Three.

111 3 0
                                    

Reza POV.

Aku dan Thalia melewati banyak sekali tikungan tajam. Aku tidak boleh membiarkan Thalia sakit hati. Biarlah aku yang merasakannya, demi Thalia.

KRING!! KRING!!

Akhirnya, aku bisa menemui Thalia. Aku harus menemuinya sekarang. Aku tidak boleh mmebuatnya menunggu.

"Za!"sapa Carla
"Lagu keburu, nih, maaf ya!"jawabku sambil berlari menuju kelas Thalia

Cepat, cepat! Aku tidak mau membuat Thalia menunggu. Ah, akhirnya aku sampai.

"Tha!"panggilku dari daun pintu kelas Thalia
"Baru aja mau nyamperin"jawab Thalia
"Aku lebih cepat dari kamu"gurauku

Aku dan Thalia sedang tidak ingin ke kantin. Maka, kamu hanya duduk-duduk di taman yang berada di loteng sekolah. Sepi, sunyi. Rasanya, tempat ini khusus untuk kami berdua.

Thalia POV.

Ah, berdua dengan Reza, adalah sebuah impianku. Kesunyian taman ini membuatku ingin mengatakan apa yang ingin kukatakan pada Reza. Dia sangat spesial.

"Tha.."panggil Reza lembut. Tangannya menggenggam tanganku.
"Ya?"
"Aku sayang kamu"katanya
"Aku juga menyayangimu"
Reza mencium dahiku dan mulai memelukku. Inikah yang orang bilang cinta?
Reza, jangan pergi. Aku mencintaimu...

***

Thalia POV.

Setelah romansa taman, Reza mengeluh pusing. Maka, aku membawanya ke UKS sekolah. Ditengah perjalanan aku bertemu Clarissa dan 2 teman cowoknya

"Ada apa dengan, Reza?"tanya Clarissa
"Tidak ada apa-apa. Aku permisi dulu"jawabku.
"Kami berniat membantu, loh"kata Clarissa "Iya, kan, Vin? Sam?"
Kurasa 'Vin dan Sam' adalah teman cowok si Clarissa itu. Aku meninggalkan mereka. Kulihat Reza sudah meggerang kesakitan. Huh, aku harus bisa! Aku harus kuat!

Sesampainya di UKS, guru yang menjaga disitu sontak membantuku menggendong Reza.

"Ada apa ini?"tanya Guru itu
"Tadi kami sedang ada di taman loteng, lalu, Reza mengeluh pusing. Maka, saya membawanya kesini"jawabku
"Siapa namanya?"tanya guru itu "dan kamu siapa?"
"Dia namanya Reza kelas 10 IA-2, saya 10 IA-4, bu"
Aku benar-benar panik. Reza, kamu kenapa. Ayolah. Jangan, membuatku bingung!

"Ah, kep..a..la..k..u!"Reza merintih, aku tidak kuat melihatny
"Tenang, Reza. Teman kamu, Thalia, akan menemanimu hingga kamu pulih"kata bu guru yang tidak ku ketahui namanya

Aku duduk di kursi plastik yang berada disamping kasur Reza.

"Thalia, kemari"kata bu guru itu
"Ada apa, bu?"tanyaku
"Apa kamu pernah melihatnya seperti ini?"
"Kalau pusing, terakhir saya lihat waktu SMP bu"
"'Kalau pusing'? Berarti ada gejala lain?"
"Yang saya tahu hanya pusing. Kalau gejala lain, mungkin orang tuanya tau"
"Baiklah. Saya akan meninggalkan kalian berdua. Jika ada apa-apa panggil saya di ruang guru, nama saya, Bu Dini"

Author POV.

Thalia duduk disamping Reza. Ia mnitihkan air mata sedangkan Reza sudah mulai terpejam.

"Reza, kamu kenapa? Jangan sakit. Aku gamau kamu ninggalin aku. Reza, aku sayang kamu. Kamu tau itu kan?"kata Thalia
"Hiks, hiks.."
____________________________
Hola!
Makin haru ngga sih?:v
Votenya mana sih? Mana?
Part FOUR besogh yach:v
Bhaich 👋

Its More Than Words.Où les histoires vivent. Découvrez maintenant