Seorang pemuda bertubuh tinggi ramping tengah mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Dia melaju sambil membuka kaca helmnya.

Namun...

CKIIITTT!!!!


Dia mengerem mendadak ketika melihat lampu merah, dari seberang jalan dia melihat mobil berwarna hitam dengan motif garis putih melaju kencang ke arah berlawanan.

Pemuda itu melihat mobil yang terus melaju, dia merasa tidak asing dengan penampilan mobil tersebut.
Dia pun memutar balikkan sepeda motornya dan mengikuti kemana arah mobil tersebut.
























Dia sedikit terkejut karena mobil itu mengarah ke rumah duka dimana upacara pemakaman Renjun diadakan.

Dan benar saja mobil itu berhenti di depan gedung besar itu, dia lalu sangat terkejut melihat siapa yang keluar dari sana.

"Kak Wendy, Bu Sowon..."





"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Dia segera melepas helmnya kemudian turun dari motonya, pemuda itu segara berlari kearah dua perempuan yang keluar dari mobil.

"KAKK!! KAK WENDY!!" Teriaknya.

Perempuan bernama Wendy tadi menoleh dan langsung memeluk pemuda tadi.


"Hiks... Hiks... Maafin Adekku kalau ada salah ya..." Perempuan itu memeluknya erat sambil terus menangis.

"Kenapa kalian ngga bisa dihubungi? Polisi terus nanya ke Jaemin dan temen-temen." Ucap pemuda itu.

"Maaf, kami terlambat Han..." Jawab wanita yang dipanggil Ibu olehnya tadi.

Hanjis yang terkejut mendengar jawaban itu merasa sangat kecewa dengan mereka berdua, satu-satunya keluarga Renjun yang di kenal malah terlihat biasa saja hanya menangis seolah kematian Renjun itu bukan apa-apa.
Sowon ibu kandung Renjun, dan Wendy kakak kandung Renjun, ayah Renjun meninggal ketika bertugas wajib militer.

Hanjis atau Han Jisung meskipun terlihat tidak terlalu dekat, namun dia juga sama-sama teman Renjun sedari kecil, mereka sering menghabiskan waktu bersama meskipun tidak terlalu terlihat akrab di depan teman-temannya yang lain.

Kedua perempuan itupun masuk ke rumah duka, mereka masih menangis. Namun, tangisannya semakin keras, Wendy bahkan sampai berteriak histeris.

"RENN!!!! KENAPA KAMU KAYAK GINI RENN?!?! SIAPA YANG BERANI LAKUIN INI KE KAMU?!?!" Teriak Wendy histeris.

"Siapapun itu... Aku bersumpah Ren! Siapapun itu, dia tidak akan tenang seumur hidupnya, dia akan dihantui rasa bersalah dan dibenci dengan kebencian mendalam oleh orang-orang!!"

Mendengar ucapan putrinya, Sowon pun memeluknya erat sambil menangis.
Hanjis hanya bisa menatap mereka dari kejauhan, dia menghela nafas panjang mencoba berpikir kenapa mereka tidak segera mengurus pemakaman Renjun dan malah datang paling akhir ketika acara itu dilaksanakan.

















Vote!

Vote!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Silent Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang