Diskusi

111 11 0
                                    

Halo, reminder hari ini setelah pembekalan jangan lupa kumpul di pendopo taman utama buat diskusi struktur KKN, ya. Terima kasih!

Dunk memasukkan ponselnya ke saku kemejanya setelah memastikan lokasi diskusi bersama kelompok KKN-nya. Kemudian, ia bergegas melangkah ke lokasi diskusi yang tidak jauh dari aula universitas. Jantungnya mulai berdegup kencang, ada rasa takut akan ditidaksukai oleh teman-teman kelompoknya. 

Dunk memperlambat langkahnya saat kedua matanya menangkap sekumpulan orang yang sedang bercanda gurau di pendopo taman. Rasa khawatirnya terhadap bertemu orang baru makin membesar. Ayolah! Seorang Dunk Natachai tidak pernah se-khawatir ini menghadapi sesuatu yang baru. Kenapa sekarang merasa khawatir hingga membuat dirinya sendiri merasa tidak nyaman?

Dunk memberanikan dirinya, melangkah dengan tergesa-gesa ke arah pendopo taman utama yang sudah ramai oleh beberapa anggota KKN lainnya. Kedua tangannya saling menggenggam erat, seakan menyalurkan rasa beraninya hanya untuk sekadar menyapa teman-temannya yang masih asik bercanda gurau.

"Hai," sapa Dunk kaku. Sekumpulan orang yang sedang asik mengobrol seketika mengalihkan pandangannya ke arah Dunk, kemudian saling menatap sembari melemparkan senyuman kikuk. Tak ada balasan, berhasil membuat Dunk semakin ingin menghilang dari sini saat ini juga.

"Hai! KKN Sektor 22?" sapa seseorang yang baru saja datang dari arah lain, menyapa Dunk dengan ramah. 

"Iya, dari Sektor 22," ucap Dunk sembari menganggukkan kepalanya. Kemudian memberanikan diri untuk memperkenalkan dirinya terlebih dahulu tanpa harus diperintah oleh orang lain, "Halo, Natachai Boonprasert. Salam kenal semua."

Terlihat kaku, namun berhasil membuat pria ber-alis tebal di dalam pendopo tersenyum lebar.

"OH, Natachai! Bilang, dong! Kita kira lo itu adek tingkat yang mau nawarin danusan!" 

"Bukan kita, itu kata si Prim sendiri!" 

"Emang gue ngga bisa tau dari senyuman lo semua pas dia kesini? Gue tau, sama aja kaya gue!"

"Ngga, anjir!"

Kini Dunk merasa diizinkan bernafas dengan nyaman oleh alam setelah melihat respon dari anggota kelompoknya yang ternyata tidak semengerikan dengan apa yang ia bayangkan. Segera Dunk mencari tempat kosong yang bisa ia duduki setelah dipersilakan untuk bergabung dengan kelompoknya. Merasa sedikit bersalah, karena diskusi baru saja dimulai ketika Dunk datang.

Kedua matanya bergerak dengan cepat, memperhatikan lingkungan sekitarnya. Siapa tahu ada yang dikenal tapi lupa namanya, batin Dunk. Nihil. Tidak ada yang ia kenal sama sekali dari paras wajah teman-temannya. 

"Perkenalan bisa dimulai dari sebelah kanan, terus muter  sampe balik ke gue. Jangan lupa harapan KKN-nya, ya," ucap pria bertubuh kekar yang selalu memulai diskusi dari awal grup KKN terbentuk, Force. 

Dunk mulai berhitung dalam hati, memperkirakan kapan ia harus berdiri dan memperkenalkan dirinya. Urutan ketujuh, tidak terlalu membuat dirinya gugup. Kini ia menyimak dan ikut menyapa teman-teman lainnya yang sedang memperkenalkan diri. Beberapa kali ikut tertawa renyah ketika seseorang memperkenalkan dirinya dengan cara yang konyol, seperti Neo.

"Next, sebelah Ciize."

Kini giliran dirinya untuk memperkenalkan diri. Dengan segera ia berdiri dari duduknya, menarik nafas perlahan agar menenangkan rasa gugupnya. Kedua tangannya saling bergenggaman erat, bibirnya tersenyum lebar hingga membuat matanya semakin tidak terlihat.

"Halo, saya Natachai Boonprasert, bisa dipanggil Dunk. Dari Fakultas Kedokteran Gigi, jurusan Kedokteran Gigi," ucap Dunk berhasil membuat beberapa orang ber-oh ria saat mengetahui Dunk merupakan mahasiswa kedokteran gigi, "harapan saya, semoga KKN-nya berlangsung lancar, dari kelompok juga kompak, dan semua program kerjanya bisa memenuhi kebutuhan warga di sana nanti."

IncomparableWhere stories live. Discover now