Chapter 1 - Kembali

12 1 0
                                    

Happy Reading

“Non! Mata Non Vio bengkak lagi! Non pasti menangis lagi kan semalam?!” Bi Ijah yang merupakan Asisten Rumah Tangga disini tampak khawatir melihat kondisi Vio yang setiap bangun tidur pasti matanya bengkak seperti orang yang habis menangis semalaman. “Non! Bibi kan sudah bilang, cerita saja pada Bibi kalau Non Vio ada masalah! Walaupun mungkin Bibi gak akan bisa bantu banyak, tapi Bibi bisa jadi teman cerita Non Vio!”

Vio tersenyum tipis. “Nggak, Bi. Vio baik-baik saja.”

Bi Ijah merasa tidak bisa membiarkan kondisi Vio seperti ini terus menerus. Bi Ijah tahu mungkin ini karena Vio menjadi sangat kesepian, apalagi setelah Nyra menikah. Bi Ijah sudah mencoba menghubungi Nyra dan menceritakan apa yang terjadi pada Vio, namun Nyra hingga sekarang belum bisa datang karena sibuk mengurus keluarganya dan pekerjaannya.

Grep!

Vio terkejut dengan Bi Ijah yang tiba-tiba memeluknya. Vio tahu bahwa dia sudah membuat Bibi menjadi sangat khawatir. Tapi, Vio benar-benar tidak bisa menceritakan apa pun pada Bi Ijah. Vio kemudian membalas pelukan Bi Ijah. “Maaf, karena Vio membuat Bibi khawatir terus.”

****

“Kamu bermimpi aneh lagi semalam?”

Vio mengangguk. “Iya.”

Naga kecil itu berada di atas meja makan sambil memakan sepotong apel yang dikupas oleh Vio.

“Aku kan sudah bilang, itu bukanlah sebuah kebetulan. Itu pasti bukan mimpi biasa, Vio.”

Hahh ...” Vio menghela napas panjang dengan lelah. Walaupun dia tahu itu, dia tidak bisa menemukan jawabannya. “Aku tidak mengerti sebenarnya itu mimpi apa. Hanya saja, itu terasa sangat nyata. Aku tidak ingin mempercayainya, tapi... Aku harap, itu benar-benar hanyalah mimpi.”

Selama ini, hanya Vurochilah yang tahu mengenai mimpinya. Vio hanya dapat bercerita pada Vurochi. Tapi, Vurochi juga tidak dapat membantu banyak. Setiap kali Ia menceritakan mimpinya, Vurochi selalu mengatakan itu bukanlah mimpi biasa. Tapi, itu tidak membantu. Vio harap, seseorang akan mengatakan meyakini dirinya bahwa itu hanyalah mimpi biasa. Walau sepertinya, itu tidak mungkin terjadi.

“Coba ceritakan padaku, mimpi apa yang kamu dapat kali ini?” tanya Vurochi penasaran.

“Itu...” Vio ragu-ragu untuk menceritakannya. Pasalnya, itu terlalu menyakitkan untuk diingatnya. Sulit untuk Vio menceritakannya. Mulutnya terasa berat untuk membuka suara.

“Apa sama seperti kemarin?”

Vio menganggukkan kepalanya, “Mirip. Itu seperti... mimpi yang terus berlanjut.”

Vurochi terus memakan apelnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan ketika menatap Vio. Vurochi juga baru mendengar ada mimpi yang seperti itu. Dia belum pernah mendengar tentang masalah ini sebelumnya selama hidupnya. “Bukankah mimpi itu seperti sebuah pesan?”

Mata Vio membulat mendengar itu. “Apa yang...?”

“Itu berhubungan dengan teman-temanmu, kan? Bukankah akan lebih baik jika kamu menceritakannya pada mereka?”

****

Vio tidak tahu apa yang tengah dipikirkannya sekarang. Dia mengikuti langkah kakinya ke mana pun Ia pergi. Dia tidak memiliki tempat untuk dituju. Ini seperti Vio berjalan tanpa memikirkan apa pun, tanpa arah.

Ia datang kesini sendirian. Angin sepoi-sepoi bertiup kencang. Hari ini adalah hari yang cerah. Ini adalah keputusan bagus untuk Vio keluar dari rumahnya dan berjalan-jalan sendirian saat cuacanya sangat mendukung.

Violet Dragon - The Legends DragonOnde as histórias ganham vida. Descobre agora