©Fanaqiel
Deretan lagu mengalun di airpods yang menyumpal ditelinganya. Dengan ditemani secangkir coklat panas dan hujan diluar sana membuat pemuda itu sering kali memejamkan mata cantiknya.
Pemuda bersurai hitam legam itu duduk dimeja belajar dengan buku dihadapan.
Buku diary berwarna vintage dengan coretan abstrak hasil karya seni tangan nya. Itu adalah buku miliknya dan sang kekasih dulu. Sesekali pemuda itu tersenyum melihat tulisan yang tertera disana, dan juga beberapa foto yang sengaja mereka pasang sebagai kenangan.
Itu adalah salah satu kegiatan kesukaan mereka saat bersama. Mencoret, menulis, menggambar dibuku itu dengan berbagai macam karya. Mengisi lembaran kosong itu dengan cerita baru yang mereka buat setelah berkencan, dan itu adalah kegiatan wajib yang harus mereka lakukan.
Bukan apa-apa, hanya saja mereka sama-sama suka mengabadikan moment bersama, tak ada salahnya juga ketika nanti mereka melihat-lihat buku itu dan sedikit bercerita kembali.
Lagu Wish you were here milik penyanyi Avril Lavigne memenuhi pendengaran pemuda itu. Memejamkan mata dan menarik nafas kala mendengar lirik yang menyentuh seperti menceritakan kisahnya.
"Zya, cepetan cuci muka terus tidur. Udah malem."
Suara sang Ibu terdengar lebih keras daripada suara lagunya. Rafeezya, atau panggil saja Ezya, tersadar sesaat dari pejaman matanya.
Ia buru-buru menutup buku itu kembali, kemudian menaruhnya disebuah kotak berbentuk persegi panjang yang terbuat dari kayu berwarna coklat. Buku itu kemudian ia letakkan disalah satu laci meja belajar.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, sudah larut karena besok adalah hari senin. Ezya harus bangun lebih awal karena upacara, ia tidak mau telat dan harus berurusan dengan Osis dan Guru BK.
Ezya menghabiskan minumannya yang tinggal sedikit kemudian turun kebawah menuju dapur. Ia melihat sang Ibu sedang sibuk di depan washtafel.
"Ma, lagi ngapain?"
"Loh belum tidur kamu? Mama lagi nyuci buah."
Winola, wanita cantik yang telah melahirkan Ezya. Bekerja sebagai Manajer Personalia disalah satu perusahaan besar di Jakarta.
"Ezya mau nyuci gelas, tadi buat Ezya bikin minuman."
Winola melirik gelas yang berada ditangan kanan anak semata wayangnya itu. "Kamu taruh aja disitu, nanti sekalian mama cuci."
Ezya mengangguk, mencomot buah anggur hijau untuk dibawa kekamarnya. "Papa dimana?"
"Tadi sih lagi telfonan sama Om Richard, paling sekarang udah mau tidur."
Ezya mengangguk tanda paham. "Yaudah, aku tidur dulu ya, ma."
Winola mengalihkan pandangan dari gelas yang sudah dicucinya sambil tersenyum ke arah Ezya. "Iya, selamat malam sayang."
"Malem, ma."
Kaki pendeknya kembali melangkah menaiki tangga menuju kamar yang bernuansa coklat dan putih itu. Sesekali ia bersenandung kecil. Dikamar itu ada banyak lukisan bermotif dan abstrak, karena Ezya itu sangat suka dengan Seni. Diantara lukisan yang ia pajang, ada juga dari hasil karya tangannya sendiri. Ia juga sering melukis di iPad miliknya, hanya sekedar mengisi masa luang.
Sesuai perintah sang Mama tadi, Ezya mencuci muka dan langsung segera tidur.
Attention!
Semua watak dan karakter tokoh dalam cerita adalah tidak nyata atau karangan dari penulis. Dimohon untuk para pembaca agar tidak membawa sifat tokoh dari cerita ini dikehidupan nyata idol.
to be continued...
