STEP BROTHER [ JAEMIN FT JENO ]

CHAPTER 10

BAB 10

Berbohong

Yang jeno ingat,

ia berumur tiga belas tahun saat matanya mendapati eksistensi tak dikenal datang kerumahnya untuk berbicara dengan ibunya dimalam hari. Orang itu terlihat seperti orang penting melihat setelan mahal yang ia kenakan. Dan lebih menelisik kembali raut wajah yang ibunya perlihatkan, jeno tahu jika percakapan tidaklah berjalan dengan baik.

Perdebatan terjadi.

Ibunya terlihat memohon agar masalah tak berlanjut lebih jauh lagi.

"Aku hanya ingin berhenti, dan akan mengembalikan uang yang sudah kau beri, tapi kenapa kau mempersulit dengan membuat bukti palsu yang akan merusak posisiku, Lee eun-sang?!"

Lee eun-sang,

itu adalah nama yang dapat jeno dengar dengan jelas-bahkan hingga sekarang ia tak pernah bisa melupakannya.

"Aku tak bisa lagi melanjutkan bisnis narkoba yang kau punya, ini salah."

"Salah?"

Lee eunsang terlihat mendecih kentara lalu menajamkan ekspresi diwajah, membuat jeno yang sedari awal bersembunyi di belakang meja besar langsung beringsut ketakutan.

"Apa kau juga berpikir seperti itu ketika dulu memohon padaku untuk ikut serta dalam bisnis ini mengingat perusahaan suamimu hampir bangkrut, Lee yoora?!"

Jeno bergetar ketakutan, ketika ibunya dibentak begitu kerasnya. Ia merutuk kenapa pula ayahnya tak ada dirumah ketika perdebatan ini terjadi. Setidaknya harus ada orang lain yang menghentikan ini semua.

Narkoba?

Sialan,

kenapa juga ibunya harus ada dalam konflik yang tak bisa ia hindari dikemudian hari?

"Dan juga, kau pikir aku akan dengan begitu saja melepaskan seseorang yang tahu seluk beluk tentang pekerjaan yang kujalani? Tentu saja tidak..." Lee eunsang serius akan apa yang sedang ia bicarakan,

"...jadi, entah membuat bukti palsu tentang tuduhan penerimaan suap, penggelapan, atau tentang mendirikan perusahaan palsu untuk menghasilkan dana taktis yang merujuk padamu, maka akan aku lakukan, setidaknya kau harus hancur jika mencoba lari dari ini semua!"

Tak ada jalan keluar,

Perdebatan itu berakhir dengan ibunya yang hanya bisa terduduk dilantai ketika Lee eunsang sudah pergi begitu saja dengan angkuhnya. Jeno mau tak mau langsung menghampiri ibunya yang terlihat kacau dengan air mata yang merembes disetiap sudut wajahnya.