Bab 110: Ep. 22 - Tiga Janji, II

Start from the beginning
                                    

"Menurutmu berapa banyak koin yang aku miliki?" Paul terdiam. "Bukankah itu aneh? Menurutmu bagaimana inkarnasi biasa sepertiku bisa menjadi member platinum?"

Aku menyeringai di matanya yang goyah. "Aku punya banyak koin. Aku menghasilkan banyak koin berkat kau."

Tinjuku pun mendarat kewajah Paul yang pucat. Skenario sialan yang aku alami sejauh ini terlintas di kepalaku.

[Koin yang Dimiliki: 205.902 C]

Aku ingat penampilan Shin Yoosung yang sekarat. Ini adalah beberapa hal yang aku katakan kepadanya:

–Aku akan menghajar dokkaebi sialan itu sampai mati.

Inilah janji pertama yang aku tepati.

[500 koin telah dipakai sebagai penalti.]

Sekali lagi, tinjuku bergerak dan hidungnya patah. Aku tidak mengatakan kalau itu untuk seseorang. Di tempat pertama, ini tidak bisa dibagi kesiapa pun.

[500 koin telah dipakai sebagai penalti.]

"Kuaaak! S-Seorang manusia berani beraninya...!"

Peeeok-!

[500 koin telah dipakai sebagai penalti.]

"K-Kau tidak akan aman jika kau melakukan ini padaku...!"

Peeeok-!

[500 koin telah dipakai sebagai penalti.]

"Aku akan membunuhmu! Aku pasti akan membunuhmu...!"

Peeeok-!

[500 koin telah dipakai sebagai penalti.]

"Tu-Tunggu! Tunggu sebentar! Berhenti..."

Tubuhnya yang ketakutan meringkuk dan aku menghentikan tinjuku untuk pertama kalinya. Sejenak, harapan memenuhi matanya.

"Y-Ya. Kau berpikir dengan baik. Tidak ada yang bisa dilakukan di sini..."

Aku menyaksikannya dengan tergesa-gesa berbicara dengan orang-orang terhormat dan bertanya, "Apa kau akan berhenti?"

"Apa?"

"Ketika Yoosung memintamu untuk berhenti, kan?"

Diam-diam aku menatapnya. Dia tidak mengatakan apa-apa dan hanya melihat ke tanah. Lalu dia mengangkat kepala dan menatap langit. Dia merasa dendam kepada orang-orang yang membuatnya seperti ini.

"Ti-Tidak ada gunanya kau berbuat seperti ini! Rekanmu yang sudah mati itu tidak akan hidup kembali walaupun kau seperti ini!"

Rekanku yang sudah mati tidak akan hidup kembali. Dia benar.

"Itu berarti sesuatu." Namun, aku mengangkat tinjuku pada pria yang gemetaran. "Jadi bagaimana kalau dia sudah mati. Shin Yoosung akan melakukan ini juga."

Peeeok-!

Taring Paul terlihat menonjol saat dia berguling di tanah.

"Lee Hyunsung juga akan melakukannya. Yoo Sangah dan Lee Gilyoung juga."

Tinjuku menghantam perutnya.

"Mungkin... bajingan  Yoo Joonghyuk itu juga..."

Rekan-rekanku di luar kubah melihat ke arah sini.

Shin Yoosung membentuk tinju dengan mata merah. Lee Jihye dan Lee Gilyoung meneriakkan sesuatu. Mata Lee Hyunsung merah saat dia membuat ekspresi serius dan Yoo Sangah menatapku dengan mata lebar. Yoo Joonghyuk adalah yang terakhir kulihat sebelum melirik ke arah Paul.

"A-Aku orang di luar skenario! Kau tidak bisa mendapatkan koin dengan melakukan ini! Tidak ada untungnya untukmu!"

Koin...

Omniscient Reader's Viewpoint [VOLUME 1]Where stories live. Discover now