"Ji hati-hati" ucap Shandy ia sangat mengkhawatirkan kedua adiknya, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karna kalau ia yang menyusul Fenly, ia takut Fenly semakin marah lagi padanya.

"Iya bang, jangan kemana-mana, istirahat ya. Aji pamit" ucap Fajri dan menghidupkan mesin motornya lalu pergi.

****

Fenly terus berjalan menyusuri jalanan yang sangat sepi, hatinya sedang kacau saat ini, kalau pun ia terbilang egois ya ia emang egois, Karna ia sangat menginginkan Shandy bisa seutuhnya buat dia tapi ia menyadari kalau Shandy memiliki dua adik, tapi ia nyaman dengan hidup bersama Shandy saja tidak ada Fajri di kehidupan mereka.

"Gue egois? Ya gue emang egois" ucap nya sambil terus berjalan.

Setelah lama mencari keberadaan Fenly, kini Fajri sudah melihat Fenly dari kejauhan. Tapi tunggu, sepertinya ada orang di belakang Fenly yang sangat mencurigakan, sebab orang itu memakai pakaian serba hitam trus menggunakan penutup muka juga, sambil membawa satu balok kayu gede, ia yakin pasti orang itu berniat gak baik sama Fenly. Fajri pun langsung memarkir kan motor nya di tepi jalan dan langsung bergegas pergi lari bertemu Fenly.

"KAK FEN AWASSSS" teriak Fajri yang melihat orang itu hendak mengangkat balok kayu ke arah punggung Fenly.

Bukkk

Namun naas yang terkena adalah punggung Fajri, ia berusaha melindungi Fenly, sebab Fenly tidak mendengar teriakannya.

Fenly berbalik badan dan mendapati Fajri yang perlahan mulai tersungkur ke aspal berbarengan dengan orang yang memukuli Fajri itu kabur.
Fenly mengangkat kepala Fajri dan membiarkan Fajri tidur di paha nya.

"Jii, Fajriii, bangun" lirihnya sambil sedikit mengguncangkan tubuh Fajri.

"Hemmm" dehem Fajri

"Lo beneran orang tulus Ji, Lo udah 2 kali coba buat nyelamatin gue, maafin gue yang punya rasa egois" suara hati Fenly

Fajri perlahan mulai coba bangkit lagi sambil di bantu oleh Fenly.

"Lo gak papa kak?" Tanya Fajri tangannya sambil memegangi belakang punggung nya yang nyeri setelah mendapati sebuah pukulan itu.

"Lo masih aja mikirin keadaan gue Ji, padahal jelas-jelas Lo yang kena pukulan itu, Lo beneran orang baik Ji padahal gue sering bersikap dingin ke elo, tapi Lo balas dengan perlakuan manis Lo ini" ucap Fenly di dalam hati

"Gak gue gak papa, Lo gimana? Punggung Lo nyeri banget ya?" Tanya Fenly seketika

"Nyeri dikit tapi gak papa, kak Fen mau ke Cafe kan ya? Pergi nya bareng Aji aja ya" ucap Fajri, Fenly seketika menundukkan mukanya, ia merasa malu terhadap pengorbanan adiknya, setelah itu ia baru mengangguk.

"Gitu dong dari tadi, masak Aji harus kena pukul dulu baru kak Fen mau di anterin Aji" Fenly tersenyum mendengar ucapan adiknya itu, mungkin ia memang salah harus berlaku egois seperti ini.

"Yaudah yok, gue udah telat nih. Tapi harus gue yang bonceng ya, punggung Lo masih sakit gitu, gue gak mau jatoh dari motor" ucap Fenly

"Iya-iya, asalkan Fen pergi kerja bareng Aji dari pada ketemu orang jahat lagi nanti"

"Yeh, Lo nyumpahin gue?" Tanya Fenly melotot. Fajri pun hanya cengengesan.

"Yaudah ayo cepet" mereka pun berjalan ke tempat Fajri memarkir motornya dan Fenly langsung mengambil alih motor itu, Fajri yang pasrah pun tanpa berkata apapun langsung duduk di belakang Fenly.

******
Shandy menunggu kedua adiknya pulang, ia mencoba untuk menelpon Fajri tapi handphone milik Fajri tertinggal di rumah.

Setelah beberapa jam ia menunggu tiba-tiba terdengar suara motor dari luar, ia langsung berlari keluar rumah untuk memastikan kalau itu beneran kedua adiknya yang pulang.

"Fenly, Fajri, akhirnya kalian pulang juga. Gue mau nanya sesuatu, tapi lebih baik kalian masuk aja dulu ke rumah, Karna ini masalah penting" ucap Shandy setelah ia bertatap langsung dengan kedua adiknya.

Fenly dan Fajri pun menyetujuinya dan langsung masuk ke dalam rumah, sesampai nya di ruang tamu, mereka langsung duduk di sofa, kemudian Shandy langsung memulai obrolan.

"Fen, Lo jawab yang jujur sama kak Shan, siapa yang nyoret-nyoret cermin kamar Lo? Tadi kak Shan sempat masuk ke kamar Lo karena pintu kamar Lo ga tertutup rapat" tanya Shandy dengan serius.

"Busettt bisa-bisanya tuh pintu kagak gue konci, duh gue bakalan ngejawab apa ini?" Ucap Fenly dalam hati, sambil menggaruk-garuk kan kepalanya yang tak gatal.

"Ini gimana sih si Fenly, kata nya gak boleh kasih tau bang Sen dulu, tapi dia sendiri teledor gak ngehapus tuh tulisan yang ada di cermin" ucap Fajri di dalam hati, muka nya langsung cemberut sambil memperhatikan Fenly apa yang bakalan di jawab nya jujur atau justru malah berbohong.


🌸🌸🌸🌸

Jangan lupa vote dan komen
Supaya Author bisa makin semangat buat ngelanjutin cerita ini, thanks for reading 💙

Selamat hari kemerdekaan republik Indonesia 🇮🇩

Dream || UN1TY Where stories live. Discover now