"Begitu ... " Hongjoong bersyukur dalam hati, itu artinya Seonghwa tak melihat dan mendengar percakapannya di telepon. Bisa gawat jika Seonghwa melihat ekspresi marahnya. Di hari liburnya, salah satu karyawan ada saja yang membuat kesalahan, tidak bisakah mereka bekerja dengan benar dan tak mengganggunya sehari saja?

Hongjoong akhirnya menghadap Seonghwa setelah lebih tenang dan dapat memperlihatkan ekspresi senang dengan senyum natural. "Seonghwa ingin membeli buku seperti apa?" tanyanya untuk mengubah suasana.

"Ah," langsung mendapat pertanyaan yang tak bisa ia jawab, Seonghwa terdiam memikirkan jawaban yang tepat, tetapi percuma jika jawabannya mengandung unsur kebohongan. "Sebenarnya tak banyak buku yang aku ketahui, selama ini aku hanya membaca beberapa buku yang ada di rumah, jumlahnya tak banyak, untuk itu aku ingin beli buku baru, tapi tak tahu mana yang bagus," jawabnya jujur, di rumah memang ada beberapa buku, sesekali ia baca jika ada waktu luang, walau berakhir ketiduran.

Hongjoong mengangguk paham.

"Jika boleh, Hongjoong mau rekomendasikan beberapa buku untukku?" pintanya cepat, Seonghwa tak menyia-nyiakan kesempatan, dengan begini ia pun akan tahu buku seperti apa yang Hongjoong sukai.

"Tentu saja," balas Hongjoong, "ada banyak buku yang menurutku menarik. Apa ada genre khusus yang Seonghwa sukai?"

"Mmm," Seonghwa memasang pose berpikir, aslinya berapa banyak genre dalam buku saja ia tak tahu, "tidak ada, aku akan baca semua buku yang Hongjoong rekomendasikan terlepas dari genrenya."

"Aku mengerti."

Seonghwa memperhatikan Hongjoong yang berjalan menuju deretan rak berisi novel asmara, membuat ia berpikir ternyata Hongjoong menyukai buku seperti itu, tapi pemikiran ini langsung ia tepis karena ternyata Hongjoong melewatinya dan terus berjalan menuju rak berisi buku dengan tema slice of life.

Sadar ia masih di tempat, Seonghwa buru-buru menyusul Hongjoong dan berhenti di belakangnya, masih setia memperhatikan Hongjoong yang mengambil dua buku sekaligus.

"Dua buku ini memiliki cerita yang ringan, sangat cocok dibaca ketika santai," ujar Hongjoong menjelaskan sembari memberikan dua buku itu pada Seonghwa.

Langsung diterima dengan cepat tentu saja, Hongjoong kembali berjalan, membuat Seonghwa pun ikut melangkah. Di setiap buku yang Hongjoong ambil selalu disertai penjelasan singkat dan genre yang diangkat.

"Untuk saat ini, lima buku itu yang paling aku rekomendasikan. Silakan dilihat-lihat sinopsisnya di balik buku, apakah itu sesui dengan selera Seonghwa atau tidak," ujar Hongjoong menutup penjelasannya.

"Tentu," balas Seonghwa, membalik buku dan membaca satu persatu deskripsi di balik buku. Kelima buku ini sangat menarik, dua buku pertama memiliki cerita yang ringan, buku ketiga bertema misteri, cocok dibaca ketika tengah ingin berpikir selayaknya detektif dan bermain tebak-tebakkan, buku yang keempat mengusung tema horor, dan yang kelima fantasi.

Semuanya terlihat menarik, Seonghwa mengangguk pelan. "Aku akan beli kelimanya," putusnya, bukan hanya karena Hongjoong yang merekomendasikan, tetapi dari sinopsisnya saja sudah membuat ia tertarik.

Namun, Seonghwa sedikit tak menyangka Hongjoong sama sekali tak memberinya rekomendasi dengan tema asmara. "Terima kasih untuk bantuannya, Hongjoong."

"Tidak masalah," balas Hongjoong, tak bisa menyembunyikan raut senang karena dapat membantu.

Tentu itu membuat Seonghwa gemas bukan main. "Setelah ini aku akan membayar," ujarnya, sedikit mengalihkan pandangan. "Bagaimana dengan Hongjoong, sudah mendapatkan buku yang diinginkan?"

Hongjoong mengangguk. "Sudah. Mau bareng ke kasir?"

"Tentu saja." Jantung Seonghwa sekali lagi seperti ingin melompat dari tempatnya, Hongjoong tak bisa membuatnya tak merasa gemas.

Berjalan beriringan, Seonghwa membiarkan Hongjoong berjalan di depan agar dapat membayar lebih dulu. Tubuhnya yang lebih tinggi membuat Seonghwa dapat melihat buku apa yang Hongjoong beli. Sempat tertegun, apa Hongjoong juga suka beladiri?

Ingin langsung menanyakannya, tetapi Seonghwa simpan untuk topik yang akan ia bahas di lain waktu. Keluar dari toko buku bersamaan, kali ini berjalan berdampingan menuju halte bus, jantung Seonghwa semakin berdetak tak karuan dibuatnya.

"Ah, Seonghwa, aku lewat sini, ada yang masih harus aku lakukan," ujar Hongjoong ketika sampai di persimpangan.

Seonghwa mengangguk. "Baiklah, hati-hati di jalan. Sekali lagi, terima kasih untuk rekomendasi bukunya, akan langsung aku baca selepas sampai di rumah," balasnya sembari mengangkat sebelah tangan sebagai salam perpisahan.

"Eum, sama-sama, semoga Seonghwa suka. Seonghwa juga hati-hati di jalan." Hongjoong ikut mengangkat sebelah tangan dan berjalan sedikit cepat ke arah yang dituju.

Sepeninggal Hongjoong, Seonghwa terkekeh gemas, dan melanjutkan perjalanan menuju halte bus.

|

Sementara itu.

Berbelok di tikungan, ekspresi Hongjoong berubah mengeras, berjalan semakin cepat menuju mobil yang sudah menunggunya, dan lekas masuk ke dalam. "Bagaimana situasinya?" tanyanya pada sekretaris pribadi.

"Devisi bagian lapangan tengah memperbaikinya, beberapa perusahaan dapat menerima setelah mendapat solusi yang diberikan pemimpin lapangan, tinggal satu perusahaan lagi, jika tak berjalan lancar, kerugian yang akan kita tanggung cukup banyak," jawab sang sekretaris.

Hongjoong berdecak kesal, bisa-bisanya salah satu karyawan salah menginput angka dalam perjanjian kerjasama yang sangat penting. Selisih satu saja sudah sangat buruk, dan ini sampai salah meletakkan titik dalam angka penjualan. "Bersiap untuk kemungkinan terburuk, kita ke kantor sekarang," responsnya, melepas baju oversize dan memakai kemeja yang sekretarisnya siapkan.

|

Di sisi lain.

"Kak Hongjoong ke mana sih elah? Ngilang dari pagi, padahal mau minta Kakak ke toko buku. Barangkali kan ketemu kak Seongwa!" gerutu Yeosang.


Tbc

Tenang, Yeo. Mereka dah ketemu kok, jodoh agaknya :V

🦭—♥︎

ρʅσƚ ƚɯιʂƚ
Rabu, 13 September 2023
Authan—♥︎

Plot Twist - JoongHwaWhere stories live. Discover now