Chap 7

405 32 13
                                    

Kedua nya sarapan dalam diam, tak ada yang bicara hanya terdengar suara denting sendok beradu dengan piring saja.


Pete sesekali mencuri pandang ke arah Perth, tentu saja tanpa sepengetahuan pria itu. Hingga sarapan nya selesai, dan ia pamit kembali ke kamar nya.


" Daddy, aku ke kamar dulu." Tak ada sahutan dari Perth, pria itu hanya mengangguk pelan sembari meneguk kopi nya.



Pete gegas ke kamar nya, sedangkan Perth masuk ke ruang kerja nya.
Hari minggu yang biasanya mereka habiskan berdua kali ini mereka habiskan dengan kesibukan masing-masing.


Pete memilih menonton film kesukaan nya dari laptop nya, sembari berbalas pesan dengan kedua sahabat nya.


Hingga akhirnya ia putuskan untuk jujur kepada kedua sahabat nya, mengenai apa yang terjadi kepada nya saat ini.


" Besok kita bertemu di rooftop, usahakan datang lebih awal." Itulah isi pesan yang Pete tulis di chat room bersama kedua sahabat nya.

*

Pete turun terburu-buru, ia ingat harus datang lebih awal ke kampus tapi justru dirinya yang bangun terlambat pagi ini. Di ruang makan sudah ada Perth yang sedang fokus dengan ponsel nya, sembari menikmati kopi panas nya.



" Daddy, aku ke kampus dulu." Pamit Pete.


" Kau tidak sarapan ?"


" Tidak dad, nanti saja di kantin....aku terburu-buru, ada kuis pagi ini." Bohong Pete, padahal ia ingin mengadakan pertemuan dengan kedua sahabat nya pagi ini sebelum kelas di mulai.


" Baiklah, hati-hati sayang."


" Iya dad, see you..." Pete bergegas pergi, dan Perth hanya bisa menatap kepergian pemuda itu.



Pete putuskan untuk mengendarai motor nya, agar lekas sampai ke kampus. Tidak sampai setengah jam ia pun sudah sampai di kampus, dan langsung menuju ke rooftop gedung fakultas nya.



Menunggu lima menit akhirnya kedua sahabat nya datang, mereka langsung duduk di kursi usang yang ada di rooftop itu.


" Pete, ada apa ? Kau oke ?" Tanya Plan.


" Pete, cerita pada kami...bukankah selama ini kita selalu saling berbagi." Timpal Nonnie.


Pete beranjak dari duduk nya, berjalan menuju pinggir rooftop sembari menatap ke bawah sana.
Kedua sahabat nya saling tatap, lalu kedua nya berdiri dan menghampiri Pete.




Semilir angin menerpa wajah mereka, terasa sejuk karena hari masih pagi sekali. Kemudian terdengar helaan nafas Pete, terasa berat seakan ada beban yang tengah ia rasakan saat ini.


" Pete..." Nonnie mengusap bahu Pete, walau tomboy tapi gadis itu sangat perasa dan ia tau kalau Pete sedang bersedih.


" Daddy_" ucap Pete.


" Seperti nya dia serius dengan tante Bai..." lanjut Pete, dengan suara lirih nya.


Plan dan Nonnie saling tatap.


" Aku sudah bilang pada daddy, kalau aku setuju dia berhubungan dengan tante Bai. Tapi..." Pete menjeda ucapan nya, kini kedua mata nya terlihat berkaca-kaca.


" Pete...kau_mencintai daddy mu ?" Tanya Plan, dan Nonnie langsung menatap nya horor.


" Maaf, aku cuma bertanya." Sesal Plan, karena sejak lama ia terus memikirkan hal itu dan jadi penasaran.


Ahhh...Daddy !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang