Archen Aydin

126 12 0
                                    

"Dunk, menurut lo gimana?"

"Dunk?"

"Dunk," bisik pria manis yang duduk di sebelah Dunk, Mix. Lengannya menyikut lengan Dunk beberapa kali, berusaha mengalihkan tatapan Dunk dari layar ponselnya.

"Hah?" jawabnya pelan dengan raut wajahnya yang terlihat bingung. Matanya menatap terkejut ke arah pria yang sedang berdiri di hadapannya dengan baseball bat yang diarahkan tepat di wajah Dunk, Ja.

"A-apa?" tanyanya gugup tanpa alasan.

"Lo dengerin gue ngomong gak daritadi?" tanya Ja, masih dengan baseball bat yang ia arahkan pada wajah Dunk. Dunk menggelengkan kepalanya perlahan, bibirnya tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretan giginya yang rapi, seolah meminta keringanan pada pria bertubuh jangkung di hadapannya agar tidak dimarahi akibat kesalahan Dunk sendiri.

"Sorry gue tadi ada kerjaan," ucap Dunk sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Kemudian menatap Ja dengan tatapan sumringah, "ayo jelasin lagi, gue janji dengerin omongan lo."

Ja menghela nafasnya panjang, diikuti oleh Mix yang mengeluh karena bosan mendengar penjelasan Ja untuk kesekian kalinya.

"Gue bosen banget denger Ja ngomongin ini lagi!"

"Lo kira gue gak cape ngulang pembahasan ini lagi?"

"Yaudah, kalo gitu ngga usah diulang. Gapapa kok," saut Dunk dengan tatapan manisnya, menatap kedua temannya secara bergantian.

"Oke-" ucapan Ja terputus akibat pria tersebut sibuk mengambil posisi duduk yang nyaman. Setelah mendapatkan posisi duduk yang nyaman, ia segera melanjutkan ucapannya, "gue sama Mix rencananya mau tukeran kelompok KKN."

"Karena?" tanya Dunk bingung.

"Karena di kelompok gue ada itu," terang Mix, membuat Ja tersenyum sembari menunjukkan ibu jarinya.

"Kayanya gue juga mau tukeran kelompok. Lo masuk kelompok gue, gue masuk kelompok lo. Gimana?" tawar Dunk kepada Mix yang sekarang memasang raut wajah masam.

"Terus aja gue dioper, gapapa."

"Hehehe."

"Kenapa lo mau ganti kelompok?" tanya Mix.

"Ngga ada anak FKG atau FKU yang satu kelompok sama gue," jawab Dunk terlihat sedikit panik.

"Gue juga, Ja juga," jawab Mix dengan santai. Hal tersebut disetujui dengan Ja yang menganggukkan kepalanya, "Alesan doang lo."

"Ada anak kelompok yang follow instagram gue," ucap Dunk kaku, berhasil membuat kedua temannya menatapnya dengan tatapan heran.

"Dia follow gue, padahal gue belum ketemu sama anak-anak kelompok KKN, even groupchat di website kampus juga belum ada yang aktif," sambung Dunk, kedua matanya menatap kedua temannya secara bergantian. Heran, kenapa teman-temannya malah menatapnya balik dengan tatapan datar.

"Terus lo takut dan minta tukeran kelompok sama kelompok Mix?" tanya Ja yang langsung dibalas dengan anggukkan semangat dari Dunk.

"Ayo tukeran kelompok. Lo mau, ya? Mau, ya?" pinta Dunk dengan matanya yang berbinar. Tangannya melingkar sempurna di lengan Mix, membuat Mix berteriak kesal akibat ulah Dunk yang mulai mengeluarkan sisi manisnya sebagai tameng agar permintaannya disetujui oleh Mix.

"Ngga, gue cukup tukeran sama Ja aja!" jawab Mix dengan tegas sembari mencoba melepaskan rangkulan tangan Dunk, "ngurusnya ribet! Gue males!"

"Lagian lo aneh, emang salah orang nge-follow lo walaupun belum ketemu!?" sambung Mix.

"Salah! Kan belum ketemu, ngapain follow instagram gue!?"

"Siapa tau dia emang friendly. Ngga kaya lo, hobinya tiduran di kost 24 jam," ucap Ja, berhasil membuat Dunk menatapnya dengan tatapan sinis.

