"Aelah sa Aek Lo pada, kan gue juga ikut ngipas-ngipasin tapi gak ada yang muji gue satupun" ucap Gilang yang ngambek bak anak kecil yang minta jajan Namun tidak di belikan oleh mamanya.

"Ya mana ada orang yang percaya sih Lang, orang Lo masak telor ceplok aja kagak bisa ngebalikinnya apa lagi bakar ayam coba" ucap Shandy dan di sambut gelak tawaan dari mereka semua kecuali Gilang yang masih ngambek.

"Udah-udah, jangan ngejek Gilang lagi entar Lo pada kagak di kasih jatah makan loh, secara kan ini uang dari Gilang si produk gula" ucap Farhan di akhir ia tambah mengejek Gilang lagi.

Namun di tengah mereka lagi asik bercanda tiba-tiba ada sebuah lemparan batu yang mengenai jendela rumah.

Brank...

"Suara apa itu?" Tanya Farhan yang kaget dengan suara itu.

"Bentar gue coba cek" ucap Shandy yang mendekati jendela itu, sudah bisa di pastikan jendela itu sudah bolong tengah.

Shandy mengambil batu itu, ternyata batu itu sudah di lapisi dengan kertas buku yang bertuliskan.

"Mari bersenang-senang sebentar lagi" ucap Shandy yang mengeja tulisan di kertas itu.

Shandy meremas kertas itu dengan erat lalu ia celingak-celinguk ke luar pagar mencari orang yang brani melempari kaca rumah nya.

"Ada apa Shan? Kaca rumah Lo pecah?" Tanya Ricky yang menghampirinya.

"Iya, ada yang ngelempari rumah gue dengan batu" ucap Shandy, fokus nya kini ke satu orang yang berada di luar pagar, kelihatan tengah memantau mereka. Setelah orang misterius itu menyadari bahwa Shandy melihat ke arahnya, orang itu pun langsung berlari meninggalkan tempat itu.

"Brengsek" ucap Shandy lalu berlari mengejar orang itu dan di susul oleh Farhan dan juga Ricky mencoba mengejar orang misterius itu juga.

Shandy berhasil menangkap orang itu, ia menggunakan topi dan penutup muka. Shandy mencekram erat leher orang itu dan tangan kanannya di plintir ke belakang.

"Siapa Lo? Ada urusan apa Lo sama keluarga gue?" Ucap Shandy geram.

"Buka aja penutup muka nya biar kita tau siapa dia" ucap Ricky dan ia pun mencoba membukakan penutup muka itu, meski mendapatkan sedikit perlawanan, tapi mereka berhasil membukanya.

"Ini Shan, coba Lo perhatikan baik-baik kali aja kenal" ucap Ricky setelah berhasil membukakan penutup muka orang itu.

"Lo siapa? Ngaku gak sebenarnya siapa yang nyuruh Lo buat ngelempari rumah gue? Ngaku gaak?" Ucap Shandy sambil terus memplintir tangan pemuda itu dengan sangat keras.

"Ampun-ampun, jangan bunuh gua" ucap orang itu yang sudah tak tahan dengan tangan nya yang di plintir.

"Makanya ngaku Lo, atau enggak gue tonjok nih" ucap Farhan yang sudah siap dalam posisi gumpalan tangan menonjol orang itu.

"Ampun-ampun, gue mau ngaku tapi jangan pukul gue" ucap orang itu.

kini Fenly, Gilang, Fajri, Zweitson, Fiki pun telah tiba menyusul mereka, alangkah shock nya Fenly yang melihat siapa orang yang di tahan oleh kakak nya.

"Aldy" ucap nya berbarengan dengan Gilang.

"Kalian kenal dengan dia?" Tanya Ricky

"Iya dia Aldy, sekampus sama kita" ucap Gilang

"Kalian punya masalah sama dia?" Tanya Shandy

"Enggak" jawab Gilang

"Hahaha, ini semua gara-gara Lo Fen, gue masih dendam sama Lo" ucap orang itu memberontak namun masih bisa di tahan oleh Shandy.

"Salah gue apa?" Tanya Fenly yang mendekat ke arah pemuda itu.

"Lo masih nanya salah Lo apa ha! Lo lupa atau pura-pura lupa, Lo kan yang nyuruh gue sama Haykal buat cegokin minuman haram itu ke adik Lo, Lo janji bakalan ngebayar kita, tapi apa nyatanya Lo bayarin nya tidak sesuai dengan janji lo itu" ucap pemuda ini dengan lantang, namun satu tonjokan berhasil mendarat di pipi pemuda ini. Ya Fenly yang menonjok nya.

"Kurang ajar Lo ya, dasar gak tau di untung" ucap Fenly dan hampir menonjok nya lagi namun di tahan oleh Ricky.

"Fenly, jadi Lo pelaku nya, Lo berani-beraninya cegokin minuman haram itu ke Aji" ucap Shandy

"Kak, gue bisa jelasin" ucap Fenly

"Bang Sen jangan marah sama Fenly, ini kejadian nya sudah lama sebelum gue jatuh ke sungai, gue tau Fenly gak bermaksud melakukan tindakan itu, Aji udah maafin Fenly bang" saut Fajri ia ingin melerai pertikaian antara Abang dan kakaknya.

Shandy setelah mendengar ucapan Fajri pun ia kembali fokus ke Aldy.

"Jadi maksud Lo ngelempari rumah gue itu tujuannya apa ha!" Teriak Shandy ke orang itu.

"Gue sudah kerja sama sama seseorang yang juga benci sama kalian" ucap Aldy

"Siapa dia? Jawab" ucap Shandy

"Dinand, dia gak bakalan biarain kalian hidup tenang" ucap Aldy dan ia berhasil berontak di saat Shandy sudah mulai lengah ia lepas dari cengkraman tangan Shandy, alhasil ia kabur begitu saja.

"Aaaaaaaaaa, gak selesai-selesai sama masalah ini, Dinand lagi Dinand lagi" ucap Shandy sedikit frustasi. Ia tidak menyangka dengan semua ini ia fikir dengan mamasukkan dinand ke penjara, keluarga mereka bakalan hidup tenang tanpa ada yang mengusiknya lagi, ternyata ia salah teror Dinand masih saja berlanjut sampai saat ini.


🌸🌸🌸🌸


Jangan lupa vote dan komen
Supaya Author bisa makin semangat buat ngelanjutin cerita ini, thanks for reading N1T 💜💙

Dream || UN1TY Where stories live. Discover now