Gaun Baru Acha (18)

4 2 0
                                    

Gadis kecil itu berputar-putar memamerkan pakaian baru yang dibelikan oleh Oma setelah mereka pulang dari sekolah kemarin. Acha bercerita dengan semangat kalau Oma membelikan beberapa pakaian baru yang bagus. Pakaian yang dia pakai kali ini dress selutut dengan motif polkadot pink muda di bagian bawahnya. Acha cantik sekali mengenakan dress itu, belum lagi rambutnya dikuncir dua.

"Bagus kan, Pa?" tanya Acha masih berputar-putar di kamar Elio. Sui mengikutinya berputar-putar. Elio yang bersandar di tempat tidur mengangguk dan senyum melihat gadis kecil itu tampak bahagia sekali.

Belum ada kabar tentang keberadaan orang yang mengaku gadis itu. Jaka juga sudah meminta rekannya mengusut siapa Acha sebenarnya, lahir di mana, siapa orang tua kandungnya, tapi sangat sulit mendapatkan informasi terkait dirinya.

Gadis itu mendekat dan memegang kepala Elio lembut, wajahnya tampak sedih. "Kepala papa masih sakit?" tanyanya sedih. Elio mengangguk pelan dan tersenyum.

"Sedikit, tidur bentar lagi habis minum obat juga baikan, Acha sama Oma dulu ya. Jangan nakal."

"Acha mana pernah nakal, Acha kan anak baik, anak hebat," ucap Acha sambil mengecup pipi Elio. Tampak Oma muncul sambil membawakan bubur dan obat untuk Elio.

"Jangan lupa dimakan ya, nanti setelah itu minum obatnya lalu istirahat. Acha biar sama Oma," ucap Oma kemudian meletakkan nampan ke nakas di samping tempat tidur Elio.

"Maaf ya Oma, dan makasih buat bajunya untuk Acha," ucap Elio tulus.

"Iya sama-sama, cantik ya Acha pakai polkadot gini, tau gini kemarin kita beli polkadot semua ya?" Acha tampak mengangguk senang menanggapi pertanyaan Oma. "Ya sudah kami pergi dulu, ya. Istirahat!" Oma kemudian mengajak Acha keluar dari kamar.

Tampak suara Oma berbicara sebentar saat di luar dengan seseorang dan tidak lama tampak sosok wanita yang membuat hari-hari Elio jadi lebih menarik muncul, Davinia yang resmi menjadi kekasihnya itu tersenyum. Dia sudah menggunakan pakaian kerja dan siap berangkat, tapi menyempatkan diri untuk melihat kekasihnya itu.

Davi duduk di samping tempat tidur dan mengusap wajah Elio yang tersenyum menikmati sentuhan wanita itu. "Mau aku suapin gak? Aku punya 30 menit lagi sebelum dijemput temanku ke kantor."

"Temennya cewek apa cowok?" tanya Elio kemudian membuat Davi mencubitnya dan memasang senyum. "Aduh, kok dicubit kan aku lagi sakit," ucap Elio manja.

"Habisnya," Davinia tertawa pelan lalu mengecup pelan bibir Elio dan senyum. "Cewek, itu loh temen aku yang nawarin kerjaan ini." Gadis itu mengambil bubur yang Oma siapkan dan mulai menyuapkannya ke Elio.

"Terus gimana kerjaan di sana?" tanya Elio setelah menelan beberapa suap bubur buatan Oma yang selalu berhasil mengembalikan nafsu makannya.

"Asyik, lingkungannya baik, walau gajinya gak segede yang lama tapi aku cukup happy," balas Davinia. Elio tampak lega, akhirnya gadis yang dia sukai itu bisa lepas dari mantan bos yang terobsesi dengannya. Walau ada kemungkinan Marcel akan terus mengejar Davinia karena tau Davi tinggal di mana, tapi setidaknya mereka tidak berada di kantor yang sama lagi.

Setelah selesai menyuapkan bubur ke Elio, Davi melihat jam dan pesan di ponselnya. "Dia udah mau masuk kompleks, nih. Aku siap-siap dulu ya. Jangan lupa makan obatnya, ya?"

"Iya bawel, semangat kerjanya, ya," ucap Elio kemudian. Davinia menatapnya dan tersenyum nakal lalu menjatuhkan tubuhnya di atas dada Elio. Tidak lama keduanya saling mencumbu dengan mesra. "Kalau gini aku gak mau biarin kamu kerja," ucap Elio setelah ciuman panjang dan penuh gairah di pagi hari itu. Davinia tertawa saat melihat lipstiknya memenuhi bibir Elio.

"Nanti kita lanjutin lagi, oke? Istirahat ya sayang," ucap gadis itu membetulkan kemejanya yang sedikit berantakan. Dia menunduk lagi dan kembali mengecup Elio lembut, kemudian meninggalkan pria itu sendirian.

Whisper For HelpWhere stories live. Discover now