"Unsupportive friend, lo!" ucap Dunk kesal.

"Ngga jelas nih orang," ucap Mix sembari menunjuk Dunk, kemudian melepaskan lengannya dari rangkulan Dunk dengan cepat dan segera berpindah posisi duduk di samping Ja, "orang aneh! Di follow duluan harusnya seneng, ini malah takut sampe minta gantian kelompok!"

"Gue takut aja dia jadi stalker gue di sana??" ucap Dunk, mencoba membela dirinya sendiri yang sedang diserang oleh kedua temannya, "wajar dong, kalo gue takut!"

"Orang juga najis jadi stalker lo, Dunk Natachai," ucap Mix penuh penekanan dan berhasil membuat Dunk menatapnya dengan tatapan sinis.

"Emang siapa yang follow lo?" tanya Ja penasaran. Yang ditanya segera mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Matanya fokus menatap layar ponsel, mencari nama seseorang yang baru saja mengikutinya beberapa jam yang lalu.

"Nih," ucap Dunk sembari memperlihatkan layar ponselnya ke arah kedua temannya. 

"Joong, anak FSRD," ucap Ja, "dia satu UKM baseball sama gue."

"Anaknya baik, emang ramah sama semua orang. Bisa aja dia follow semua anak-anak kelompok KKN lo," sambung Ja yang mendapatkan anggukkan setuju dari Mix. 

"Bisa jadi sih," gumam Dunk sembari mengangguk. 

"Tapi gimana dia tau instagram gue? Kan gue ngga pernah ngasih tau ke dia!" ucap Dunk tiba-tiba berhasil membuat kedua temannya sedikit terkejut.

"Ada fitur search, Dunk Natachai," ucap Mix sembari menunjuk kepala Dunk, "coba deh, ni otak dipake buat hal lain selain untuk belajar ortodonsia."

Yang diceramahi hanya terkekeh pelan, kemudian meminta maaf kepada kedua temannya karena sudah membuat kesal, "Yaudah, mohon maaf sebesar-besarnya kepada saudara Mix Sahaphap dan Ja Phachara."

"Kok lo tau dia temen sekelompok lo?" tanya Mix.

"Kan ada di group. Bener, kan? Joong Archen itu Archen Aydin?" tanya Dunk ragu kepada Ja, memastikan dirinya tak salah sangka. Ja mengangguk sembari menunjukkan ibu jarinya kepada Dunk, berhasil membuat Dunk tersenyum bangga karena tebakannya benar.

"Gimana?"

Dahi Dunk mengernyit, "gimana apanya?"

"First impression lo liat Joong," jawab Mix. 

Dunk mengangkat kedua bahunya, "ngga tau, kan belum ketemu."

Mix menatap Ja dengan tatapan yang sulit diartikan. Sebaliknya dengan pria jangkung tersebut, menatap Mix dengan tatapan pasrah dan menghela nafasnya lelah. Yang tidak diajak bertatapan hanya bisa menebak apa yang ada dipikiran kedua temannya.

"Apa? Gue salah, ya? Kan emang bener gue belum ngeliat dia secara langsung," tanya Dunk dengan suaranya yang pelan, bersiap mendapat makian dari kedua temannya. Tak ada jawaban, kedua temannya malah sibuk merapikan barang-barangnya.

"Jawab gue!"

"Gue sama Ja mau ke akademik dulu, mau lapor tuker kelompok," ucap Mix menghiraukan pertanyaan Dunk.

"Terus gue gimana? Ikut!" ucap Dunk yang langsung merapikan barangnya tergesa-gesa akibat kedua temannya yang sekarang ingin keluar dari ruangan, "IH TUNGGUIN GUE!"

"Menurut lo, dia lemot apa ngga?" tanya Mix kepada Ja sembari menggunakan sepatunya dengan latar suara Dunk yang terus menerus memanggil namanya dan Ja bergantian.

"Lebih terlalu realistis tapi sedikit tolol," jawab Ja berhasil membuat Mix terdiam sesaat kemudian mengangguk setuju.

"Gue setuju."

"JA, MIX! TUNGGUIN GUE! KOK KELUAR DULUAN!"

IncomparableWhere stories live. Discover now