"Pak!"

"Ingat dua menit lagi," bisik Vegas, membuat Albiu fokus kembali. Namun, kefokusan itu tidak bertahan lama. Ketika, Vegas mulai memasuki celana pria kecil didepanya. Bahkan, dagu Vegas ditaruh diatas pundak Albiu supaya ia bisa melihat benda dibawah sana. Benda dibawah sana kini menegang, membuat Vegas langsung mengengam lembut benda itu, memaju mundurkan tanganya agak pria kecil didepanya mendapatkan rasa apa yang ia inginkan.

"Shit sialan," lirih Albiu melepaskan pulpenya lalu meringkuk menahan semua yang ia rasakan.

"Kenapa berhenti menulis hm?" tanya Vegas masih dengan posisi yang sama, memainkan benda panjang Albiu dengan tempo semakin cepat. Akan tetapi, disaat Albiu hampir cum. Vegas malah menghentikan aktifitasnya secara tiba-tiba.

"Cepatlah, kenapa berhenti?" tanya Albiu geram.

"Udah lima menit," kata Vegas menunjukan ponselnya kepada Albiu.

Albiu langsung berdiri, menjauh dari Vegas dengan wajah merahnya.

"Bangsat Lo!" kata Albiu langsung berlari kecil kearah kamarnya. Membuat Vegas tersenyum doang.

Vegas mengambil tisu yabg ada dimeja, mengelap tanganya dengan tisu tersebut. Kemudian, ia mengambil soal yang ada diatas meja.

"Hampir aja kalah," kata Vegas, ketika ia melihat soal itu sudah terisi dua soal. Sedangkan satu soalnya hampir selesai.

-

Beberapa menit kemudian, Vegas langsung masuk kedalam kamarnya dengan pelan-pelan. Karena, lampu yang kini sudah dimatikan, pertanda jika Albiu sudah tidur duluan. Mungkin, pria kecil itu marah dengan apa yang Vegas lakukan padanya, membuat pria kecil itu tidur duluan tanpa menunggu.

"Beneran tidur?" tanya Vegas yang kini merebahkan tubuhnya disamping Albiu, lalu menyalakan lampunya sebentar untuk melihat wajah polos Albiu.

"Pura-pura?" batin Vegas tersenyum sedikit lalu ia mematikan kembali lampunya.

"Curang, mesum, bajingan, pedofil, tua, bangsat!" batin Albiu kesal.

Vegas langsung memeluk tubuh Albiu dengan tangan kekarnya, "saya melakukan ini semua karena saya sayang padamu!"

(Jadi Vegas ngelakuin itu karena dia nggak mau Albiu ikut balapan)

"Sayang-sayang tai, hampir aja gue diperkosa, itukah yang dinamakan sayang?" batin Albiu sekesal-kesalnya.

-

-

Keesokan harinya, Albiu dan Vegas sedang ada dimeja makan untuk sarapan dipagi hari, kejadian kemarin udah Albiu lupakan. Toh, mereka juga sudah jadi pasangan jadi tak heran bila melakukan hal itu.

"Pak gue ngutang ke lo boleh nggak?" tanya Albiu, membuat Vegas meliriknya sekilas lalu ia kembali menatap kearah daging diatas piring untuk memotong daging tersebut

"Buat apa?"

"Pengen beli motor."

"Ngapain beli, kan sudah ada saya yang mengantar jemput kamu," kata Vegas, memberikan potongan daging kepada Albiu.

"Gue cuma pengen punya motor sendiri Pak, kan nggak baik minjem mulu ketemen," jelas Albiu, membuat Vegas menghela nafas.

"Nggak usah kalau buat balapan!"

"Nggak buat balapan kok, gue mau beli motor buat jemput Runi!"

"Apa lagi buat jemput Runi," kata Vegas acuh.

"Pak ayolah, lo nggak kasian sama anak kecil yang imut ini?" tanya Albiu memasang wajah kiyowok.

"Nggak," jawab Vegas lalu berdiri dari duduknya, "ayo berangkat, udah siang ini, saya juga nanti terlambat karena kamu mengoceh mulu," lanjut Vegas.

"Gue bakal berhenti ngoceh kalau bapak beliin motor!" kata Albiu, membuat Vegas langsung berjalan meninggalkan Albiu.

Albiu ngintil dibelakang Vegas, meraih tangan kiri Vegas dengan tangan kecilnya, "ayolah pak, Biu mau motor pak," kata Albiu masih memohon

"Nggak ada duit!"

"Boong banget, ayolah pak 30 juta aja pak," kata Albiu, mengikuti Vegas hingga mereka berada didepan mobil.

"Masuk!" pintah Vegas membukakan pintu mobilnya untuk Albiu.

"Mau motor," kata Albiu lagi, membuat Vegas menatapnya dengan tajam.

Albiu langsung menghela nafas, lalu masuk kedalam mobil itu, "orang pelit nggak akan dikubur Pa-"

Blam, Vegas langsung menutup pintu mobil itu dengan keras.

Bersambung-

Masih anget anget kuku wkwkwk.

Tunggu deh kalau udah selesai ujian sih Albiunya!

My Husband Is Police END [Segera Terbit]Where stories live. Discover now