BAB SATU

108 14 3
                                    


Jongin itu anak yang manis, dia adalah anak yang berbakti pada kedua orangtuanya tapi karena dia hanya memiliki seorang ayah maka dia hanya berbakti pada ayahnya saja. bukan dia tidak mau mengakui ibunya atau berlagak durhaka seperti maling kundang biar dikatakan hits, bukan begitu. Dia hanya tidak tidak bisa berbakti pada wanita yang telah melahirkannya itu sebab telah meninggal sebelum Jongin bisa membuka matanya.

Sedikit hal yang membuat Jongin itu layak dijadikan anak idaman para ibu-ibu, selain karena anak itu manis, berbakti dan baik. Jongin adalah seorang yang pantang menyerah dalam hal apapun termasuk Sehun. Adik tirinya yang secara gamblang menyatakan ketidaksukaannya pada Jongin pada hari pertama mereka bertemu.

Jongin sakit hati waktu itu, dia bahkan hampir menangis karena ditolak mentah-mentah oleh calon adiknya padahal dia merasa sama sekali tidak melakukan hal apapun yang membuat orang lain tidak suka padanya. Padahal dari rumah Jongin kecil membayangkan dia akan memiliki adik yang manis, baik dan sayang kepadanya. Tapi, dia ingat kata-kata ayahnya ahwa laki-laki itu tidak boleh cengeng, jadilah dia hanya berkaca-kaca waktu itu, Jongin tidak menangis kok, tidak jadi. Ya, Jongin memang suka mengkhayal, dia sangat suka memikirkan hal-hal yang bahkan belum dibuktikan kebenarannya tetapi pada akhirnya toh Jongin memang mendapatkan semua yang dia impikan. Dia mendapat adik yang manis, baik serta sayang padanya namun dalam versi yang lebih menyeramkan. Yaitu Sehun.

***

Seminggu ini Jongin sukses di perbudak oleh setan yang merangkap sebagai adik tirinya itu. Sehun. Lalu, seakan satu minggu belum cukup setan itu lagi-lagi kembali mengusik kehidupan Jongin yang sebenarnya tak pernah jauh dari kata tenang semenjak kedatangan Sehun dengan berbagai tipu muslihat yang dia miliki.

Semuanya berawal dari pagi hari, ketika ayah dan bundanya sedang bermesraan di ruang makan lalu Jongin yang ada dihadapan mereka tiba-tiba terdaulat sebagai obat nyamuk dadakan beradab yang tidak menggubris kedua orang tua yang tengah mengalami puber kedua meskipun pemandangan dihadapannya itu sungguh membuat iritasi mata Jongin. Sehun, bocah itu lalu datang tak diundang lantas menyerobot makanan Jongin dengan beringas, tak lupa susu putih Jongin yang tinggal setengah itupun ikut dia jajah.

Jongin sudah akan berteriak kesal namun urung sebab Sehun sudah menggeretnya duluan. "Bunda, Sehun berangkat! Jongie hyung akan mengantarku sampai sekolah!"

Yah, begitulah yang terjadi. Jongin itu sekali lagi adaah anak yang baik, dia selalu mengalah pada Sehun meskipuan anak itu agak kurang waras. Jongin harus menghela napasnya saat Sehun sudah bertengger manis sembari memegang kemudi motor matic kesayangan Jongin. "Kenapa?"

"Apanya?" Sehun balik bertanya, dengan kesal Jongin mengambil alih kemudi, menggeser Sehun yang tadinya memegang kemudi untuk dia bonceng. Ini motor Jongin ingat, motor kesayangannya jadi hanya ada satu aturan, Jongin yang mengemudi. Titik.

"Jongie hyung serius?" Sehun menyeringai, alih-alih menjawab Jongin malah hanya menatap Sehun dengan bosan dan menstarter motornya. "Sudah, cepat naik."

"Baiklah."

***

Dan akhirnya Jongin tahu apa yang dimaksud dengan serius oleh setan itu. Karena sepanjang perjalanan menuju sekolah tangan Sehun selalu meraba-raba perut Jongin sampai dia sendiri kesal.

"YAK, TANGANMU!!" Jongin mengomel tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa sebab dia sedang fokus mengemudi sekarang. Lalu Sehun? Jangan tanya sedang apa bocah itu, dia sekarang sedang senang, sangat senang!

"Apaan sih, aku sedang pegangan pada Jongie hyung kok, memangnya kenapa dengan tanganku? Apa kurang erat?"

Sehun itu agak kurang waras menurut Jongin, padahal kata tetangga depan rumah dan sekitar komplek anak itu baik, suka menolong dan membantu ibu-ibu, dia bahkan sudah di daulat menjadi the most wanted menantu idaman bagi ibu-ibu komplek yang punya anak perempuan. Kata ayahnya juga dia lebih pintar dari pada Jongin. Tapi kenapa Jongin merasa semua itu hanya rekayasa semata jika menelisik semua ulah anak itu padanya. Hhh

"YAK, CEPAT LEPASKAN TANGANMU!!" Jongin kembali menyalak, mereka sudah sampai di depan sekolah Sehun tapi bocah itu masih saja memeluk erat Jongin layaknya koala yang tak rela melepaskan pohonnya.

"Aish, kenapa cepat sekali sampai." Sehun menggerutu sembari melepaskan tangannya pada perut Jongin ogah-ogahan. Sehun turun, berdiri tepat disamping Jongin yang masih meyangga motor matic kesayangnnya lalu―Cup!

Mengecup ujung bibir Jongin seenak jidatnya, Jongin otomatis mengumpat sedangkan Sehun sudah berlari kegirangan menuju gerbang sekolahnya yang sudah separuh tertutup.

"Anggap saja itu bayaran untuk Jongie hyung karena sudah mengantarku sampai sekolah, belajar yang rajin Jongie hyung!!!"

Pelipis Jongin berkedut mendengar teriakan Sehun, bocah setan itu benar-benar―

"KAU!!! DASAR ADIK SIALAN!!!"


[][][]

BROTHER [HunKai] PDF✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang