5

4K 333 9
                                    

"masih sakit kepala nya?" Tanya kei mengusap ngusap kepala alka dan di beri gelengan oleh alka

"Nggak demam" ujar asya saat menempelkan punggung tangan nya di dahi alka

"Ya nggak bego, adek kan bilang kepala nya sakit aja" ujar Risya menabok pelan kepala asya

"Adek udah mendingan kan" tanya Evan memastikan, dan di beri anggukan oleh alka

"Yaudah kalo gitu adek ganti baju dulu ya, badannya biar di lap lap aja, lukanya kan belum terlalu sembuh" ujar Evan  tersenyum lalu mengambil setelan baju tidur berkualitas terbaik dari dalam lemari, mengingat hari pun sudah sore, tadi alka tertidur saat sampai di rumah, maksud nya mansion

"Kalian semua keluar sana" usir Evan pada mereka yang berada di dalam kamar, lalu Evan menggendong alka ala koala dan membawanya ke kamar mandi

"Waaah, kita keduluan nih" ujar asya tak terima

.

.

.

"Makan yang banyak ya" ujar Evin menambahkan sepotong paha ayam pada piring alka, mereka semua tengah menyantap makan malam

"Dari tadi piring alka terisi terus, kalo nggak dimakan mubazir, tapi alka udah kenyang" batin alka menatap piring nya yang terisi kembali

"Kok bengong sih dek, mau kakak suapin hmm" ujar asya di beri gelengan oleh alka

"Sudah, sini biar kakak yang habisin" ujar Evan yang duduk di samping alka dan mengambil piring alka yang penuh dengan makanan

"Makasih Abang!!" Ujar alka girang, Abang nya ini sungguh peka

"Tapi Al harus cium pipi Abang dulu" ujar Evan mendekat kan pipinya dan langsung di cium oleh alka

"Gua menang dua langkah dari kalian" batin Evan tersenyum smirk, smirk yang dapat mereka lihat dan mereka tahu maksudnya, tampak sekali awan hitam sudah berada di atas kepala mereka, bahkan sendok, garpu, maupun pisau sudah bengkok akibat menahan marah mereka

"Adek sini, udah selesai kan mam nya"  ujar tuan muda pertama bernama Edrick, dia memang sengaja di mansion untuk menata kamar alka, dia tak ikut makan malam dengan alasan habis makan di luar dengan temannya

"Iya" jawab alka dan beranjak dari kursi namun  Evan menarik tangan nya dan mencium pipi nya mengakibatkan awan hitam kini bercampur dengan kilat dan petir petir yang menggelegar di atas mereka

Plak....

Nampak Edrick jengkel dengan Evan, alhasil ia memukul kepala Evan dengan panci kesayangan nya

"Aisssh, kalo iri bilang kalik!!" Jengkel Evan mengelus ngelus kepala nya, Edrick memutar bola matanya malas dan lalu menggendong alka ala koala dan membawanya ke ruang tengah untuk menonton animasi anak anak

.

.

.

"Lo Beli dimana pacifier nya?" Tanya bian sambil terus memainkan pipi alka yang tembam  dan naik turun karena menghisap pacifier

"Tadi pas menuju restoran, gua singgah ke toko Gucci, niat nya sih buat ambil baju yang gua pesan buat Alka, tapi mata gua liat pacifier, dan gua rasa cocok deh kalo alka make, alhasil gua beli deh" ujar asya mereka semua ber oh bersamaan dan asya mencibik tak suka

"Tapi ide Lo bagus juga, sayang nya, muka imut alka jadi nggak terlalu kelihatan lantaran lukanya" ujar kei di angguki semua nya

"Oh ya, grandma, grandpa, mom, dad, aunty dan  uncle kapan sampai nya?" Tanya Evin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BABY BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang