LawDoctor| episode 5 [°_°]

4 0 0
                                    

Sebelum membaca episode lima, baca dulu episode empat nya ya guys.

***


Mamah Ara terus merapikan barang-barang nya, menyimpan nya rapi kedalam tas kecil.

"mah"

Mamah Ara masih mengemas barang.

"mamah"

Hening.

"mah, mamah kenapa berkemas?"

Masih hening, rasanya tak tega meberitahu putrinya itu.

"mamah seharusnya mengajak Ara keruangan Zean"

"iya sayang, mama siap-siap ini ya"

Wajah Ara terlihat bingung, tapi ia tetap menurut.

***

Mobil cres baby blue itu melaju kencang ke arah tikungan jalan, menuju tempat terpencil, tempat dimana manusia tidur terakhir kalinya.

"mamah masa ruangan Zean di luar rumah sakit?"

Mamah Ara diam.

"papah?"

"iya sayang? Kenapa hm?"

"ruangan Zean dirawat ada jauh dari rumah sakit?"

"kita akan ke rumah Zean, Ra" itu bukan suara papa Ara, melainkan bang Iko yang duduk disamping Ara.

Ara terdiam, rumah Zean tidak lewat jalanan ini, Ara tau jalan ini, seperti pernah melewati nya dulu, pandangannya beredar menangkap pemandangan sekitar, mobil hitam dibelakang sana juga tampak hati-hati mengikuti mobil yang Ara tumpangi, mobil ini belok ke arah pekarangan luas.

Mata Ara membeku menatap tanah lapang dengan beribu batu nisan didepannya, hatinya seakan tak sanggup melanjutkan untuk masuk, tapi otak nya tetap ingin melihat nama Zean di nisan itu, pantas, pantas mamahnya menyuruh memakai dres hitam ini, pantas mereka membawa Ara keluar rumah sakit, dan apa kata bang Iko tadi? Rumah Zean? Ini bukan hanya rumah megah Zean Narennangga, melainkan rumah terakhir nya.

Segerombolan orang dengan baju senada terlihat mengelilingi gundukan tanah merah bersih dengan bunga yang masih segar di tengah nya, pandangan Ara langsung tertuju ke arah nama yang tertulis di papan nisan baru itu, Dewandaru Zean Narennangga lahir, lahir 7 april 2008, wafat 16 april 2020.

Ara melihat kedua orang tua Zean yang menangis di samping nisan Zean, seakan tidak rela putra tunggal nya meninggal, Ara yang melihat itu terdiam beberapa detik, hingga sedetik kemudian matanya menatap sayu ke arah mamah nya, air matanya keluar, lututnya lemas menatap gundukan tanah yang baru digali itu, tubuh mungilnya terjatuh ke bawah.

"enggaaa....Zeannnn" tatapnya nanar kearah pekuburan itu, tangan nya memberontak seakan ingin menggali tanah didepannya, bang Ean dengan sigap memeluk adiknya, kejadian ini terulang lagi, Ara sang adik menangis di pekuburan baru milik temannya.

"huaa...haa abang...bilang ke Ara ini bukan Zeann bang..." Ara terisak di ceruk pundak bang Ean.

Mamah Ara menagis, di pelukan sang suami, tak tega menatap putri kecilnya.

Sedangkan abang Ara yang lain menunduk lesu, melihat sang adik sedih kembali, sang adik yang bahkan baru-baru ini tertawa dan cerewet memarahi Zean yang malas, adiknya yang baru-baru ini bahkan sering keluar kamar daripada sibuk membaca buku tebal dikamarnya, menyibukkan diri dengan Zean.

LawDoctorWhere stories live. Discover now