Yaudah

Mileo langsung memasukan kembali ponsel itu. Lalu, ia langsung berlari kecil ketengah-tengah lapangan untuk menjemput adek iparnya

"Al!" panggil Mileo, membuat pria kecil itu menoleh kearahnya.

"Eh pak Mileo, ada apa Pak?"

"Sudah ayo masuk!" pintah Mileo, membuat Albiu heran.

"Loh, bukanya Bapak bilang sampai jamnya habis yah?" tanya Albiu.

Mileo berdecak, "sudahlah, cepat kekelas!" kata Mileo, menarik tangan Albiu untuk mengikutinya.

"Tapi pak-"

"Al, tolong kali ini saja nurut sama saya!" kata Mileo, membuat Albiu bingung.

"Memang sejak kapan gue banta sama Pak Mileo?" batin Albiu heran.

"Kenapa kalian saling memegang tangan?" tanya seseorang tiba-tiba datang diantara Mileo dan juga Albiu.

Mileo menoleh kearah sumber suara, lalu matanya beralih lagi kearah tangan yang kini menggenggam tangan Albiu. Setelah itu, Mileo langsung melepaskan genggaman tangan yang tadi ia lakukan.

"Kak Vegas, cepat sekali datangnya?"

"Saya bilang kenapa kalian pegangan tangan tadi?" tanya Vegas menekan setiap kata-katanya.

"Tidak papa Pak, tadi Pak Mileo suruh gue masuk kedalam kelas doang!" jawab Albiu atas pertanyaan Vegas.

"Kamu bolos?"

"Nggak, gue dihukum sama Pak Mil."

Vegas melirik kearah Mileo, membuat Mileo menghela nafasnya kasar, "dihukum?" tanya Vegas kepada Mileo.

"Kak, saya bukanya asal menghukum!"

"Memang saya bilang apa?"

"Salah mulu," batin Mileo, "sudahlah, Albiu kamu masuk kedalam kelas sekarang!" pintah Mileo kepada Albiu.

"Baik Pak," kata Albiu lalu pergi dari tempat itu.

-

Setelah pulang sekolah, Albiu pulang bersama suaminya. Keadaan didalam sana memang sangatlah hening, sampai tidak ada satupun yang berbicara. Hingga, mereka telah berada dirumah mereka.

Albiu langsung pergi kedapur setelah mereka telah sampai didalam rumah. Sedangkan Vegas, ia langsung masuk kekamar untuk mandi disana.

"Pak Vegas suka kopi apa yah?" tanya Albiu kepada dirinya sendiri sambil matanya melihat rak-rak diatas sana,"kopi hitam?" tanya Albiu lagi, lalu mengambil kopi hitam diatas sana.

"Sialan, gue nggak tau cara buat kopinya," kata Albiu lagi, mengambil ponselnya yang ada didalam saku celana. Ia mengetik satu persatu huruf yang berada diponselnya untuk mengetik perkataan.

'cara membuat kopi yang benar'

(Bukan kopi siap seduh, ini susah menurut orang yang nggak perna nyentuh dapur)

"Oh gampang ternyata, cuma campuri gula sama bubuk kopi doang," kata Albiu lalu melihat bahan-bahan yang ada didepanya dengan bingung.

"Ini gula yang mana anjing," kata Albiu mengaruk tenguk lehernya yang jelas tak gatal itu, "oh ini kayanya, bentuknya kaya kristal kotak, cicipi dulu deh!" kata Alviu lagi.

Albiu mencicipi bahan dapur didepanya, "manis kaya gue," kata Albiu lalu menyeduk kopi yang akan ia berikan kepada Vegas.

Selang beberapa menit, Albiu kini menunggu Vegas yang tak kunjung selesai mandi.

"Cepat mandi!" kata Vegas tiba-tiba duduk disamping Albiu.

Albiu menoleh, "lama banget sih mandinya, lihat kopinya udah nggak panas lagi," kata Albiu, menunjuk kearah kopi buatannya.

"Kamu yang buat?" tanya Vegas kaget.

"Iyalah. Kalau nggak mau nggak usah diminum, udh buang aja!" kata Albiu.

Vegas langsung mengambil kopi diatas meja itu lalu meminumnya sampai habis.

"Habis?" tanya Albiu tidak menyangka.

"Sekarang coba katakan, apa yang kamu mau?" tanya Vegas serius, membuat Albiu tentu kaget. Bagaimana Vegas tau jika Albiu ada maksud tertentu, itulah pikirnya.

"Gini Pak," kata Albiu, "kemarin Runi ngancam gue!"

"Mengancam bagaimana?"

"Dia bilang, kalau gue sama dia nggak balikan, dia bakal sebarin video dimana gue ngaku kalau lo pacar gue Pak," jelas Albiu, membuat Vegas tamba bingung.

"Jangan berbelit-belit, langsung saja ke intinya!"

"Gue mau balikan sama Runi!" kata Albiu memegang tangan Vegas lembut, "Pak, bukanya aku mau balikan sama dia, aku terpaksa karena ancaman itu. Jadi, Bapak jangan marah yah!"

Vegas melepaskan gengaman tangan Albiu dari tanganya, "sebegitu malunya kamu memiliki pacar seperti saya?"

"Bukan kaya gitu, gue takut ayah gue tau Pak, gue belum siap buat ngejelasin semua kedia," jelas Albiu tulus, "Pak, ada saatnya gue ngenalin lo kedia tapi bukan sekarang!"

"Kapan?" tanya Vegas menatap lekat pria kecil didepanya, "kapan kamu siap memberitahu ayah kamu?"

Albiu menunduk, ia juga tak tau kapan pastinya.

"Sudahlah, jika kamu mau balikan yasudah sana!" kata Vegas berdiri dari duduknya.

Greb, Albiu memeluk kaki Vegas dengan erat, "jangan marah, jangan marah, jangan marahhhhh!"

"Lepas Bi!"

"Nggak, nanti lo cuekin gue kaya terakhir kali, gue nggak mau. Lo pikir enak dicuekin kek gitu hah, pokoknya gue nggak mau lepasin lo kalau wajah lo masih kaya reternir gitu!" kata Albiu, membuat Vegas ketawa.

"Saya cuma mau pipis doang," kata Vegas tersenyum samar, membuat Albiu melepaskan pelukan itu.

Vegas duduk dihadapan Albiu, "walaupun saya izinin kamu, tapi ingat batasannya!"

"Sayang Bapak," kata Albiu langsung memeluk erat tubuh pria yang kini berada didepanya.

"Kenapa nggak bilang sayang Mas saja, itu kan lebih enak didengar," bisik Vegas, membuat Albiu langsung menjauhkan tubuhnya dari pria itu.

"Nggak, lo aja yang manggil gue mas!"

"Mas Biu," kata Vegas, membuat Albiu menahan tawanya.

Vegas meraih pinggang Albiu dengan pelan, "Mas Biu mandi dulu Mas, dede tunggu yah Mas," kata Vegas mengecup pipi gembul Albiu dengan satu kali kecupan.

"Hahahahha geli gue dengernya," kata Albiu menampol kepala Vegas dengan kasar.

"Yaudah lepasin atuh Dek!" pintah Albiu ketika tangan Vegas masih begitu erat untuk memeluknya.

"Sun dulu Mas, Sun dulu."

Cup, Albiu mengecup sekilas pipi Vegas, "sebelah sininya mas!" kata Vegas menunjukan sisi pipinya.

Cup, "terus mas disininya mas,"

"2 ribu," kata Albiu membuat Vegas langsung membuka dompetnya, ia menyerahkan satu lembar uang yang berwarna merah.

"50 kali kecupan!" kata Vegas serius.

"Apasih Pak, minggir ah!"

Bersambung...

Ayo mas ditekan bintangnya mas!

My Husband Is Police END [Segera Terbit]Where stories live. Discover now