1. Godaan Dari Sang Misterius

3.3K 69 1
                                    

Bramantyo Adjisaka, atau yg biasa dipanggil Bram, adalah sosok pemuda kampung berusia 25 tahun, dg tinggi badan diatas rata rata yaitu 187cm, serta berkulit eksotis & tubuh atletis hasil dari pekerjaannya sehari hari sebagai kuli angkut, buruh tani & beberapa pekerjaan lainnya

Dia adalah pemuda yg tidak pemilih soal pekerjaan, apapun dilakukannya untuk mendapatkan uang demi menghidupi ibu serta adik adiknya & menyicil melunasi hutang ayahnya yg kabur entah kemana

Pada sore itu, selepas pulang nguli di pembangunan pabrik desa sebelah, dia memutuskan untuk sejenak berendam dipinggir sungai yg dia lewati menuju arah pulang. Sudah hal umum, kalau didesanya banyak pemuda & anak anak yg sering mandi & berenang disungai

Saat dia sampai ditempat itu, memang sudah sekitar jam 5 sore, jadi sudah hampir sepi disekitaran sungai itu, hanya ada ibu ibu dikejauhan yg sedang mencuci baju, tak lama pun dia pergi. Jadi Bram hanya seorang diri dipinggir sungai itu

Sambil melepas seluruh pakaiannya, dia merasa suasana disekitar situ sedikit berbeda dibanding biasanya, seperti terasa ada hawa dingin misterius yg membuat tengkuknya meremang, namun dia tetap melucuti pakaiannya hingga tersisa celana dalam segitiga yg hanya membalut tonjolan besar selangkangan & bongkahan padat pantatnya

Secara perlahan, dia menceburkan diri kesungai, lalu duduk diatas batu yg didalam air, tubuhnya terendam sampai sebatas dada. Sambil memejamkan mata, dia berusaha rileks & sambil menggosok pelan seluruh tubuhnya untuk merontokkan debu & kotoran yg menempel

Dia merasa seseorang, atau mungkin sesuatu sedang memperhatikannya dari jauh.Dia mencari cari disekelilingnya sudah tak ada siapapun, namun perasaannya seolah olah ada beberapa pasang mata yg sedang memperhatikan dirinya. Kebetulan kondisi saat itu memang sudah hampir gelap karena tak terasa rupanya dia berendam agak cukup lama, akhirnya diapun bangkit & memutuskan untuk pulang. Sebelum itu, dia lepas celana dalamnya yg basah lalu meremasnya kuat hingga seluruh airnya keluar. Berdiri telanjang bulat dg kontol panjangnya yg menjuntai tak terhalang apapun, pastinya akan membuat para wanita & pria gay manapun akan meneguk ludah saat melihat pemandangan ini. Dia merasa desiran angin dingin yg entah kenapa membuat tubuhnya sedikit menggigil, berbeda dg suasana biasanya yg selalu dirasakan saat dirinya berendam disungai. Lalu dia mengenakan pakaiannya lagi & bergegas pulang

Langit sudah mulai gelap, suasana diperjalanan itu sudah mulai temaram dg sinar lampu dr kejauhan. Lalu saat dia sedang berjalan, tiba tiba dari arah semak semak diseberangnya, terdapat pergerakan & sayup sayup suara desisan. Awalnya dia mengacuhkannya, namun rasa penasarannya membuat dia kembali ke arah gemerisik semak semak itu. Sambil memegang ranting panjang, dia sibakkan semak yg menghalangi, dan ternyata didalamnya ada seekor musang yg sedang menggigiti tubuh ular hitam legam. Si ularpun tak tinggal diam, dia melilitkan tubuhnya ke musang itu, namun tenaga musang itu terlalu kuat & beringas, alhasil dia selalu bisa melepaskan lilitan ular itu sambil terus menggigiti tubuh ular itu sampai banyak terdapat koyakan & cabikan dimana mana

Entah dia bodoh atau kasihan, Bram memutuskan untuk memisahkan mereka dg cara memukul mukul tubuh musang sambil berteriak mengusirnya. Lalu si musang pun pergi masuk kearah semak yg lebih dalam. Si ular masih dalam keadaan terluka cukup parah, dan Bram pun meninggalkannya setelah menutup tubuh ular itu dg semak semak disekelilingnya, toh dia pikir, dg kondisi ular itu pastinya sudah tak bisa diselamatkan lagi. Terus, apa gunanya menyelamatkan ular hitam legam itu, yg pasti diyakini kalau itu adalah ular berbahaya & beracun

Dia melanjutkan lagi perjalanan kerumahnya

"Mas Bram, itu bawa apa dikresek ?" tanya adik terkecilnya, Tio

"Ini tadi mas nemu pohon talas dideket tempat kerja, trus mas ambil umbi sama batangnya buat kalian. Nanti bilang ke ibu ya, umbinya direbus & batangnya bisa dimasak untuk lauk besok" ujar Bram

Pesugihan Arjuno IrengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang