Chapter 74 : Positive

8.3K 337 9
                                    

Semua mata memandang ke arah digo dan tristan yg sedang berjalan di loby perusahaannya menuju ruangan sang ayah. Wajah mereka yg rupawan tak luput dr decak kagum dr karyawan2 wanita di sana. Tapi digo dan tristan berjalan dg cuek meninggalkan para wanita2 itu yg memandangnya lapar.

Mereka segera memasuki lift dan menuju lantai atas di mana ruangan direktur berada. Disana sudah ada andi yg menyambut mereka.

Andi: "selamat datang tuan muda...." sambutnya.

Digo dan tristan hanya menganggukan kepalanya. Dan segera masuk ke dalam ruangan. Digo memperhatikan isi ruangan ayahnya yg tertata rapi, semuanya bernuansa putih seperti warna kesukaan ibu mereka. Di sudut ruangan terdapat mawar putih yg juga kesukaan ibunya. Digo berjalan mendekati meja ayahnya, disana ia melihat foto ibunya, dirinya dan saudara2ny yg msh kecil tertawa bahagia. Digo tersenyum sejenak mengingat masa kecilnya yg bahagia.

Lamunanya tehenti saat andi menyuruh mereka untuk duduk di sofa dan menjelaskan semua yg ada di perusahaan ini. Digo dan tristan menyimak dg cermat setiap detail penuturan andi. Mereka harus bisa membanggakan ayah mereka klo mereka bisa mengurus perusahaan dengan baik.

Andi:  "nah itu td penjelasan dr saya, apa ada yg tidak jelas??" Tanyanya.

Tristan: "yah...saya sudah paham semuanya, tp saya tetap butuh bantuan om untuk membimbing kami!!" Ucapnya.

Andi: "siap...saya akan selalu membantu tuan muda!! Apa ada yg di tanyakan lagi??"

Digo: "apa ayah tidak memakai sekretaris??" Tanyany penasaran.

Andi hanya tersenyum dan kemudian menggeleng. Membuat digo paham maksudnya.

Digo: "dady bnr2 setia....." ucapnya.

Yang disambut tawa oleh tristan dan andi. Mereka tau betul sifat ayah mereka yg sangat mencintai ibu mereka. Digo tersenyum membayangkan sisi yg kelak bisa menjadi pendamping hidupnya.

*

Sisi mondar mandir di depan kamar mandinya. Ia melihat benda persegi panjang kecil yg barusan ia beli dr apotik. Sisi menimbang2 apakah akan menggunakan alat itu. Setelah mendengar dr penuturan tidak sengaja dr mbok nah klo dirinya ngidam. Sisi langsung melihat siklus mentruasinya yg ternyata sudah mengalami keterlambata selama seminggu, membuat sisi semakin was2.

Sisi memantabkan hatinya untuk mencoba alat yg ternyata adalah tespect itu. Perlahan sisi masuk ke dlm kamar mandi, menadah air seninya pada sebuah gelas kecil. Kemudian sisi mencelupkan benda itu ke dlm air seninya. Setelah itu sisi menunggu hasilnya dg perasaan yg campur aduk.

Sisi meremas2 ujung bajunya cemas, menunggu hasil yg tertera dr alat tsb. Setelah dirasa cukup, pelan2 sisi mengangkat alat tsb dan memperlhatkan hasilnya.

DHEGGGG.....

Jantung sisi seakan berhenti, matanya melotot seketika, nafasnya memburu cepat dan, keringat dingin membasahi tubuhnya. Sisi meluruhkan tubuhnya ke lantai, air mata mengalir membasahi pipinya. Ia menangis tersedu2.

Sisi: "positif....." ucapnya sesunggukan sambil melihat kembali alat tsb yg menunjukan 2 garis berwarna merah.

Perlahan sisi meraba perutnya yg masih rata. Ada kehidupan yg sedang tumbuh disana, seorang buah cintanya dg digo. Mengingat digo membuat tangis sisi semakin menjadi. Sekarang digo sedang pergi dan ia tidak tau keadaan sisi. Bagaimana sisi memberitahukan ini pada digo. Sedangkan masalah digo cukup rumit, dan sisi hanya akan menambah pikiran digo.

Sisi: "digooo....." ucapnya lirih smbil terus meraba perutnya.

Pikiran sisi kacau, ia takut menghadapi semuanya sendiri. Bagaimana ia harus menjelaskan pada orang tuanya. Pada sahabat2nya. Dan terutama ayah dr bayi yg sedang di kandungnya. Apakah digo mw menerima kehadiran bayi ini. Apa digo bersedia bertanggung jwb atas dirinya. Kepala sisi penuh dengan pertanyaan2 yg terngiang2. Saat ini sisi hanya bisa menangis meratapi nasib yg menimpa dirinya. Yg pasti saat ini ia tidak sendiri, ada seseorg yg sedang tumbuh dlm dirinya membuat sisi menguatkan hatinya.

Sisi: "km tenang ya, nak. Momy akan berusaha ksh yg terbaik buat km. Momy akan jagain km smp dady km pulang. Momy janji...!!" Ucapnya menangis sambil meraba perutnya.

Sisi berdiri dan membasuh mukanya dg air. Ia berjalan keluar dr kamar mandi. Sisi sudah bertekat untuk merahasiakan maslahnya ini dr semuanya. Ia berharap digo segera pulang dan sisi bisa menceritakan semuanya. Ia tak peduli dg jawaban digo, sisi cuma ingin agar digo tau yg sebenarnya.

Sisi segera mengganti bajunya dan bersiap untuk kekampus. Meskipun saat ini sisi sedang mengandung, tp ia harus tetap melanjutkan mimpinya.

*
Digo terlihat sibuk membolak balikkan pekerjaanya. Baru pertama digo sudah di hadapkan dg rentetan pekerjaan yg menumpuk. Sungguh, pekerjaan benar2 berantakan saat ayah mereka jatuh sakit. Digo dan tristan harus benar2 membenahi pekerjaan itu.

Tristan: "digo....ini sudah siang, lebih baik kita makan siang dulu dan lanjutin lg nanti!!" Ucapnya berdiri dan menghampiri digo.

Digo juga merasa lelah dan penat hari itu. Digo mengangguk dan segera berdiri dan berjalan keluar ruangan menuju kantin yg ada di lantai bawah. Sekali lg, mata para kaum hawa menatap memuja kepada kakak beradik ini. Dr awal mereka datang, mereka sudah menjadi perbincangan hangat.

Digo dan tristan duduk di sofa dkt jendela kaca yg ada di kantin tsb, khusus para petinggu perusahaan. Digo dan tristan memesan secangkir espresso kental dan sepiring red volvet dg toping kacang d atasnya. Sambil menunggu pesanan, sesekali matanya menatap ke arah jedela. Memperhatikan orang2 yg nampak lalu lalang di pinggir jalan. Matanya kini tertuju pada sesosok wanita muda dg perut yg sedikit membuncit dg seorang lelaki yg ia dorong di kursi roda.

Hatinya menghangat melihat kesetiaan sang wanita untuk mendampingi lelaki itu dg kondisi yg di alami sang lelaki. Digo memperkirakan gadis itu seumuran dg sisi, yg harus berjuang untuk merawat laki2 yg ia perkirakaan adalah suaminya dan jg sedang mengandung buah hati dr cintanya.

Lagi2 digo memikirkan sisi, jantungnya berdegup kencang saat memperhatikan perut wanita itu. Entah kenapa tiba2 ia membayangkan wajah wanita itu berubah menjadi wajah cantik sisi yg sedang tersenyum padanya dg tangan yg membelai perutnya. Digo terus memperhatikan wanita itu smpai2 ia mengabaikan panggilan tristan.

Tristan menepuk tangan digo dan membuyarkan semua lamunan digo yg tiba2 kembali seperti semula. Tristan mengernyitkan dahinya bingung melihat reaksi digo.

Tristan: "lo knp digo??" Tanyanya penasaran.

Digo: "sisi....." ucapnya lirih.

Tristan: "sisi???" Ucapnya bingung.

Digo menatap wajah tristan yg bingung dg sikap digo. Digo meluruhkan badannya dan bersandar pada sofa, ia menangkup wajahnya dg kedua tangannya. Digo bingung knp ia membayangkan sisi seperti itu. Mungkin ini karena digo terlalu merindukan sisi, jd ia berhalusinasi seperti itu. Digo memejamkan matanya dan berfikir klo sisi akan slalu baik2 saja.

Digo: "i miss u, sayang!!" Ucapnya dlm hati.

.....................................................................................................
Nahlo...nahlo...
Jng lupa vote n coment
Salam ketjup basah
-tixoayu-

Lagu Cinta Untuk Sisi (PENDING)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum