disebabkan oleh adiknya tersebut. Haikal pun membuka selimutnya tapi hanya sebatas kepalanya saja."apasih nyet" Haikal berucap dengan lemas karna nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya.

"Bangun napa bang, lihat noh udah jam berapa" sang adik sepupu berucap sambil menunjuk jam yang menunjukkan sudah pukul tujuh pagi.

"Lo gak sekolah apa?". Haikal dengan mata yang masih sayup-sayup melihat kearah jam yang ditunjuk oleh sang adik. "itu masih jam lima dodol" dan mengalihkan pandangannya kembali ke arah kasur.

"MATAMU, ITU UDAH JAM TUJUH YA TOD, YANG LO LIAT ITU JARUM PENDEKNYA TOLOL" ucapannya Reza membuat Haikal tersadar sepenuhnya dan langsung melihat kembali jam yang berada di dinding kamarnya. Tanpa ba-bi-bu lagi Haikal langsung berlari kearah tempat mandi yang berada di dalam kamarnya.

10 menit terlewat.

Haikal keluar dari kamar mandi dan langsung mengambil seragam sekolah yang telah dia siapkan dari semalam. "Cakep banget sih gue" Haikal memuji dirinya sendiri sambil menyisir rambut dan tak lupa untuk menyemprotkan parfum ke badannya agar para cewe terpikat (katanya).

Haikal keluar dari kamarnya tidak lupa untuk mengambil tasnya, Haikal bersyukur karena ia telah menyiapkan perlengkapan sekolahnya sejak malam tadi.

"Woi"

"Apa sih"

"Lo kaga sekolah apa?"

"Gue besok baru sekolahnya"

"Ooh" Haikal memasang kaos kaki dan sepatunya. "Eh? Ga sarapan dulu?" Tanya Reza ke Haikal. "Ngga ah, udah lambat ini" selesai Haikal memasang sepatunya langsung berpamitan ke Reza. "Gue pergi dulu"

"Yoi, hati-hati bang" Reza mengeraskan suaranya karna Haikal telah berlari keluar rumah.

Tak memakan waktu yang lama untuk Haikal sampai ke sekolah barunya karena sekolahnya hanya berjarak beberapa rumah saja. "Huuh...huuuh...capek cok" Haikal terengah-engah saat sampai di depan gerbang sekolah barunya yang bernama "SMA NEO NEGERI 1".

"Dih, cemen banget lu gitu doang udah capek, padahal rumah lu ga jauh-jauh banget dari sekolah." Ucap sesi dengan nada yang julid. Haikal mendongak kan kepalanya untuk mengetahui orang yang telah berbicara dengan seenak jidatnya. Kepala Haikal yang tadinya menghadap tanah sekarang menghadap ke depan.

"Bang Dimas?"

"Yo"

"Sekolah disini juga toh kirain sekolah di *SMA MERDEKA NEGERI 2*".

"Siapa bilang?"

"Si Reza bang"

"Heh kebo, asal lu tau adik lu itu orangnya sok tau banget ngentot, sejak kapan gue bilang mau sekolah di sana dah"

"Mana gue tau"
"Udah ah, gue mau masuk dulu"

"Buru-buru banget?"

"Gue belum tau kelas gue dimana bang, jadinya mau keruangan guru dulu untuk nanyain kelas gue dimana" setelah mengucapkan itu Haikal langsung pergi meninggalkan Dimas tanpa ucapan sampai bertemu lagi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Aku Yang KeduaWhere stories live. Discover now