Pemakaman putra mahkota

Mulai dari awal
                                    

"Keagungan untuk anda, sang Phoenix dari barat kerajaan Altastellan." Ketiga bangsawan itu memberi hormat kepada sang raja.
"Salam yang mulia, salam Duke Von Bismarck." Earl dari kota seberang menyapa James dan Phillip. Diikuti oleh Viscount dan Marquis dari negri yang sama.


James dan Phillip memberi anggukan pada mereka bertiga dan berbincang sedikit, kemudian diakhiri ucapan bela sungkawa dari ketiganya, dan raja menerima ucapan belasungkawa dari ketiga bangsawan itu.


Clleo yang tidak jauh dari sana menyaksikan ketiga bangsawan itu, terutama sang Earl yang terlihat lebih tua dan memiliki guratan lelah diwajahnya melebihi sang raja. Ya, pria itu adalah ayahnya, ayah kandung Clleo dari kehidupan sebelumnya. Setelah lima tahun bertransmigrasi, Clleo baru sadar. Kalau sang ayah sudah menikah lagi dan mempunyai seorang anak perempuan.



Wajar jika sang ayah lelah, sebab belum mendapatkan pengganti dirinya untuk menyandang status Earl. Sang Earl hanya memiliki seorang putra dan itu adalah dirinya. Setelah Clleo tiada, sang ayah sangat terpukul. Kehilangan istri pada awalnya dan sekarang kehilangan anak semata wayangnya. Clleo menatap sang ayah dengan tatapan sendu. Tapi, untuk saat ini Clleo tidak bisa pulang dulu. Meskipun tugas sudah selesai, masih ada sedikit yang ingin dia ketahui.


"Ayah, tunggu saja. Berix akan pulang setelah semuanya jelas." Clleo berbisik sambil menyaksikan sang ayah berjalan kearah seorang wanita dan anak perpuan berusia 3 tahun digendongannya.


"Adik ku manis." Clleo menatap gadis kecil berambut coklat itu lekat-lekat. "Tapi, lebih manis Rui tentunya. Ya, setelah ini tinggal suruh saja sistem untuk mengubah alur hidupku. Dan tentunya Rui sebagai adik kandung ku. Rencana yang bagus." Clleo tersenyum sendiri saat memikirkan sang bayi bersurai biru dirumah. Dirinya sudah tak sabar untuk pulang.


Edegard yang tak jauh dari Clleo menatap anak itu yang tengah asik tersenyum aneh seperti orang bodoh. Mengangkat bahunya sedikit dan berkata didalam hatinya bahwa dia tak mengenal anak itu.


Kemudian pandangannya beralih menatap pintu masuk pemakaman. Bukan hanya Edgard saja yang mentap kearah sana, tapi semua orang di pemakaman melihat kearah itu, dimana disana seorang anak kecil menangis terisak. Membuat beberapa orang yang melihatnya merasakan hati mereka luluh serta sedih akan tangisan itu.


"Pangeran Aster?" Phillip mengangkat sebelah alisnya menatap bocah yang berumur sama dengan Clleo, dan merupakan pangeran termuda di Kerajaan saat ini. Dia adalah anak dari selir kesayangan raja.

Melihat putra kecilnya yang jauh-jauh dari istana kesini dengan deraian air mata. hati raja segera luluh dan berjalan mendekat untuk menenagkan putra kesayangannya itu.


"Cih, dia tau tempatnya untuk pertunjukan bakat." Edegard yang menyaksikan semuanya sedari tadi hanya menatap anak yang berada digendongan sang raja dengan acuh tak acuh.
Sejujurnya anak itu sangat menggemaskan. Memiliki surai merah muda seperti sang ibu, mata besar dengan tatapan selalu cemerlang serta pipi chubby khas anak kecil. Tapi, entah kenapa. Edegard merasa, baik si anak maupun si ibu tidak sesederhana kelihatannya. Membuat dia agak menjauh dari bocah yang menurutnya mengganggu jika dia datang ke istana.



Edegard bersandar pada pohon di belakangnya. Menutup matanya sejenak, untuk mengingat bocah biru yang pagi ini telah menghabiskan 2 botol susu dimeja makan.
Tanpa sadar Edgard tersenyum sedikit, mengingat pipi chubby anak itu yang menggembung besar saat menghabiskan susu.
Ah, Edgard ingin cepat pulang.








🌻🌻🌻🌻



Sampai di Mansion. Anggota Von Bismarck yang pergi ke pemakaman putra mahkota bergegas untuk pulang. Bahkan seruan sang raja untuk makan siang bersama tak dihiraukan oleh Phillip setelah berbincang sedikit dengan sang raja masalah putra mahkota, dirinya segera angkat kaki dari istana, tidak membiarkan sangat raja mengatakan apapun lagi.



Petualangan Rui (Rui Untuk Dominic 2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang